14. Pacaran yuk!

33 17 20
                                    

Rara mulai mengetuk pintu lalu...ia melihat kelas 12- IPS-6 sangat kacau sekali. sekelompok cowok ada yang bermain catur, ada yang makan-makan, ada yang lari-lari, ada pula yang tidur.

sedangkan sekelompok cewek ada yang bergosip, ada yang bermain make-up, ada yang pacaran, ada pula yang bernyanyi.

"Permisi apa ada yang namanya Zain." Ucap Rara.

Aktivitas mereka berhenti lalu mereka menatap Rara membuat Rara gugup.

"Siapa dia?"

"Adik kelas kayaknya."

"Tipe gue banget tuh apalagi pake hijab."

"Jangan-jangan dia pacarnya Zain."

Ucapan siswa-siswi kelas 12-ips-6 membuat Rara pusing.

"A-anu apa ada kak Zain?" Tanya Rara.

"Zain ada yang nyariin Lo tuh."

Zain terbangun dari tidurnya. "Siapa?"

"Pacar lo kayaknya."

Zain menoleh ke arah lalu mendekati Rara. "Ada apa?"

"Kak Zain dicariin Bu Bella." Jelas Rara.

"Oh gitu." Ucap Zain lalu kembali tidur lagi.

"Kak cepet ke ruang BK sekarang dari pada nanti Bu Bella marah." Saran Rara.

"Iya santuy aja."

Karena Rara tak mau berdebat dengan Zain ia pergi keluar dari kelas 12- IPS- 6.

"Huh, kesel banget sama tuh cowok."

***

Jessica melangkahkan kakinya menuju kantor guru saat ini Jessica benar-benar takut, gugup dan benar-benar takut sekali untuk menemui pak Eric, guru matematika.

Jessica mempunyai salah apa? sampai ia dipanggil pak Eric, guru killer yang terkenal di SMA angkasa. Jessica menarik nafas selalu membuang nafasnya perlahan

"Semoga gue baik-baik aja." Batin Jessica.

Jessica mulai mengetuk pintu. Tok..tok..tok...

"Masuk." Ucap seseorang dari dalam.

Jessica membuka pintu dengan perlahan dengan tangannya yang gemetar.

"A-ada a-apa ya pak ma-manggil sa-saya." Gugup Jessica.

"Duduk!" Perintah pak Eric.

Jessica mulai duduk di kursi.

"Sebenarnya ada yang saya sampaikan ke kamu." Ucap pak Eric dengan serius.

Jessica menelan ludahnya sendiri karena gugup. "Mampus gue pasti gara-gara nggak ngerjain PR kemarin." Geram Jessica dalam hati.

"Iya pak?" Jawab Jessica.

"Se-sebenarnya saya gugup ngomongnya jadi... sebenarnya saya menyukaimu, Jessica."

Pak Eric menyatakan perasaannya kepada Jessica.

Perkiraan Jessica dari tadi salah, ia kira pak Eric mau memberikan dia hukuman.

"Eh?" Bingung Jessica.

"Ja-jadi maukah kamu menjadi pacar saya, Jessica?" Ucap pak Eric sambil membawa bunga mawar merah.

"Sa-saya mau pak." Jawab Jessica gugup.

"Bego Lo Jessica kenapa Lo terima!" Teriak Jessica dalam hati.

Pak Eric langsung menggenggam kedua tangan Jessica.

"Terima kasih Jessica." Gembira pak Eric.

"Tapi pak gimana nasib istri bapak." Ucap Jessica.

Pak Eric terdiam lalu tertawa.

"Whahahahahhahahaha kamu tuh lucu sekali, saya kan belum menikah." Tawa pak Eric.

Wajah Jessica memerah karena malu. "Oh maaf. saya nggak tau."

"Ini buat kamu." Pak Erik memberikan bunga mawar merah itu ke Jessica.

Jangan ditanyakan lagi sekarang ini wajah Jessica memerah.

"Terima kasih pak."

Pak Erik mengacak-ngacak rambut Jessica. "Lucu banget sih kalau ngeblush."

"Kalau gitu saya pergi ya pak." Ucap Jessica lalu pergi dari kantor guru.

Ia menyentuh pipinya sendiri. "Panas." Gumam Jessica.

***

Rara menemui Darren karena Darren memanggilnya.

"Ada apa Lo manggil gue?" Tanya Rara to the point.

"Pacaran yuk!'' ajak Darren.

"Maaf ya gue nggak bisa. Dosa gue itu udah banyak gue nggak mau nambah dosa lagi." Tolak Rara.

"Kalau gue ngajak nikah, gimana? Mau?" Goda Darren.

"Gak."

Wajah Rara biasa saja, TAPI hatinya di sana sangat baper.

"Mak anakmu baper nih." Teriak Rara dalam hati.

**

Jangan lupa tinggalkan jejak
👁️💧👄💧👁️



Dear Rara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang