17. Misi Rahasia (2)

29 15 14
                                    

Vani

***Pelayan itu pun kembali lagi ke bangku Rara dan Nathan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Pelayan itu pun kembali lagi ke bangku Rara dan Nathan.

"perempuan itu bilang jika terjadi sesuatu? Lalu laki-laki itu bilang akan bertanggung jawab atas hal ini." ujar si pelayan itu.

Rara dan Nathan mencoba berpikir sejenak. "Ja-jangan-jangan." Teriak Rara dan Nathan bersamaaan.

Rara menghampiri meja ayahnya lalu memukul meja di sana dengan kedua tangannya membuat ayah dan perempuan itu terkejut.

Brak..

"Bertanggung jawab atas hal apa ayah." Ucap Rara sedikit teriak.

Ayah melongo atas perbuatan putrinya.
"Apa-apaan ini Rara." Bentak ayah.

"Jadi dia putrimu?" Tanya perempuan itu.

"Kayak pernah denger suara ini, inikan suara vani." Batin Nathan.

Nathan menghampiri meja ayah yang sedang ribut-ribut.

"VANI!" Ucap Nathan sedikit terkejut.

"Na-nathan." Ucap perempuan itu, bernama Vani.

"Abang kenal dia?" Bisik Rara.

Nathan menarik pergelangan tangan Vani. "Ikut gue sebentar."

Nathan membawa Vani keluar dari cafe untuk mengajaknya bicara.
"Lepasin!" Nathan melepaskan pergelangan tangan Vani.

"Kenapa Lo lakuin ini!" Ujar Nathan.

Vani menggigit bibir bawahnya lalu berkata. "Karena Lo udah putusin gue, cuma gara-gara hal sepele." Bentak Vani.

Nathan menghela nafas. "Terus kenapa lo sama bokap gue?" Tanya Nathan.

Bibir Vani diam tidak menjawab pertanyaan dari Nathan.

"Kenapa diem?"

"Yah urusan kantor lah." Jawab Vani.

"Kantor? Serius Lo?"

"Iya jangan suudzon Mulu dong."

Disisi lain...

Rara dan ayahnya sedang berdebat karena kejadian tadi. "Jadi Ayah selama ini selingkuh dibelakang bunda ya?"

Ayah hanya menepuk-nepuk jidatnya dengan tangan kanannya. "Kamu ini udah nuduh yang nggak-nggak Rara." Ujar ayah.

"Jadi ayah nggak selingkuh kan?" Tanya Rara untuk memastikan nya.

"Enggak mungkin lah ayah Setega itu sama bunda." Jawab ayah.

Wajah Rara kembali ceria. "Beneran?"

Ayah menjawab dengan anggukan kepala. "Iya Rara."

"Alhamdulillah, tapi kenapa ayah Deket banget sama perempuan itu?" Heran Rara.

"Dia cuma sekretaris ayah doang kok. Nggak lebih." Jawab sang ayah.

Rara menghela nafas lega. "Maaf Rara udah yang nggak-nggak tadi."

"Iya, ayah maafin kok." Jawab ayah.

"Tapi ayah harus minta maaf ke bunda karena udah bentak-bentak bunda tadi."

"Iya."

**

Jangan lupa voment ya 🌚
Tugas sekolah banyak banget😭 jadi jarang update👉👈

Dear Rara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang