Chapter 10

1.5K 93 4
                                    

Author capek nulis, jadi hargai.
______________________________

Happy reading 💋

Rose mengangguk mengerti, ia segera masuk ke ruang ganti lagi untuk mencoba wedding dress yang sudah dipesankan oleh mama mertuanya itu. Setelah beberapa menit, Rose keluar dari ruang ganti. Yoona terkejut, takjub dengan kecantikan dan keanggunan menantunya tersebut.

"Astaga Rose sayang, kamu!" Yoona menggantung kalimatnya, tidak bisa berkata-kata lagi untuk mengekspresikan penampilan luar biasa dari Rose.

"Rose tidak cocok ya ma?!" Tanya Rose minder.

"Tidak sayang, kamu terlihat sangat cantik. Sampai mamah tidak tau harus berkata apalagi!" Puji Yoona tulus.

Wajah Rose merona, malu dengan pujian dari mamah mertuanya. Baru kali ini dia mendapatkan pujian setulus ini. Biasanya orang memujinya hanya agar bisa dekat dengan Rose saja.

"Makasih ma!" Balas Rose malu-malu.

Setelah selesai dari Boutiq, Yoona mengajak Rose pergi minum cafe dipinggir jalan. Mau tidak mau Rose menerima ajakan itu. Dan disinilah mereka sekarang duduk mengobrol sambil menikmati kopi dari kafe tersebut. Rose memesan salah satu dessert di kafe tersebut.

"Rose, kenapa kamu manis sekali sayang. Andai kamu anak kandung mama, pasti mama senang memiliki anak perempuan semanis kamu" ujar Yoona mencubit pipi Rose gemes. Ia sangat menyukai Rose.

Rose tersenyum canggung, ia sedikit merasa tidak nyaman dengan perhatian manis yang mamah mertuannya itu berikan. Rasanya tidak terbiasa, mengingat ia jarang mendapatkan perhatian manis dari kedua orang tuanya.

"Trimakasih tan-, maksudnya mah!" Balas Rose, masih tidak terbiasa dengan panggilan mamanya untuk Yoona.

Setelah itu suasana menjadi sunyi kembali. Sampai Yoona berbicara lagi.

"Rose, sekarang sudah kelas beraps?" Tanya Yoona penasaran.

"Em, sudah lulus mah. 3 bulan lagi masuk kuliah!" Jelas Rose

"Kuliah dimana?" Yoona semakin antuias bertanya. Ia ingin sekali mengetahui semua tentang Rose.

"Di Universitas xxx mah!" Jawabnya. Rose merundukan kepalanya. Tidak berani menatap Wajah Yoona.

"Wah, Chanyeol juga pernah kuliah disana!" Ujarnya senang.

Di tempat lain, Chanyeol sedang berada di ruangan kerjanya. Ia sedang memeriksa beberapa berkas rumah sakit. Tiba-tiba ponselnya berdering. Chanyeol segera mengambil ponselnya kemudian menyambungkannya.

"Hallo, Chanyeol!"

"Ya, ada apa?"

"Cepat datang ke rumah ku, jisoo sepertinya demam"

"Aku sekarang sedang sibuk"

"Aku kasih waktu 10 menit untuk kamu datang ke sini"

"Tapi aku sed-"

Suho langsung memutus sambungan telponnya, sebelum ia menyelesaikan kalimatnya. Chanyeol menggeram kesal dengan sepupunya itu, yang sangat suka mematikan sambungan telponnya sepihak belum sifat memerintahnya itu sangat menyebalkan. Sial, Chanyeol sangat kesal sekali. Kenapa ia bisa memiliki sepupu semenyebalkan itu. Dan lagi kenapa tidak meminta dokter lain saja? Dia ini bukan dokter pribadinya, yang bisa diminta datang kapanpun diminta. Chanyeol seorang dokter sekaligus ceo dari rumah sakitnya.

Chanyeol bangkit dari kursinya, meraih mantel dan kunci mobilnya kemudian keluar dari ruangannya dengan wajah kesal. Beberapa perawat wanita menyapanya ramah, tapi diabaikan oleh Chanyeol.

Im Normal | Chanrose |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang