~Gi Ara. (You)
Suhu malam hari yang dingin dan juga gelap seperti saat ini, merupakan waktu yang tepat untuk mencari mangsa lagi setelah sekian lama kami berhenti. Rasa dan aroma dari cairan merah itu sungguh kami rindukan. Setelah resmi menjadi bagian dari bangsa vampir, aku merasa ada banyak yang berubah dalam diriku.
Aku memang terkenal pemberani saat masa kuliah dulu. Hingga satu kejadian membuat aku dan tujuh orang sahabatku terpisahkan. Aku menjadi gadis yang penakut karena trauma sialan itu. Untung saja, Jungkook mengigitku saat Yura ingin melenyapkanku dari dunia ini.
Tidak heran jika sebelum Bangtan mengenal diriku, mereka teramat membenci manusia. Dan kini aku merasakannya. Sebab Yura telah membuat kedua orang tuaku pergi untuk selamanya! Bahkan aku belum sempat membahagiakan mereka. Sungguh dia adalah gadis iblis yang berwajah manusia.
Selepas kejadian hari itu, anak junior Bangtan--TXT- langsung membawa Yura ke rumah sakit bersama dengan bukti agar Yura mendekam dalam penjara karena telah mencoba membunuh.
Kini aku tidak perduli lagi dengannya. Aku bahkan ingin berterimkasih pada Yura, karenanya, aku bertemu dengan pria yang... Entahlah. Aku mungkin menyukainya.
Dia sama sepertiku. Vampir tertua dari lima bersaudara. Aku tidak tahu pasti mengapa Bangtan menyebut mereka TXT. Tetapi, masa bodoh dengan nama mereka. Toh itu tidak penting. Yang terpenting saat ini adalah, dia. Pria tinggi yang dahulu sempat menjadi orang suruhan Yura. Orang yang pernah memberikan aku sebuah tusukan di bagian perut.
Pada awalnya, aku mengira jika pria itu adalah manusia, dan dia sama jahatnya seperti Yura. Ternyata aku salah. Dia pria yang baik. Ah, lebih tepatnya vampir yang baik. Tubuh tinggi, wajah yang tampan... Arrgghh sepertinya aku mulai tergila-gila padanya.
"ARAAA! KAMU GA MAKAN? INI AKU UDAH SIAPIN MAKANAN BUAT KAMU!!" Teriakan Seokjin oppa tentu saja langsung membuat aktifitas menulisku terhenti.
Aku tersenyum lalu menyimpan buku diaryku ke dalam laci. Jika kalian bertanya aku tinggal dimana sekarang, tentu saja aku tinggal bersama Bangtan. Dan perihal rumah lamaku. Aku sudah menjualnya.
Karena rumah itu besar dan mewah, banyak orang yang berlomba untuk memilikinya. Awalnya aku tidak mau menjualnya, karena biar bagaimana pun, itu rumah pemberian papa. Hanya saja Bangtan terus memaksaku untuk menjualnya, agar aku tidak terus-terus sedih ketika melihat rumah itu. Begitu kata mereka.
"Ara-ssi?" -Jk.
Kedatangan Jungkook di kamarku membuat lamunanku terbuyarkan. Aku menoleh mentap pria tampan itu. Jungkook selalu perhatian denganku. Bahkan dia terkesan posesif di banding Bangtan yang lain.
"Ne? Kok kamu ga ngetuk pintu dulu sih? Kebiasaan!" Omelku seraya menatapnya dengan sinis.
Jungkook terkekeh lalu berjalan masuk ke dalam kamarku. Dia melingkarkan tanganya di leherku, lalu dagunya ia letakkan di atas kepalaku. Sesekali menghirup dengan dalam aroma rambutku.
Perlakuan Jungkook padaku tidak pernah aku anggap berlebihan. Aku justru senang karena merasa sangat beruntung memiliki seorang kakak yang perhatian seperti Jungkook. Ingat. Bukan hanya Jungkook saja, melainkan semua Bangtan juga. Tanpa terkecuali.
"Jin hyung udah manggil kamu makan Ara sayang. Kenapa ga turun?" Ucapnya lagi-lagi mencium rambutku.
"Aku baru aja mau turun, kamu udah dateng." Jawabku. Perlahan Jungkook melepaskan tangannya dari leherku. "Yaudah ayo kita turun. Yang lain udah nungguin tuh dibawa." Balas Jungkook seraya menggenggam tanganku.
Aku tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigiku. Jungkook memutar matanya kesal. Ia sudah hafal dengan sikapku yang seperti itu. Jika aku tersenyum lebar hingga gigiku kelihatan, itu tandanya ada sesuatu yang aku inginkan. Dan aku tidak suka jika di tolak.
"Ok. Sekarang kamu mau apa lagi?" Tanya Jungkook setelah dia menghelas nafasnya. Aku merentangkan tangan dengan memasang wajah aegyo andalanku, yang selalu membuat para Bangtan menyerah. Termasuk Jungkook kali ini.
"Gendong aku sampe ke ruang makan. Hehe..." Ujarku yang diakhir dengan tawa ringan.
Untuk kedua kalianya Jungkook kembali memutar bola matanya jengah. Walaupun sebenarnya ia enggan menuruti permintaanku, tapi lihatlah. Dia bahkan sudah berjongkok di depanku. Memperlihatkan punggungnya.
"Ayo naik! Kamu tuh ya, dari dulu ga pernah berubah! Untuk aku sayang sama kamu Ra!"
Aku yang tertawa ketika mendengarnya berkata seperti itu. Dengan segera aku pun naik ke punggungnya. Lalu perlahan Jungkook akhirnya berdiri dan kami beranjak menuju ke ruang makan bersama Bangtan yang lain.
Kalian tahu? Aku sungguh menyayangi Bangtan. Begitupun sebaliknya. Tapi apa kalian juga tahu? Aku merasakan sesuatu yang aneh pada Jungkook. Entahlah.
Aku pun tidak tahu pasti apakah perasaanku ini benar atau tidak. Besar harapanku, jika apa yang saat ini aku rasakan hanya sebuah perasaan biasa. Jungkook tidak mungkin memiliki perasaan yang melebih seorang kakak pada adiknya. Maksudnya, Jungkook tidak mungkin menyimpan perasaan padaku. Sungguh aku tidak percaya jika Jungkook akan seperti itu.
Jungkook oppaku. Dan aku adiknya. Jadi dia tidak mungkin memiliki perasaan yang lebih padaku. Iyakan?
Aku harap semoga saja itu benar.
====Bersambung====.
.
.
.Annyeong ARMY and MOA!!!
"Choose Who?" Akhirnya UPDATE yuhuuu!!!Semoga suka ya!
Btw ini baru prolognya. Dan sama seperti cerita AWY kemarin. Kali ini Choose Who akan di tulis oleh dua orang.Melody x Alfaa
YEEYY!!!
Untuk itu, jangan lupa vote, comment and share ke temen kamu yang ARMY dan juga MOA. Ajak mereka semua berhalu ria disini. Tapi pastika. Mereka harus membaca dua cerita utama yaitu The Vampires dan Always with You.
Kali aku dan Alfa akan usahain biar alurnya lebih seru dan tentunya sadis. Disini juga akan banyak hal yang bikin kamu berteori.
Penasarankan? Xiixixii...
Aku harap Choose Who bisa jadi cerita halu mengesankan buat kalian yang membaca💜
Salam hangat,
Melody x Alfa😺🐨💜Saranghae💜 Borahae💜
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 𝐖𝐡𝐨? [𝐄𝐍𝐃✓] "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ³"
Vampire✨Writter by Melody x Alfaa . . Hubungan dalam sebuah persahabatan antara pria dan wanita pasti akan selalu berakhir dengan kata "FRIENDZONE" ketika salah satu diantar mereka menyimpan perasaan melebihi seorang sahabat secara diam-diam. Namun kali in...