P.7 [Masih flashback]

235 50 43
                                    

Dua minggu telah lewat sejak viralnya video pertandingan dengan adik kelas. Oh ngomong-ngomong videonya sudah dihapus dari akun Youtube sekolah tapi payahnya beberapa anak sudah mendownloadnya, berakhir dengan video itu masih bisa ditonton dan disebarluaskan.

Sesekali Saeron merasa ngeri dengan hanya bertemu tatap dengan si Renjun itu. Masih tak jelas apa alasan sebenarnya dia nekat menceburkan dua adik kelasnya kekolam ikan.

Tapi kadang Saeron memuji-muji Renjun dalam hati karna katanya dia melakukan itu sebab Yuri dan Beomgyu sudah menganggu anak lainnya. Ternyata laki-laki itu masih suka membantu anak-anak yang-ya bisa dibilang, dibully.

Di siang tenang tanpa sahabat-sahabatnya, bahkan Jeon Somi, Saeron sambil diam-diam memikirkan alasan mana yang paling masuk akal kenapa teman sekelasnya itu menceburkan adik kelas ke kolam, tanpa disangka-sangka si Huang Renjun itu keluar dari kelas dengan wajah serius.

Ia berdiri disebelahnya, rupa-rupanya memerhatikan adik kelas yang sedang praktek pelajaran olahraga dihalaman sekolah.

Saeron mengamatinya tanpa celah, takut-takut dia mau melakukan aksi "seru" lagi. Sampai saking intensnya Saeron mengamati, Renjun yang sadar telah diperhatikanpun mengedarkan tatapan tajam padanya. Saeron cepat-cepat membuang muka.

Lengan seseorang tiba-tiba mendarat dipundak Renjun.

"Jangan lagi ya lo ngebully adik kelas" Itu Jaemin.

"Diem ah lo, masuk aja sana" Usir Renjun. Saeron membuka lebar-lebar pendengarannya.

"Jangan-jangan lo beneran suka sama adik kelas yang digangguin itu ya, siapa namanya? Gue lupa, win- wi- siapa ya?"

Laki-laki itu memukul-mukul Jaemin kemudian, "Gak gitu, kan gue udah ngomong sama lo-"

"Tapi atas dasar apa gitu lo ngejagain tuh adik kelas sampe segitunya, pasti karna ada rasa suka"

Benar juga! Saeron ngomel-ngomel sendiri dalam hati.

Alih-alih pukulan lagi, Renjun menatap Jaemin ngeri, "Gue gak suka sama perundungan, apalagi dia anak cewek Jaem, masa lo tega. Pernah gue gagal bantuin anak yang di gangguin kayak gitu, dan gue gak mau kegagalan gue terjadi lagi"

Jaemin tampaknya tertarik untuk mendengarkan cerita itu.

"Kapan? Kok lo gak pernah cerita?"

Detak jantung Saeron berkelebat. Diam-diam ia membatin dan ternyata..


laki-laki itu masih ingat.

Saeron masih bersikeras mendengarkan, apa iya Renjun akan menceritakan kisahnya pada Jaemin, nyatanya laki-laki bermarga Huang itu memang pernah menyelamatkannya.

"Dulu pernah gue bantuin cewek yang digangguin sama temen-temennya, pas gue masih SMP"

Kan!

"Temen sekolah lo?" Tanya Jaemin.

"Bukan, dia anak sekolah lain, gue cuma kebetulan lewat aja dan ngeliat dia digangguin. Gimana ya gue ceritainnya.."

Jaemin merengek persis bocah, memaksa Renjun untuk meneruskan cerita itu.

"Pokoknya pas gue tanya-tanya kenalan gue disekolah itu, mereka bilang kalo dia malah dikeluarin dari sekolah"

"Hah kenapa?"

"Anak-anak yang gangguin dia semacam punya peranan penting di sekolah itu, yang buat mereka bisa aja ngeluarin murid kaya dia dengan gampangnya.."

"Wah.. gue gak tau kalo lo pernah kejadian kaya gitu. Trus itu cewek gimana?"

Renjun Freakin' Huang [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang