Chapter 11

1.8K 108 21
                                    

Author capek nulis, jadi hargai
______________________________

Beberapa hari kemudian, akad nikah Rose dan Chanyeol pun tiba. Semua orang datang dan berkumpul diaula menunggu kedatangan kedua mempelai. Terlihat Yoona dan Jimin sudah duduk diposisi mereka. Tetapi dimana orang tua Rose, kenapa tidak terlihat dimanapun? Apa mereka sedang berada diruang ganti menemani Rose? Sepertinya tidak. Mereka sudah pulang kembali keluar negri, mengurus bisnis penting mereka. Pernikahan Rose tidaklah terlalu penting dari kerja sama yang bernilai jutaan dollar.

"Hallo, Mamah dan Papah dimana?" Tanya Rose. Ia menunggu kedua orangtuanya untuk menemaninya diruang ganti.

"Maaf sayang, kami sedang berada dibandara. Ada rapat penting di paris dan kami harus menghadirinya!" Jawab mereka.

Rose langsung terdiam, bibirnya keluh untuk berbicara lagi. Sepatah kata saja sangat sulit. Air matanya ingin menerobos keluar.

"I-iya Mah tidak apa-apa!" Rose berusaha agar air matanya tidak jatuh.

"Makasih sayang, nanti akan Mamah kirimkan hadiah dari paris sebagai hadia pernikahanmu!"

"Iya Mah makasih!" Balas Rose memaksa untuk tetap tersenyum.

"Kalo begitu Mamah tutup telponnya, pesawat kami sudah menunggu. Bye sayang!" Ucap Mamahnya langsung mematikan sambungan telponnya.

"Iya Mah hati-hati disana."

Rose menutup telponnya, meletakannya di atas meja rias didepannya. Kenapa hatinya sangat sakit? Padahal orang tuanya sudah biasa sibuk seperti ini. Seharusnya ia terbiasa bukan malah sakit hati seperti ini. Air mata Rose pun jatuh tidak tertahankan.

"Maaf nona saya datang lama. Saya adalah pengrias makeup pernikahan nona!" Ucap wanita itu.

Rose segera mengusap air mata dipipinya, mengubah ekspresi wajahnya kembali normal. Ia tidak boleh menunjukan
Rose sedang dirias, ia terlihat sangat cantik mengenakan gaun pengantin.

"Nona sangat beruntung bisa menikahi dengan tuan Chanyeol!" Ucap Wanita pengrias itu.

"Beruntung?" Rose mengulang perkataan wanita itu.

Rose menatap dalam bayangannya di cermin, ia terlihat sangat cantik mengenakan gaun warna putih gold, rambut yang ditata sangat indah, dan polesan make up yang menambah keanggunan seorang pengantin.

Pernikahan yang sebenarnya ia tidak inginkan, tepatnya Rose terpaksa melakukan pernikahan ini demi membantu bisnis keluarganya. Ironi memang. Menikahi tanpa adanya cinta hanya mengataskan sebuah hubungan politik bisnis.

"Iya, tuan Chanyeol tampan dan kaya juga baik dan sopan. Nona pasti akan hidup bahagia bersama tuan Chanyeol!" Jelas wanita itu.

"Bahagia?" Rose bergumam. Benarkah ia akan bahagia setelah menikah? Kenapa Rose merasa tidak akan mendapatkan kebahagiaan yang dimaksud wanita itu. Pernikahan ini hanyalah politik kerja sama antara keluarga Rose dan keluarga Chanyeol. Apakah benar pria itu akan memberikannya kebahagiaan? Entah kenapa hati Rose dengan kuat menjawab TIDAK karena ia tahu kebahagiaan apapun tidak akan ia dapatkan. Melalui orangtuannya ataupun dari orang lain. Memang Tuhan menakdirkannya untuk tidak mendapatkan kasih sayang dari siapaun.

Memikirkan tentang kedua orangtuanya membuat hati Rose teriris. Kenapa tidak ada yang peduli padanya? Tidak ada yang menginkannya. Apakah Tuhan sangat membencinya? Kejahatan apa yang telah Rose lakukan dikehidupan lalu, sehingga Tuhan memberikan takdir seperti ini padanya. Ia sudah tidak tahan lagi dengan semuanya.

"Apakah hanya cara itu yang bisa membuatku bahagia?!" Batin Rose berucap, tanpa sadar air matanya jatuh.

"Nona jangan menangis? Riasan makeupnya akan rusak nanti!" Ucap penata rias itu panik, segera mengapus air mata Rose yang jatuh lalu memperbaiki riasannya.

Im Normal | Chanrose |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang