4 ; kalah

2.1K 361 29
                                    

Sebenarnya, Taeyong tahu perbuatan Woori kepada Jisoo. Taeyong bahkan mendengar sendirinya tentang Woori yang tertawa mengejek ketika ia berpikir sudah bisa menggelabui Jisoo.

Taeyong bukan orang bodoh yang bisa di kelabui. Ia juga tak menginginkan Jisoo beradu mulut dengan Woori, karena ia mengkhawatirkan Jisoo.

Walaupun hubungan mereka sudah di ketahui oleh publik, bukan berarti para pembenci Jisoo membiarkannya bahagia.

Dan karena itulah Taeyong lebih memilih melindungi Jisoo dalam diam tanpa diketahui oleh banyak orang.

"Mr. Lee, semuanya sudah di bereskan. Para pembenci Ms. Kim Jisoo sudah di tuntut atas perbuatan tidak menyenangkan dan pencemaran nama baik."

Taeyong yang sedang duduk menolehkan pandangannya dan melihat orang kepercayaannya sedang menjelaskan pekerjaannya.

Taeyong yang sedang duduk menolehkan pandangannya dan melihat orang kepercayaannya sedang menjelaskan pekerjaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jisoo tidak tahu, bukan?" tanya Taeyong memastikan.

Mr. Seo menggelengkan kepalanya dan menjawab dengan sopan, "Tidak, Mr. Lee. Semuanya aman terkendali."

Taeyong tersenyum, ia menganggukkan kepalanya dan berkata, "Bagus. Terima kasih Mr. Seo."

"Kalau begitu, saya pamit undur diri dulu, Mr. Lee." Mr. Seo memberikan hormat kepada Taeyong dan pergi meninggalkan Taeyong seorang diri.

Taeyong bangun dari tempat duduknya. Ia berjalan menuju jendela ruangannya dan menghela napas.

Setidaknya, orang-orang yang menyakiti Jisoo lumayan berkurang dan Taeyong bisa menghembuskan napas dengan lega.

Tok tok tok

Terdengar suara pintu di ketok. Tanpa membalikkan badannya, Taeyong berseru, "Masuk!"

Seseorang yang menggetuk masuk ke dalam ruangannya dan menghampiri Taeyong. Siapa lagi kalau bukan Kim Woori.

Gadis cantik itu mendekati Taeyong dan tersenyum tipis, "Mr. Lee."

"Ada apa?" tanya Taeyong tanpa berniat menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ada apa?" tanya Taeyong tanpa berniat menoleh.

"Saya ingin mengingatkan kembali jikalau besok pagi ada rapat mengenai produk baru," jelas Woori.

Taeyong mengerutkan dahinya, "Besok? Rapat besok bukannya di undur satu minggu ke depan, ya."

Woori terkejut. "Oh? Benarkah?!" Ia dengan cepat membuka lembaran-lembaran kertasnya dan langsung menundukkan kepalanya. "Maafkan saya, Mr. Lee. Rapat besok di undur satu minggu ke depan. Besok hanya ada kunjungan ke pabrik baru."

Taeyong menganggukkan kepalanya. Ia tak berniat menolehkan pandangannya, tapi indra penciumannya mencium aroma yang ia kenal.

Parfum milik Jisoo.

"Ms. Kim?" panggil Taeyong.

"Ya?" tanya Woori.

Taeyong menghela napas, ia membalikkan badannya dan menatap tajam Woori. "Ini sudah berapa kalinya Anda melakukannya, Ms. Kim."

Woori terlihat bingung, ia terdiam ketika mata tajam Taeyong menatapinya. Ia mematung dan tak tahu harus melakukan apa. "Apa yang saya perbuat, Mr. Lee?"

Taeyong menggelengkan kepalanya dan berkata, "Berulang kali Ms. Kim membohongi Jisoo. Berulang kali juga Ms. Kim mengikuti semua hal yang ada di Jisoo." Taeyong menghela napas. "Sebegitu inginnya Ms. Kim menjadi Kim Jisoo?"

Woori terdiam mendengar teguran dari Taeyong. Entah kenapa ia tiba-tiba menjadi takut melihat Taeyong saat ini.

Dengan tatapannya yang tajam, Taeyong melanjutkan ucapannya. "Saya tahu Anda lebih tua dari saya, tapi seengga bisanya ya jadi diri sendiri?"

 "Saya tahu Anda lebih tua dari saya, tapi seengga bisanya ya jadi diri sendiri?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woori tetap diam. Sebenarnya, ia tidak akan menyangka kalau Taeyong akan menegurnya langsung. Padahal ia berharap, Taeyong akan bertanya walaupun dengan intonasi yang cuek.

"Maaf, Mr. Lee," sesal Woori, "saya hanya ingin menjadi Kim Woori di dalam hidup, Mr. Lee."

"Anda bisa jadi Kim Woori di pertemuan saya, tapi tetap tidak bisa jadi Kim Jisoo di dalam kehidupan saya." Taeyong berkata dengan tegas.

Woori menghela napas dan membalas tatapan Taeyong. "Tapi, setidaknya saya berada lebih dekat dengan Mr. Lee di bandingkan Kim Jisoo."

Taeyong menghembuskan napasnya berat. Ia memasukkan kedua tangannya di dalam saku dan menatap Woori dengan tatapan menantang, "Benarkah? Tapi, mau sedekat apapun Anda kepada saya, saya tetap akan pulang menuju Jisoo dan Jisoo akan pulang menuju saya. Itu sebuah perbedaan yang terlihat bukan, Ms. Kim?" Dengan wajah datarnya, Taeyong melanjutkan ucapannya lagi. "Rumah saya berada di Jisoo. Saya minta, tolong hentikan perbuatan konyol ini, Kim Woori."

Woori kembali terdiam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Woori kembali terdiam. Ucapan Taeyong ada benarnya. Mau sedekat apapun ia dengan Taeyong, pada akhirnya tempat berpulang Taeyong bukan padanya.

"Dari awal saya hanya diam, Ms. Kim. Saya menghargai Anda, karena Anda adalah cucu semata wayang Mr. Kim." Taeyong menghela napas. "Tolong, jangan buat saya menyesal bekerja sama dengan Anda, Ms. Kim."

Di saat suasana sedang serius, "Mr. Lee, bukankah saya dengan Kim Jisoo memiliki marga yang sama?" tanya Woori tiba-tiba. "Itu berarti saya bisa memiliki Anda."

Taeyong menggelengkan kepalanya. "Walaupun marga kalian sama, tetap saja perasaan tidak bisa di paksa, Ms. Kim."

Untuk pertama kalinya, Woori merasa ia benar-benar kalah.

happy ❝✔❞ ; taesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang