AADJ - 15. Rusuh

35 5 0
                                    

"Kalian duduk sini, biar gue aja yang mesenin." Ucap Dara kini menatap kedua temannya Jihan dan Chacha. Dara melangkah untuk menghampiri pak Ibrahim, penjual mie ayam di sekolahnya. Sedangkan, temannya menunggu. Mereka tengah berada di kantin sekolah. Setelah bu Ririn memberitahu bahwa kelas akan free, mereka merasa bosan. Jadi mereka memutuskan untuk pergi ke kantin.

"Mang mie ayam nya 3,yang satu nggak pake sawi sama teh manisnya 4
3,yang satunya jangan terlalu manis."

"Siap neng Dara,ditunggu." Ucap pak ibrahim, lalu Dara berbalik badan menghampiri ketiga temannya kembali.

"Han, lo keknya harus hati-hati sama Sella." Ucap Chacha memperingati.

"Kalo menurut gue sih, dia bakalan ngerencain sesuatu Han." Kata Dara ikut duduk di sebelah Chacha.

"Iya, keep calm." Sahut Jihan setenang mungkin.

"Oh ya Han, lo udah putus kan dari Defan." Ucap Chacha. Pasalnya sahabatnya ini telah mengetahuinya, karena beberapa kemarin Jihan memberi tahukan melalui grup WA.

Jihan mengeryit binggung. "Kenapa emang kalo udah putus."

"Bukan apa-apa sih. Lo inget sama bang Sat?" Ucap Chacha hati-hati, sementara Dara masih berkutik memainkan ponselnya.

"Inget, yang kemarin-kemarin lo ngebet banget gue jadian ama dia kan?" Sahut Jihan malas.

Chacha hanya menampakkan deretan gigi putihnya. "Lo emang nggak mau sama dia? Udah cakep, pinter, most wanted, ketua OSIS pula behh." Ucapnya sambil geleng-geleng berapa sempurnanya Satria di mata Chacha.

Jihan hanya diam, tak membahas perkataan Chacha. Sementara Dara masih saja memainkan ponselnya.

"Lo lagi ngapain sih Dar?" Senggol Chacha pada bahu Dara membuat Dara sedikit tersentak.

"Eh,gapapa." Sahut Dara lalu memasukkan ponselnya di saku kemejanya.

"Lagi chatan sama Aldi? Atau sama Gilang?" Terka Chacha.

"Pasti Aldi tuh. Bukannya Aldi ciee." Tambah Jihan semakin membuat pipi Dara memerah.

"Lo kalo cinta, cepet ungkapin. Keburu di sabet orang." Ucap Chacha sambil kembali menyenggol bahu Dara.

"Cuman temen Cha!" Ucapnya sembari menerima nampan pak Ibrahim lalu menyodorkan semangkok mie dan es teh pada Chacha dan Jihan.

"Alah, bilangnya cuman temen, tapi chatannya romantis banget, langsung fast respon, kalo dia bales senengnya minta ampun." Ledek Chacha.
"Iya nggak Han?"

"Tau tuh,kalo udah sama orang lain jangan nyesel." Ucap Jihan lalu menunduk. Entah mengapa, bayangan Defan yang kemarin memeluk seseorang perempuan seketika terlintas.

'Braaaakkkkkk'

Seketika Jihan, Chacha, dan Dara memekik. Pasalnya seseorang datang tiba-tiba dan langsung mengebrak meja di kantin. Sontak semua murid menatap sumber suara.

"Nggak ada akhlak banget lo. Dateng-dateng main gebrak meja." Ucap seseorang dengan tampang badboynya sambil memukul pelan bahu sang pengebrak.

Siapa lagi kalau bukan Alan and the geng. Iya bisa dijelaskan kembali bahwa sang pengebrak meja secara tiba-tiba itu adalah Chiko, cowok badboy dengan sikap absurd nya serta yang memukul bahu Chiko secara perlahan adalah Alan. Mereka juga menyusul ke kantin bersama Jihan dan kawan-kawan. Alasannya hanya karena sinyal wi-fi di kelasnya rendah.

"Untung temen-temen gue kagak ada yang jantungan." Ucap Jihan menatap Chiko yang masih berdiri di samping mejanya.

"Dedek Jihan bisa aja. Boleh ngga abang Chiko duduk di sini." Ucap Chiko menunjuk bangku yang masih tersisa longgar di samping Jihan sambil mengedip-ngedipkan matanya.

ANTARA ALAN DAN JIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang