Chapter 12

44 9 0
                                    

Kerry PoV

Aku menoleh ke arah belakang melihat kondisi Tsubame yang mengalami banyak luka. Selain itu, Kokoro-chan sudah ... ah, pada akhirnya aku selalu saja gagal melindungi seseorang yang kusayang. Tapi, aku tidak bisa bersedih sekarang, ada sesuatu yang harus aku lakukan.

"Tsubame. Tetaplah disitu!"

Aku menghilangkan sayap api dari punggungku. Pandanganku sekarang tertuju pada musuh yang dihadapanku, kalau tidak salah dia bernama Blaze. Ia segera berdiri tanpa ada luka sedikitpun ditubuhnya. Sudah kuduga, dia dihidupkan lagi dengan darahku. Itu bisa terlihat bagaimana seharusnya serangan api hitam yang membakar objek apapun tidak berfungsi kepada pengguna darah hitam. Tidak ada pilihan lain selain mengalahkannya dengan cara manual.

Aku memegang pedang dengan kedua tangan di depan dada dan mulai merapalkan mantra, "Oh pedang suci, dengarlah do'aku. Hapuskan kejahatan di dunia ini!" Seketika pedang bercahaya dimana cahayanya semakin kuat. Aku mengangkat pedang tinggi-tinggi dan berkata, "Excalibur slash!"

Aku mengayunkan pedang secara vertikal, menghasilkan tebasan cahaya yang melesat lurus ke arah musuh yang ada di depan. Blaze segera menggunakan gergaji mesin itu untuk menahan serangan tersebut. Kupikir itu adalah usaha yang sia-sia, tapi aku salah. Blaze dengan mudah menghancurkan serangan tadi.

Ah, begitu ya. Gergaji mesin milik Blaze terbuat dari helnium, semacam bahan untuk menangkis segala jenis kekuatan cahaya. Sekali lagi musuh dibaliki ini semua sudah selangkah di depanku. Hal ini membuatku kerepotan.

Aku mencabut katana dan digunakan di tangan kiri. Yang harus aku lakukan sekarang adalah berusaha menusuk Blaze dengan Excalibur yang sudah dirapalkan mantra untuk mengakhiri kekacauan ini. Rencana yang sederhana, tapi tidak mudah untuk dilakukan.

Aku menerjang ke arah Blaze begitu juga dengan dirinya. Dia melayangkan sebuah sabetan gergaji ke arahku dan seketika ku tangkis dengan kedua pedang secara menyilang. Tenaga Blaze begitu besar hingga membuat tubuhku terpojok. Aku justru memanfaatkan dorongan tersebut untuk menghindar dan melakukan kedua tebasan secara bersamaan. Blaze yang terkena serangan tersebut segera membalas. Ia meletakkan telapak tangan ke dadaku dan melepaskan sebuah ledakan.

Ledakan tersebut membuatku terdorong kebelakang. Untuk menahan tubuh terlempar lebih jauh, aku menancapkan pedang di tanah. Segera kuambil handgun dari holster dan melepaskan tembakan beberapa kali kearahnya.

Blaze menerja dengan melindungi tubuhnya dari tembakan dengan gergaji mesin itu. Ketika dia mendekat dan melayangkan sebuah tebasan. Aku mencabut katana untuk menahan serangannya. Tapi kekuatan gergaji mesin berhasil membuat katanaku hancur dan hampir saja benda tersebut mengenai tubuhku. Aku segera menjatuhkan diri dengan berputar dan melayangkan tembakan yang kali ini mengenai perutnya.

Dia tampak kesakitan saat terkena tembakan tersebut dan terdorong kebelakang. Aku memanfaatkan celah tersebut untuk berdiri dan melakukan serangan tambahan. Dengan menyalakan api di tangan kanan, aku kirimkan sebuah pukulan kuat yang tepat mengenai ulu hatinya. Pukulan tersebut amatlah kuat sampai menghempaskan Blaze jauh beberapa puluh meter.

Aku tahu serangan tadi tidak akan berefek kepadanya, tapi setidaknya lebih baik daripada tidak sama sekali. Kembali mencabut Excalibur yang tertancap di tanah. Aku berusaha menghabisi Blaze secepatnya.

Ia kembali bangkit dengan cepat saat aku masih berjarak beberapa meter. Blaze kali ini cukup serius dengan membakar piringan gergajinya dengan api hitam. Tapi hal itu tidak membuatku gentar. Dia mengaktifkan gergaji tersebut dan melemparkan bola-bola api kepadaku secara acak.

[Arknights FanFic] Dark Swallow (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang