Tujuh Belas

115 26 1
                                    

Selamat Datang!
Jangan lupa vote dan commentnya yaw xixixi😆

Happy reading ARMY/MOA

Borahae💜✨
.
.
.
.

~Gi Ara.

"ARA?!"

Mataku langsung melebar seketika, saat melihat Yeonjun dengan jelas sedang berdiri di hadapanku dengan tatapan yang juga melebar karena terkejut.

Sial! Kenapa aku harus bertemu dengannya disini?!

Tanpa memusingkan semua cemilanku yang terjatuh di atas lantai mini market, dengan segera aku berlari kencang keluar dari tempat itu. Sungguh aku tidak ingin kalau Yeonjun sampai berhasil mengetahui tempat tinggalku saat ini. Sebab aku yakin, kalau dia pasti akan mengatakan hal ini pada Bangtan. Dan tentu saja, pria-pria itu akan menarikku kembali bersama mereka.

Tidak. Aku tidak mau. Aku juga bisa hidup tanpa mereka. Selama cincin ini masih ada di jariku, aku akan tetap hidup layaknya manusia pada umumnya.

Tanpa ku sadari, rupanya aku telah berlari jauh dari kawasan mini market tadi. Dan sekarang– tunggu... Dimana ini?

Aku masuk ke dalam sebuah gang kecil yang ternyata jalan buntu. Aku ingin segera kembali berlari keluar dari gan itu namun Yeonjun sudah berdiri di dapan gang ini. Sebelum dia melihatku, dengan cepat aku bersembunyi dibalik gerobak tak terpakai yang berada di gang itu. Sungguh aku sangat berharap jika Yeonjun tidak menemukan keberadaanku disini.

Ketika merasa pria itu sudah pergi, aku mencoba keluar dari tempat persembunyian dengan perlahan-lahan. Takut jika langkahku dapat di dengar oleh Yeonjun, dan alhasil vampir itu kembali datang ke tempat ini. Dan ternyata benar. Yeonjun sudah pergi. Mungkin dia berfikir jika aku berlari terus.

Aku menghembuskan nafasku dengan lega seraya tersenyum. Tadi itu hampir saja.

"Masih berusaha menghindar hm?"

"Ah kamjjagiyaa! YEONJUN?!" Kagetku dengan tatapan melotot kearah pria tinggi itu. "B-bukannya tadi kamu-"

"Aroma kamu itu tajam Ra. Jadi sangat susah buat kamu untuk sembunyi. Apalagi kamu vampir sekarang. Kamu ga lupakan kalau kamu juga vampir? Hm?" Yeonjun mencolek daguku dengan senyum manis yang terpancar di wajahnya.

Sedangkan aku menatapnya dengan sinis bercampur kesal. Belum juga satu bulan aku pergi, Yeonjun sudah berubah genit begini?

"Kamu barusan ngatain aku genit hm? Gapapa. Genit sama calon pacar sendiri juga. Masa ga boleh?" Ucapnya lagi yang semakin membuatku menatapnya tak percaya.

"Kamu kenapa jadi kayak gini sih? Sejak kapan kamu berubah gini? Setau aku Yeonjun itu ga-"

"Yeonjun yang dulu udah ga ada. Dia hilang setelah sumber tenaganya juga hilang. Dan inilah Yeonjun yang sekarang." Aku menatapnya dengan bingung. Tidak mengerti dengan maksud dari ucapannya.

Yeonjun tersenyum sembari mengalihkan pandangannya dariku. Namun tak lama kemudian, pria tinggi ini langsung mendorong tubuhku dengan kasar hingga membuat punggungku terbentur pada tembok.

Tatapan itu. Tatapan yang biasanya selalu lembut ketika menatapku kini berubah tajam dan berkaca. Wajahnya bahkan memerah. Urat pada leher dan pelipisnya terlihat nampak keluar dipermukaan kulitnya yang bersih. Kedua tangannya tergerak untuk mengunci tubuhku.

Dengan perlahan, Yeonjun memajukan sedikit wajahnya, lalu mensejajarkannya dengan wajahku. Aku merasakan hembusan nafasnya yang hangat menerpa wajahku dengan lembut. Entah dia sedang memakan atau baru selesai memakan peremen mint, aroma itu menyeruak ke dalam penciumanku.

𝐂𝐡𝐨𝐨𝐬𝐞 𝐖𝐡𝐨? [𝐄𝐍𝐃✓] "ˢᵉᵃˢᵒⁿ ³"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang