Kantor pusat perusahaan Pratama
"La, dipanggil Bos di ruangannya tuh!" titah Pandu tiba di ruang sekretariat.
"Ada apa, Ndu?" Lila menautkan kening.
"Nggak tau, udah ke sana aja!"
"Iya-iya bentar," ucapnya lekas menunda pekerjaan.
***
Tok, Tok, Tok... Di depan ruang kepala kantor Lila mengetuk pintu.
"Masuk!"
Ceklekk!.. Lila kembali menutup pintu, lalu berjalan menghadap Rendra. "Ada apa Tuan memanggil saya?" tanyanya usai berada di hadapan sang atasan.
Rendra nampak memperhatikan Lila mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, "Siap Grak!"
Refleks Lila mentegakan badan.
"Hadap Kiri!"
Lila mengerjapkan-erjapkan mata, kemudian mengikuti perintah. "Kenapa ini? Apa disini ada tes gerak jalan juga!" membatin.
"Hadap kanan!"
Lila membalikkan tubuhnya ke kanan.
Rendra menggeleng-gelengkan kepala. "Cukup!"
Kembali Lila menghadapkan tubuh ke arah Rendra.
"Mulai besok, kamu nggak usah masuk kerja!" pintah Rendra datar.
Terkejut, "Hah! Saya di pecat, saya salah apa?"
"Perut udah gede kayak gitu, masih saja dibuat kerja. Kalau karyawan lain tau mau bilang apa?" ucap Rendra menyangkak hati.
Menghela nafas, menundukkan kepala. "Kamu bener, Mas. Rasanya, aku juga sudah tidak nyaman berpakaian seperti ini."
"Sudah, menurut saja. Selama cuti, saya tidak akan memotong gaji kamu sepeserpun."
Mengangguk, "Baik, Tuan."
Sengaja Rendra memerintah Lila untuk berhenti bekerja. Sebab, beberapa hari ini dilihat perut gadis itu sudah mulai membengkak dan tertekan akibat seragam kantor yang berukuran standar pas di tubuh Lila. Rendra khawatir jika terjadi sesuatu pada calon anaknya. Lagipula, Ia juga tak tega, ia tau jika istrinya sekarang ini lebih mudah penat dan letih.
Rendra akui, kemampuan kinerja Lila memang banyak membantu meringankan beban kantor. Tapi apa boleh buat, terpaksa ia melakukan ini demi menjaga keprivasiannya.
Rumah kediaman Rendra Atha Pratama
"Hati-hati, Mas. Semangat kerjanya!" ucap Lila mencium punggung tangan Rendra.
Mulai hari ini Lila sudah tidak di izinkan bekerja. Jadi seperti biasa, setiap pagi ia hanya bisa membantu suaminya saat akan pergi ke kantor.
Bim!.. Bim!.. Di ambang pintu, Lila mengawasi mobil yang kian lama mulai terenyah dari pandangannya.
Ia kembali masuk dan menutup pintu. Menggaruk pelipis. "Huh... terus seharian ini aku mau ngapain di rumah? Kalau dulu waktu sekolah sama kuliah kan bisa aku manfaatin buat belajar." Menurun pusatannya pada perut yang sedikit membuncit itu, di elus pelan.
Tersenyum, "Mommy mau belajar buat kamu sayang," putusnya lalu naik ke lantai atas.
Sampai di dalam kamar ia meraih dan mengaktifkan laptop. Lalu di telusuri website-website yang membahas tentang seputar kehamilan.
Saat tengah membuka situs bloger, tak sengaja maniknya terikat pada salah satu iklan yang terpampang di layar datar tersebut, "Kelas prenatal yoga? Menarik juga."
***
Bim!.. Bim!.. Lama menanti di kursi tamu. Akhirnya, terdengar juga suara yang Lila nanti-nantikan sedari tadi. Bergegas ia membukakan pintu.
"Mas Rendra," menyambut dan mencium punggung tangan.
Pukul 19.00. Rampung berdenting dengan peralatan makan, ganti Lila memfokusi pria yang duduk lapang di hadapannya. "Mas Ren?"
Menatap Lila dengan tatapan bertanya.
"Tadi aku lihat ada kelas prenatal yoga di internet. Terus setelah aku periksa lebih lanjut, ternyata tempatnya nggak jauh dari sini. Aku juga pengin Mas ikut kelas yoga, aku bosan tiap hari di rumah."
"Dimana tempatnya?" Rendra meminta kejelasan.
"Dekat kok, Mas ada di komplek sebelah. Dan itu kelasnya juga nggak tiap hari kok, cuma di hari-hari tertentu aja."
Hening, Rendra mempertimbangkan, "Terserah kamu."
"Yes!" riang Lila lirih.
"Tapi. Kalau sampai kecapekan atau apa. Awas aja kamu!" menekankan.
"Ya enggak lah, Mas olahraga kan malah bikin sehat buat Ibu hamil."
"Hem..."
Yah, hanya begitulah kegiatan Lila selama masa kehamilan. Membantu dan melayani Rendra saat pria itu pulang, pergi ke kelas yoga setiap hari tertentu, dan melakukan aktifitas seadanya di rumah. Lila sendiri juga heran, mengapa ia tidak betahan jika harus sehari saja tidak melakukan sesuatu dirumah.
***
Terimakasih bagi para pembaca yang sudah membaca part ini.
Maaf kalau ceritanya kurang bagus. Tapi kalau kalian suka, jangan lupa tinggalin vote dan komen ya! Jadi, kalau author tau kalian suka sama ceritanya. Nanti author bisa up sampai tamat.
#Salam untuk para readerku🌹🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
Rendra & Lila [END]
RomanceGanti judul dari Cinta Tanpa Jarak -Rendra Atha Pratama Dijodohkan? Itu bukan keinginanku. Apalagi, mengingat akan masa laluku yang kelam. -Lila Avanda Kristanto Dijodohkan? Itu bukan keinginanku. Apalagi, mengingat akan usiaku yang masih sangat bel...