AADJ - 8. Pertemuan Tak Sengaja

43 6 0
                                    

Suasanaya canggung bercampur hening. Biasanya mereka di penuhi dengan perdebatan duniawi. Tapi kini hanya suara dentuman mobil, motor, dan truk yang terdengar.

"Han, lo mau ke minimarket dulu ngga? Gue mau beli sesuatu?" Tanya Alan memecah keheningan.

"Terserah Lo."

"Lo marah sama gue Han?" Tanya Alan.

"Menurut ngana?!"

"Mana gue tau, kan lo nggak bilang."

"Kalopun gue bilang lo ngga bakalan."

"Bakalan apa?" Binggung Alan tak mengerti.

"Lo bisa ngga sih naik motor agak cepet dikit?!" Perintah Jihan dengan suara meninggi.

Alan yang mendengarnya hanya cengengesan sambil menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Sengaja Alan memelankan kecepetan motornya, ingin lebih tau pasti tentang Jihan. Dimana yanga biasanya gadis itu lakukan ialah cerewet, mau menang sendiri, ngga mau ngalah, dan ribet terkadang. Tapi entah apa yang sedang ia pikirkan.

"Ke mini market dulu ya,Jihan" Ajak Alan dengan suara di lembut-lrmbutkan.

"Yo" Jawab Jihan singkat.

****

"Lo mau beli apa?" Tanya Jihan pada Alan.

"Makanan.Lo mau nitip?"

Jihan hanya bergumam, mengecek saku di rok abu-abu miliknya dan juga kemeja putih yang melekat di tubuhnya.

"Ngga deh."Ucap Jihan dengan raut wajah sendu. Karena, uang sakunya hanya tersisa tiga ribu rupiah.

"Gue yang bayar!"

"Tumben lo baik, ada apa?"

"Ya ampun Han, gue kan emang baik hati, penyayang, jujur, tidak sombong dan rajin menabung."

"Emm, mencurigakan."

"Udah lo mau nitip apa?buruan! "

"Bener lo yang bayar kan?"

"Iya Jihan Almaira."

"Yaudah."

"Yaudah apa? Buruan Han lo mau nitip apa?!" Kesal Alan.

Jihan hanya bergumam sambil mendekatkan jari telunjuknya di dagu, layaknya orang yang sedang berpikir.

"Gue, mau nitip..." Ucapnya menggantung.

"Cepet anjir!"

"Roti cokelat, beng-beng yang dingin, es cream rasa coklat, es cream rasa vanila, sama susu kotak. Udah itu aja." Ucap Jihan dengan santai.

Alan yang mendengarnya tentu saja melotot, permintaan Jihan sangat merepotkan. Layaknya dikasih hati minta jantung. Dikasih kebaikan malah minta yang lebih.

"Itu aja lo bilang, segitu banyaknya lo bilang itu aja?!"Ucap Alan yang penuh penekanan.

"Kalo ada oreo redvelvet sekalian."

"Banyak maunya lo!"

"Gue laper Lan. " Rayu Jihan dengan mengerucutkan bibirnya beberapa senti dengan raut sendu.

"Giwi lipir Lin" Ulang Alan dengan menye-menye.

"Gue tunggu disini ya."

"Iye."

Jihan menunggu di bangku depan minimarket, sementara Alan memasuki minimarket untuk membeli makanan.

Lain halnya dengan Alan yang kini berada dalam minimarket. Sibuk memilih beberapa camilan dan minuman. Lalu, memasukkannya ke dalam ranjang belanja.

ANTARA ALAN DAN JIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang