Tujuh

156 33 10
                                    

Annyeong!
Jangan lupa vote, comment dan share ke temen army dan moa kamu yah!

Happy Reading!
Borahaee!
.
.
.

~Gi Ara.

Aku terbangun dari tidur saat sesuatu berbunyi dengan sangat nyaring di sisi kiriku. Aku hanya menghela nafas kasar karena rupanya alarm sialan itu yang membuatku bangun.
Dengan segera aku pun menekan tombol di alarm tersebut untuk mengehentikan bunyinya.

Entah kenapa pagi ini aku merasa seluruh tubuhku terasa sangat lemah. Kepalaku pusing, dan juga aku merasakan dahiku panas. Apa aku demam? Hm, sepertinya begitu.

Aku bergegas turun dari kasurku dan menatap panutulan diriku di cermin. Alisku saling bertautan saat melihat betapa berantakannya diriku pagi ini. Apa aku habis menimpahku selama tidur?

Tok... Tok... Tok...

"Masuk!" Ucapku lalu kembali menatap pantulanku di cermin.

"Eoh? Ara-ssi? Kau udah bangun ternyata. Bagaimana keadaanmu?"

Namjoon oppa datang mendekatiku yang masih berdiri menatap pantulan diriku yang amat berantakan. Mata panda? Lebam di bagian pipi? Apa aku habis di tampar? Aku jadi penasaran, sebenarnya apa yang telah terjadi padaku semalam?

Aku memutar tubuhku menghadap Namjoon oppa. Aku sedikit menengadahkan kepalaku saat menatapnya karena tinggi badanku yang sungguh jauh berbeda dengannya. Dia menatap sejenak lalu menunduk dengan menghela nafasnya.

"Kamu semalam buat kita khawatir banget Ra." Ucapnya kemudian menjulurkan punggung tanganya hingga menyetuh dahiku.

Matanya melebar. "Astagaa! Kamu demam Ra! Tunggu disini! Aku mau ngasih tau yang lain!"

Namjoon oppa langsung saja berlari keluar dari kamarku untuk memberi tahu Bangtan yang lain. Sedangkan aku tidak tahu harus melakukan apa sekarang. Tubuhku sangat lemah. Sungguh. Aku berjalan sempoyongan menuju tempat tidurku kembali.

Tak lama kemudian, Bangtan pun datang dengan ekspresi yang menunjukkan ke khawatiran. Manik ku bergerak kearah Jungkook yang saat itu berdiri di sebelah V. Sorot matanya datar begitu pun dengan wajahnya. Apa yang terjadi? Mengapa hanya dia yang terlihat biasa saja saat aku sedang sakit? Apa dia masih marah padaku?

"Ara? Kamu demam? Kita panggilin dokter ya? Aku tel-"

"Aniya, gomawo. Kalian gausah khawatir. Aku hanya demam biasa kok. Paling bentar juga ilang sendiri." Ujarku sambil tersenyum.

"Tapi Ra--"

Dengan cepat aku memotong ucapan V. "Gwaenchanna V. Aku beneran gapapa kok. Udah jangan khawatir. Ahiya. Semalam emangnya aku kenapa sih? Masi pagi gini aku udah lemes aja. Bawaannya pengen tidur mulu." Pertanyaan yang sejak tadi mengisi otakku akhirnya keluar.

"Kamu kemasukan setan!" Jawab Jungkook sedikit ketus denganku. Aku langsung menatapnya dengan alis mengkerut tidak suka. "Ga usah ngegas dong! Aku kan nanyanya baik-baik!"

Ku lihat Jungkook memutar bola matanya malas. "Kamu perlu tau satu hal Ra. Sore kemarin kamu hampir bunuh aku. Terus malamnya kamu juga hampir ngebunuh J-Hope hyung. Sebenernya kamu itu kenapa? Huh?"

"Ya, Jungkook-ah. Lo-"

"Dia harus tau apa yang abis dia buat kemarin hyung! Mau di rahasiain lagi hm? Sampe kapan? Sampe salah satu di antara kita ada yang mati? Gitu?"

Belum sempat Jin menyelesaikan ucapannya. Jungkook langsung memotongnya. Sungguh hari ini Jungkook terlihat berbeda dari biasanya. Setahuku, pria bergigi kelinci itu sama sekali tidak pernah memotong ucapan hyungnya. Jungkook yang penurut. Namun mengapa sekarang berbeda? Ada apa dengannya?

𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 𝐖𝐡𝐨? [𝐄𝐍𝐃✓] "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ³"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang