P.13 [Terlalu cepat]

206 44 16
                                    

Tring!

"Eh udah bel, dobrak aja Jun"

"Gamau ah, gue yang sakit"

"Trus lo maunya gue yang sakit gitu?"

Renjun menggaruk tengkuknya, "Ya gak gitu, yaudah disini aja, gue males juga balik kelas"

"Gue gak kayak lo ya suka bolos"

Dengan tidak sopannya laki-laki itupun mengambil tangan Saeron dan mendudukkan gadis itu disebelahnya.


° r e n j u n f r e a k i n' h u a n g °


Pipi seorang Kim Saeron menempel pada kaca, nyatanya tak banyak membantu, karna tak ada siapapun yang lewat, jelas saja karna ini masih jam pelajaran.

"Gue juga punya kakak cowok kayak lo" Kata Renjun tiba-tiba.

Ngomong-ngomong Saeron sudah sangat terbiasa dengan bicara laki-laki itu yang suka tiba-tiba dan gak nyambung.

"Gue juga kadang kesel sama dia yang suka ngeluh kalo disuruh ngurusin kepentingan gue"

Saeron diam menyimak.

"Pernah dia disuruh dateng ke sekolah karna gue bolos, tapi dia gak mau, jadi gue di skors, inget gak? Awal kelas 11 dulu"

Saeron mengangguk. Sudah dibilang bolos bukan hal baik. Saeron duduk lagi disebelah Renjun di salah satu ranjang UKS disana.

"Kok kakak lo yang disuruh dateng? Orang tua lo?"

"Oh bunda kerja jauh, dirumah tinggal adek sama kakak gue aja, jadi kalo ada apa-apa ya koh Winwin yang harus ngurusin"

"Oh gitu.." Sebenarnya Saeron mau saja tanya lebih jauh tentang keluarganya, seperti mamanya kerja dimana, kerja apa, papanya dimana, tapi ia rasa kurang pantas, dia dan Renjun belum sedekat itu.

"Gue ngomong gitu, soalnya gue baca caption post instagram lo yang tentang kak Minjae"

Saeron ber-oh ria, "Oh itu, iya dia marah-marah waktu itu" Gadis itu melihat kearah lawan bicaranya yang tampak tertarik dengan ceritanya tentang kak Minjae.

"Pas mau take scene, dia nelfon gue terus, alhasil harus take beberapa kali sampe hp gue disimpen sutradaranya. Pas gue samperin kak Minjae mau marahin dia, dia marah duluan, dia bilang, heh sok Song Hye Kyo ya lo, masa gue disuruh nungguin lo berjam-jam, kasih uang jajan kalo gak, gue gak bawa duit Kim Saeron"

Renjun tak dapat menahan tawanya. "Gue juga pernah gitu dulu. Pas SD gue mau ikut lomba gambar, koh Winwin telfonin gue terus dari seberang sampe gue gak fokus, pas gue datengin dia bilang, itu kamu dapet kue kan, kasih kokoh ya, nunggu kamu lama, jadi laper"

Setelah puas tertawa, dua telapak Saeron ditepukkan, "Ah mau main itu gak, siapa yang lebih ngeselin, kita cerita tentang kelakuan-kelakuan kakak lo sama kakak gue yang nyebelin, yang lebih-" Saeron berhenti. "Ah gak deh lebih penting gimana kita bisa keluar dari sini"

Saeron bangkit dari duduknya, lengannya tertahan.

"Sae?"

"Hah?"

"Yang tempo hari gue bilang ke lo.. itu, yang gue tanya ke lo apa terlalu cepet" Raut wajah Renjun berubah serius lagi.

Perasaan Saeron jadi gak enak.


Kata-katanya terhenti, cukup lama sampai Renjun lanjutkan lagi.

"Lo mau gak-"

Eits. Telapak Saeron berada tepat didepan wajah Renjun. "Gak bisa disini. Gue gak mau ditembak lo di tempat kaya gini, seengaknya di lapangan sekolah, atau gak di luar sekolah"

Renjun Freakin' Huang [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang