Chapter 06

2.6K 302 11
                                    

Sudah dua hari Wonwoo tidak bertegur sapa dengan ketiga anggota keluarganya, ia hanya sedang tidak ingin bertemu dengan ketiganya. Lagipula Ayah, Ibu serta Minwoo sedang pergi ke rumah nenek mereka dan ini adalah hal yang sangat biasa, mengingat jika Wonwo tidak pernah di ajak sama sekali oleh keluarganya.

Hari ini Wonwoo tidak kembali masuk sekolah, pikirannya terlalu penuh dengan perkataan yang dilontarkan oleh Junhui dan juga sang Ibu dua hari yang lalu. Perkataan mereka selalu saja berputar bagaikan kaset rusak di kepalanya. Wonwoo selalu berpikir, mengapa semuanya selalu membela Minwoo dan memintanya untuk memahami situasi yang sebenarnya, meski pada kenyataannya mereka tidak pernah memahami perasaan serta situasi yang tengah dialaminya. Mereka selalu menuntut dirinya untuk mengerti dan mengalah kepada Kakaknya, namun Wonwoo yang  sekarang bukanlah Wonwoo kecil yang berumur enam tahun.

"Ayah mengapa hanya Minwoo saja yang merayakan ulang tahun? Aku pun sama seperti Minwoo, Ayah." Tanya Wonwoo kecil yang pada saat itu baru saja menginjak umur enam tahun.

Youngwon hanya tersenyum. "Ayah mengingatnya Wonwoo-ya, ulang tahunmu akan dirayakan nanti malam, tidak apa kan?"

Kedua mata lucu Wonwoo hanya berkedip. "Mengapa harus berbeda Ayah?"

Youngwon terdiam,  ia bingung harus menjawab apa. "Tidak ada, Ayah hanya menginginkan pesta yang special untukmu. Maka dari itu Ayah menyiapkannya nanti malam, bagaimana? Apa kau menyukainya?"

Wonwoo kecil hanya mengangguk, ia kembali membayangkan bagaimana serunya pesta perayaan ulang tahunnya nanti malam. Setelah menanyakan itu,  Wonwoo kembali memasuki kamar dan membuka lemari bajunya, ia memilih baju bagus yang ia punya untuk nanti malam. Hingga waktu terus berjalan, waktu sudah menunjukan pukul delapan malam, namun rumah masih dalam  keadaan sepi, Wonwoo sudah mengenakan kemeja berwarna biru serta celana berwarna hitam dan jangan lupa untuk pesta mewahnya yang sudah dijanjikan oleh Ayahnya.

Kaki kecil itu melangkahkan kakinya menuju ruang makan, namun lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan karena di atas meja makan tidak ada kue atapun makanan yang lainnya selain tempat roti dan juga beberapa selai. Wonwoo menarik kursi meja makan dan terduduk dalam diam, ia menunggu kedatangan kedua orang tuanya serta Kakaknya. Hingga waktu sudah menunjukan pukul dua malam ia masih terduduk di kursi meja makan.

"Tuan Muda?"

Wonwoo menolehkan kepalanya ketika mendengar namanya dipanggil. "Paman."

"Sedang apa Tuan Muda disini? Ini sudah tengah malam, mengapa Tuan muda masih disini?"

"Aku menunggu Ayah, Ayah bilang akan ada pesta untuk ulang tahunku malam ini,  apa Ayah sudah pulang dan membawakanku kue ulang tahun yang banyak?"

Kepala pelayan bernama Jisung itu tersenyum sedih. "Tuan muda, Mungkin Tuan besar lupa. Beliau sudah pulang, dan dia meminta Paman untuk menemani Tuan Muda meniup lilin."

Dapat Jisung lihat jika tuan mudanya itu terlihat sangat sedih. "Sekarang pukul berapa Paman?"

"Sekarang sudah pukul dua dini hari Tuan."

Wonwoo bersedih, Ayahnya kembali berbohong kepadanya dan ia pun kesal dengan dirinya sendiri.  Mengapa ia selalu percaya dengan semua perkataan Ayah dan Ibunya. "Ulang tahunku sudah terlewat, tidak ada pesta lagi untuk tahun ini Paman."

Jisung ikut merasa sedih ketika melihat perubahan raut wajah anak majikannya itu, pada awalnya Wonwoo terlihat sekali penuh harap namun setelah ia memberitahu yang sebenarnya ia dapat melihat jika tuan mudanya itu terlihat sangat sedih. "Aku bodoh, mengapa aku selalu percaya dengan ucapan Ayah dan Ibu, Paman? Mereka selalu berbohong, mereka selalu meninggalkanku di belakang, mereka tidak pernah merayakan ulang tahunku. Tidak seperti Minwoo."

Twins but Different✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang