26. Pamit

47 8 13
                                    

Usai menjemput Chenji yang berakhir dengan pacal 3, ia langsung mandi. Chenle pulang lebih lama dari Jisung makanya Jisung pulang duluan.

Setelah rapi, ia langsung pergi ke tempat Jaemin.

.

Ternyata pemotretan Jaemin kali ini se-projek dengan Rachel. Ada rasa sedikit tak rela ketika melihat Jaemin melakukan projek dengan Rachel.

"Misi kak."

Haera pun menoleh dan mendapati wanita paruh baya yang menegurnya barusan.

"Iya mbak?"

"Haera ya? Kenalan mas Jaemin?" tanya wanita tersebut.

Haera mengangguk sebagai jawaban.

"Mbak duduk di ruang tunggu aja. Di belakang. Soalnya pemotretannya masih sejam lagi." ucap wanita tersebut.

"O-oh iya deh mbak."

Haera pun mengikuti wanita tersebut hingga ia sampai di ruang tunggu yang cukup nyaman. Terdapat AC dan sofa empuk.

"Duduk mbak. Kalo butuh apa apa ketuk saja pintu di sebelah kiri. Saya ada disana."

Haera pun mengangguk sebagai jawaban lalu duduk di sofa tersebut. Karena saking lelahnya ia tertidur.

.

Jeno baru saja selesai pemotretan. Usai mandi dan mengganti pakaiannya, ia siap pulang. Namun ketika ingin berpamitan ia justru mendapati Haera yang tertidur di sofa.

Jeno tersenyum lalu duduk di samping Haera.

"Cantik." ucapnya.

Ia pun menyandarkan kepalanya di bahu Haera.

"Ra, kayaknya gue beneran suka deh ama lo. Tapi... Tapi gue ga tau. Gue ga tau Ra, gue ga mau ngerusak pertemanan kita. Gue juga tau, mereka beberapa udah mulai ada yang naruh hati ke lo. Dan gue bisa apa Ra?" keluh Jeno.

"Gue gak pernah jalan-jalan sama lo kayak Renjun ampe bogor, gue juga jarang ngajakin lo ribut kayak Haechan ama Jaemin. Gue gak bisa sedeket Chenji. Gue gak bisa sedewasa bang Mark. Trus gue harus apa Ra?"

"Ra, apa gue nyerah aja? Gue ngerasa gak pantes banget. But Ra, if you have a crush with someone i hope that person will be love as you love him. Gue pamit ya Ra. Gue pen tidur dulu. See you at home."

Jeno mengambil sesuatu di lokernya. Rupanya selimut lalu ia pakaikan di badan Haera.

"Have a nice dream. Hope you always happy. Let me give you a gift."

Jeno mendekatkan dirinya lalu mencium pucuk kepala Haera. Dan tak terasa air matanya jatuh mengenai wajah Haera.

Setelah itu baru ia benar-benar pergi.

Sementara itu Haera sebenarnya terbangun ketika Jeno menyandarkan kepalanya di bahu Haera. Namun Haera masih berpura-pura tidur.

Haera mati-matian menahan tangisnya tadi saat Jeno mengutarakan semuanya.

Perlahan Haera membuka matanya, ia pun menangis dalam diam. Ia pun dalam hati baru mulai menaruh rasa pada Jeno. Namun laki-laki itu sudah ingin menyerah.

"Gue sayang sama lo." lirih Haera.

Haera pun bangkit, menyingkap selimutnya lalu keluar dari ruangan dan mengejar Jeno yang mungkin saja belum pergi.

.

"Jeno!!"

Jeno baru saja ingin menginjak gas mobilnya namun Haera sudah lebih dulu memanggilnya. Dan yang lebih mengejutkannya penampilan gadis itu dengan mata sembab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

With You | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang