9. Rahasia Disa

61 37 6
                                    

Disa diam, lalu tersenyum. "Gue capek."

Sedangkan Jessica tidak paham. "Oh Lo capek sini gue pijatin." Ucap Jessica sambil memukul pelan pundak Disa.

"Manusia nggak peka." Batin Rara.

"Udah keluarin aja semua unek-unek Lo." Rara mengelus pelan pundak Disa.

"Gak baik ditahan."

Mendengar ucapan Rara, Disa langsung menangis.

"Hiks..hiks.. huaa...huwee.." Isak Disa.

Setelah Disa berhenti menangis Rara dan Jessica tersenyum lega.

"Gimana lega?" Tanya Rara.

"Iya makasih ya, kalian emang sahabat terbaikku." Disa memeluk kedua sahabatnya itu.

"Lo boleh curhat kok ke kita." Jelas Jessica.

"Iya kalo Lo punya masalah, Lo cerita aja." Ucap Rara.

Disa tersenyum ternyata kedua sahabatnya ini mengkhawatirkan dia. "Gue belum siap cerita. Maaf."

"Iya nggak papa."

Sudah mulai sore, Rara dan Jessica berpamitan untuk pulang.

"Kita pulang ya sa."

Disa menarik jaket belakang milik Rara. "Kalian mau pulang ya?"

Rara membalikkan badannya. "Iya sa, kenapa?"

"Gue takut sendirian." Katanya.

"Kan ada Bi ina."

Disa mengeluarkan puppy eyes nya. "Plis gue mohon kekalian biar nginep dirumah gue."

Jessica menoleh kearah Rara begitu juga dengan Rara ia menoleh kearah Jessica.

"Kalo gue sih gak masalah." Jelas Jessica.

"Kalo Lo Rara gimana?" Lanjut Jessica.

Rara berpikir. "Ya udah ayo."

Disa tersenyum bahagia.

"Non Rara dan temennya nggak pulang?" Tanya bi ina tiba-tiba muncul.

"Mereka nginep bi." Jawab Disa.

"Papa pulangnya besok kan bi?" Tanya Disa.

"Iya non."

"Ya udah bi, kita mau kekamar dulu ya Bu." Ujar Disa.

Bi ina hanya mengangguk sambil tersenyum.

Dikamar..

Jessica merebahkan tubuhnya di kasur milik Disa. "Empuk banget kasur Lo." Riangnya sambil melompat-lompat.

"Heh udah Jes, ini rumah orang. Nggak sopan!" Tutur Rara.

"Udah nggak papa anggap aja kayak rumah sendiri." Kata Disa.

"Tuh kata Disa nggak papa. Yah udah anggap aja kek rumah sendiri." Riang Jessica.

"Nih anak nggak punya malu." Batin Rara.

Drtt..drrrtttt.....
Handphone milik Rara berbunyi, ia mengambil handphone nya disaku jaket miliknya. Tertulis dilayar hp.
Abang no akhlak is calling

Dengan cepat Rara mengangkatnya.

"Ra Lo kemana aja sih."

"Assalamu'alaikum."

"Lo dimana sih? Bunda nyariin nih."

"Dijawab dulu dong salamnya."

"Eh iya ya walaikumsalam."

Dear Rara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang