AADJ - 1. Kelas Neraka

145 42 73
                                    

"Panas banget hufft" Gerutu Jihan sembari mengibaskan buku tulis miliknya.
Wajahnya yang dihiasi keringat yang bercucuran seakan membasahi rambut panjang miliknya.

Jihan kini tengah duduk di bangku miliknya. Posisi bangku Jihan yakni urutan paling depan tepat di depan meja guru. Di samping kanan Jihan ialah bangku milik Chacha. Samping kanan bangku Chacha,ada bangku Karina. Samping kanannya bangku Karina ada bangku Dania.

Para lelaki yang sering memilih tempat duduk di bagian belakang.

"Chik, remote AC mana? " Tanya Jihan.

"Listriknya mati Puteri Jihan" Sahut Chiko tanpa menoleh.

"Ampun dah,panas banget." Kesal Jihan.
"Woi!! kipasin gue dong. Nanti gue traktir bakso semangkok. Panas banget sumpah, kek neraka!" Perintah Jihan. Tapi tak membuat para lelaki menoleh.

Seperti biasa, para siswa laki-laki tengah asik memainkan ponsel mereka di bangku paling belakang. Dengan tangan yang menekan-nekan layar, serta posisi hape yang miring. Apalagi kalau bukan nge-game. Nge game ialah hobi yang sangat di gemari oleh para kaum lelaki.

"Daripada lo lo pada ngegame ngabisin kuota,mending kipasin gue"spontan Jihan.

Tak lama kemudian terdengar suara ketukan pintu.

'Tok..tok..tok'

Siswi perempuan tentu saja saling menoleh. Tapi tidak dengan siswa laki-laki yang tak peduli sama sekali dan terus menatap ponsel milik mereka masing-masing.

"Assalamualaikum permisi, ada yang namanya Jihan?" Tanya seseorang lelaki yang tadi mengetuk pintu.

"Iya, gue ada apa? " Tanya Jihan sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Dipanggil bu Ririn Riani di ruang guru. Ditunggu sekarang ya" Ucap sopan lelaki tersebut.

"Oke" Sahut Jihan sembari mengangkat tangan kanannya serta jari telunjuk dan ibu jarinya saling bersentuhan membentuk huruf O (👌🏻) .

Lelaki tersebut kemudian melangkah pergi,meninggalkan kelas 11 IPA 3.

"Cha, temenin gue ke ruang guru yok" Pinta Jihan pada Chacha.

"Gabisa gue masih ngerjain tugas nih" Sahut Chacha tak berpaling dari buku yang ia tulisi.

"Yah, Cha. Terus gue sama siapa? " Keluh Jihan dengan wajah memelas.

"Ajak Karina atau Dania gitu kek. Beneran gue masih nulis ini. Lo ga liat? " Ujar Chacha.

"Iya.. Iya" Kesal Jihan karena Chacha tak mau menemaninya ke ruang guru.

Lalu, Jihan menghampiri Karina yang berada di bangku belakang bersama para lelaki yang tengah bermain game.

"Rin, temenin gue ke ruang guru yuk! " Pinta Jihan ke Karina.

"Gue narik uang khas ini Han. Sorry ya" Sahut Karina tanpa menoleh.

"Yah,biar Dania aja kalo gitu" Nego Jihan pada Karina.

"Dania bagian nyatet uangnya" Sahut Karina.

"Iya Han sorry ya" Ucap Dania yang masih mencatat nama-nama siswa yang telah membayar khas.

"Terus gue sama siapa? " Rengek Jihan.

"Sama gue aja gimana? Puteri Jihan bersediakah bersama dedek Chiko? " Sahut Chiko dengan nada yang di buat-buat.

"Najis" Singkat Jihan.

"Woii!!! Terus gue sama siapa ke ruang gurunya anjir! " Teriak Jihan.

"Lo sendiri aja ngapa Han? Daripada Bu Ririn entar nungguin lo disana" Ucap Gilang sang ketua kelas.

ANTARA ALAN DAN JIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang