Nathan dan Rara telah sampai di sebuah cafe yang cukup terkenal di Jakarta. Mereka berdua masuk ke dalam cafe tersebut.
"Ra, Lo ikutin gue ya!" Perintah Nathan.
Rara menunjukkan ibu jarinya. "Siap."
Natal berjongkok lalu berjalan dengan cara merangkak.
"Heh apa ini salah satu rencananya, terus gue harus merangkak juga?" Bingung Rara.
"Udah lo ikutin aja."
Rara dan Nathan merangkak, membuat orang lain di sekitarnya beranggapan aneh terhadap mereka. Nathan berhenti membuat Rara pun ikut berhenti juga.
"Kenapa berhenti?" Tanya Rara.
"Terus rencana selanjutnya apa?" Lanjut Rara.
"Jadi kita berdua akan duduk di dekat bangku ayah terus kita dengerin apa yang mereka omongin." Jelas Nathan panjang lebar.
"Oke."
Mereka berdua duduk di bangku nomor 3, sedangkan ayah mereka duduk di bangku nomor 1, walau sudah hampir dekat tapi mereka tetap saja tidak bisa mendengar pembicaraan ayah mereka dan perempuan itu.
"Bang, siapa perempuan itu?" Tanya Rara.
Nathan melihat teliti perempuan yang bersama ayah ia hanya melihat badan belakang perempuan itu.
"Mana bisa liat lah." Geram Nathan.
Rara mencoba mendengar pembicaraan mereka. "Ck, nggak kedengeran. Kayaknya kurang Deket deh bang."
"Iya kayaknya kita agak jauh dari bangku ayah." kesal Nathan.
Kedua pelayan itu menghampiri Rara dan Nathan untuk menawarkan pesanan.
"Kakak-kakak mau pesan apa?" Tanya pelayan itu dengan sangat sopan.
Sebuah ide cemerlang ada diotak Rara. "Mbak, tolong dengerin dong apa aja yang mereka omongin dibangku itu." Ucap Rara sambil menunjuk bangku yang ia maksud itu.
"Ta-tapi....."
"Nanti akan saya kasih hadiah deh." Ucap Rara.
"Baik kak."
Pelayan itu menghampiri bangku yang ditempati oleh ayah dan perempuan yang sedang bersamanya itu.
"Permisi pak-bu, ini ada diskon 2% makanan istimewa di cafe ini." Ujar pelayanan itu.
"Apa kamu sudah teliti menghitung hari nya?" Tanya ayah kepada perempuan itu.
"Iya saya sudah sangat teliti." Ucap perempuan itu.
Pelayan itu kembali ke bangku Rara dan Nathan. "Jadi apa yang mereka omongin?" Tanya Rara to the point.
"Santuy dong." Ucap Nathan.
"Laki-laki itu menanyakan apa sudah teliti menghitung hari nya kepada perempuan itu." Jelas pelayan itu.
Rara mencoba berpikir sejenak, "coba dengerin lagi dong mbak." Mohon Rara.
"Eh lagi?"
Pelayan itu menoleh ke arah temannya. "Kamu aja dong yang dengerin. Aku kan udah."
"Iya." Jawab temannya.
Rara menggenggam kedua tangan kedua pelayan itu karena terharu.
"Terima kasih ya mbak-mbak."Pelayan itu kembali menghampiri ke bangku ayah dan perempuan itu. "Selamat malam pak-bu saya menyiapkan menu pencuci mulut dan ini tentu saja... Berbayar." Ucap pelayan itu.
"Bagaimana ini jika terjadi sesuatu?" Gelisah perempuan itu.
"Baiklah saya akan bertanggung jawab atas hal ini." Jawab ayah.
Pelayan itu pun kembali lagi ke bangku Rara dan Nathan.
"perempuan itu bilang jika terjadi sesuatu? Lalu laki-laki itu bilang akan bertanggung jawab atas hal ini." ujar si pelayan itu.
***
Semoga suka🌚
Jangan lupa vote & coment
Besok update kok❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Rara
HumorHanya kisah para remaja yang bikin kocak. Rara Indrawati, cewek yang cantik+imut (kata bunda nya). Ia mengalami cinta segitiga, ia bingung harus memilih Zain atau Darren? Pepatah mengatakan, kalau bisa dua kenapa harus satu? "Ta-tapi maaf ya Darre...