P.4 [Jodoh gue!]

351 60 63
                                    

Sudah berhari-hari sejak Renjun dengan teganya cuma read chatnya Saeron. Kalo disekolah juga gak pernah saling sapa, ngeliat aja gak. Sama-sama gak ada keberanian padahal sebelum semuanya terjadi-insiden di ruang fotokopi itu, Renjun kesannya biasa saja sama gadis itu. Gak akrab, tapi ya kenal aja.

Waktu itu sudah bel pulang, Renjun, Jaemin, Jeno, Haechan sudah ada diparkiran setengah jam lebih dulu daripada anak-anak lainnya. Biasalah, berandal. Tas mereka juga sudah di bawa biar gak usah balik kekelas. Kalau sampai ketemu si ketua kelas Choi bisa mati mereka berempat.

"Saeron mau dianter pulang gak, sekalian" Tawar Chani. Didengar oleh keempat pemuda yang bersembunyi didalam parkiran.

"Dengerin, dengerin" Kata Haechan sambil menaruh telunjuk dibibirnya sendiri.

Yang lain manut dengan cara diam.

"Oh makasih Chan, tapi kayaknya udah dijemput deh"

"Dijemput siapa? Kak Minjae?"

"I- iya. Duluan ya"

"Weh langsung ditolak" Kekeh Haechan heboh sendiri. "Jen coba lo aja yang deketin, lo kan deket sama dia, pecahin rekor kita kek, siapa yang bakal punya pacar duluan, gue udah buntu gak tau mau deketin siapa"

"Lagian Saeron baik orangnya" Jaemin ikutan beropini.

"Gak mau" Tolak Jeno mentah-mentah. Bukan berarti dia gak menghargai Kim Saeron. Gadis itu baik, cantik, pinter lagi. Tapi bukan tipe Jeno. "Gue gak suka, lagian iya kalo dia suka sama gue kalo gak buat apa"

"Sapa yang gak mau sama lo Jen" Akhirnya satu yang diam saja, bicara juga.

"Siyeon gak mau"

"Halah dia mau, saking lo nya yang lemot. Yaudah kalo gak ada yang mau, gue aja yang deketin Saeron" Haechan meminjam salah satu kaca spion disana dan berkaca, membuat tiga lainnya menahan muntah.

"Kenapa harus Saeron?"

"Biar lucu Jun, entar ditanya eh lo pacarnya cewek brosur ya"

"Tapi gak lucu"


Renjun pulang dengan benak berantakan. Kenapa juga dia harus kepikiran kata-kata temannya-Lee Haechan. Kalau-kalau jadi, dia mau deketin Kim Saeron, dan Kim Saeron harus terjebak dengan kekonyolan seorang Lee Haechan, Huang Renjun sama sekali tak dirugikan disini.

Hari itu dia tak memiliki minat untuk makan dan dengan baik hati adiknya, Chenle sudah menghabiskan semua makanan yang Winwin buat susah payah.

Jadilah disini Renjun, setengah jalan menuju supermarket. Ponsel menjadi satu-satunya teman perjalanan Renjun. Karna entah itu Winwin maupun Chenle tak ada yang mau berbaik hati.

Sebuah pop up berhasil membuat hatinya berdebar, tidak! Tidak berdebar, kaget saja dengan bunyi notifnya yang tiba-tiba.

ron_sae just shared a photo

Renjun tak mau buru-buru membukanya, tapi jemari dan benaknya berkata lain.


Renjun Freakin' Huang [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang