5. Soal matematika

116 64 70
                                    

Hanya sebuah soal matematika
9x-7i>3(3x-7u)

"Hah apa ini?" Bingung Rara.

"Itu soal matematika deh kayaknya." Tebak Jessica.

Rara mengepalkan tangannya. "Mentang-mentang kelas IPA bisa matematika. Punya PR malah dikasih ke anak IPS, huh!" Kesalnya.

Jessica berpikir sejenak. "Ini kayaknya bukan PR deh." Tebaknya.

"Terus? Apa dong?" Kepo Rara.

"Kayaknya Lo disuruh memecahkan soal matematika ini deh."

Rara mengagguk-angguk. "Tumben lo pinter?"

Jessica hanya mengelus dadanya. "Sabar orang sabar itu disayang mami."

***

Rara menghampiri Disa dengan semangat. "Disa cantik banget sih hari ini." Puji Rara.

"Tumben banget muji pasti ada sesuatu nih." Tebak Disa sambil tersenyum.

"Lo tau aja hehe." Cengir Rara.

Rara mengeluarkan amplop putih pemberian Darren tadi di saku rok abu-abunya. Lalu mengeluarkan kertas didalamnya.

"Cie dapat surat cinta, PJ nya dong." Canda Disa.

"Bukan kok cuma soal matematika yang harus Lo kerjain!"

"Kok gue?" Tanya Disa.

"Please bantuin gue." Bujuk Rara sambil mengeluarkan puppy eyes nya.

Karena Disa orangnya tidak enakan untuk menolaknya akhirnya ia pasrah mengerjakan soal matematika itu demi Rara.

"Y," Jawab Disa singkat.

Rara memeluk Disa dengan gembira. "Makaci Sahabat ku."

Dengan sangat fokus Disa mengerjakan dengan serius.
9x-7i>3(3x-7u)
9x7i>9x-21u
-7i>-21u
7i<21u
i<3u

Disa menjatuhkan pensilnya, ia melongo dengan jawaban soal itu.

Disa menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari keberadaan Rara. Akhirnya ia melihatnya.

"Ra." Panggil Disa.

Rara menolehnya. "Udah selesai?"

"Gue mau nanya!"

"Nanya apa?"

"Yang kasih soal matematika itu siapa?" Senyum Disa dengan senang.

"Kayaknya nama nya Darren deh," Ingat Rara.

Senyum Disa menghilang. "Da-darren?" Rara mengangguk. "Iya,"

"Gu-gue nggak bisa nyelesaian so-soal ini ta-tadi ja-jadi ma-maaf ya ra-ra." Gugup Disa.

Rara menyembulkan pipi nya. "Iya gak papa, makasih udah bantuin." Ucap Rara lalu pergi meninggalkan Disa.

"Maaf gue nggak bisa ngasih jawabannya Ra, soalnya gue suka sama Darren." Batin Disa.

***

Pada suatu hari, Disa sepulang sekolah akan menjalani les.

"Kita sudah sampai non." Ucap pak supir pribadi Disa membuat Disa membubarkan lamunannya.

"I-iya pak, assalamu'alaikum."

"Walaikumsalam."

Ditempat les Disa hanya bisa memandangi Darren saja ia tidak berani menyapanya.

Saat les dimulai..
Disa kebingungan karena ia tidak membawa bulpoin ia sangat takut jika guru les nya memarahinya.

Tuk

"Ini pinjem punya gue." Tawar Darren.

"Ma-makasih." Ucap Disa sambil membenarkan kaca mata nya.

Saat itulah Disa mulai jatuh cinta kepada darren. Terlebih lagi mereka bertetangga.

***

"Gimana caranya nyelesaian nya ya?" Pikir Rara.

"AHAA! Kan ada Abang Nathan."

Rara mengetuk pintu dengan keras. "Bang!!!" Teriak Rara.

"Sstt." Nathan membuka pintu.

"Bang tolongin Rara dong." Pinta Rara.

Nathan, Abang Rara menunjukkan pipi kanannya agar Rara paham.

"Astaghfirullah halladim Abang minta dicium. Nggak boleh! Dosa!" Suara bising Rara membuat Nathan pusing .

"Gue sakit gigi." Bisiknya.

"Kasian."

Diotak Rara punya ide jahil, Rara mendekatkan dirinya ke Nathan lalu tangan sebelah kanan Rara menepuk pipi kanan Nathan dengan pelan.

"Akkhhh."

Rara pun berlari kencang meninggalkan Nathan sambil tertawa.

**

Jangan lupa voment ya🥺

Dear Rara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang