Di vote dulu dong hihiww
eitss komen juga kalo udh baca^^
selamat membaca:)
_____________________________________Sudah tiga hari Varo di kantor Ayahnya, bersama Varel yang sesekali datang menjenguk adiknya itu untuk membahas seputar bisnis. Maklum, Varel sudah sedikit pandai berada dalam lingkungan bisnis. Sejak SMA, Ayah selalu menegaskan agar Varel dan Varo bisa menguasai dunia bisnis, meskipun itu berbalik banding dengan bidang mereka.
Hari sudah semakin siang, saat ini Varo sedang beristirahat dengan makan siang di cafe kantor. Jangan heran jika kaum hawa di situ selalu memperhatikan Varo. Bahkan, hampir setiap saat, para pegawai sengaja mondar-mandir di depan ruangan Varo untuk mencari perhatian. Haha ruangan Varo berkaca, pantas saja.
Tring! Tring!
Ponselnya bunyi tanda panggilan masuk, nama Raffa tertera di sana.
"Apa?"
"Dimana?"
"Di kantor bokap."
"Pas banget, gua sama Nopal lagi deket deket kantor bokap lo, nih."
"Lo bareng Nopal?"
"Yoi, kita ke situ gimana?"
"Langsung ke cafe nya aja, gue di sini."
"Oke."
Tut! Sambungan di putuskan.
Varo menyimpan ponselnya dan kembali melanjutkan makannya yang tinggal sedikit lagi, duduknya yang tegap itu memang sudah terbaca bahwa jiwa kharisma sudah melekat di dirinya.
"Permisi."
Varo yang sedang mengunyah makanan pun mendongakkan kepalanya, seorang wanita dengan rambut pendek sebatas telinga itu berdiri di hadapannya.
Varo mengangkat satu keningnya.
"Saya pegawai di sini." Ucapnya sambil tersenyum, seolah-olah paham maksud Varo.
"Saya tidak tanya." Sahutnya datar.
"Yah, ngasih tau aja."
"Hm." Varo kembali melanjutkan makannya.
"Boleh duduk di si--"
"Sahabat saya lagi dalam perjalanan." Potong Varo duluan.
"Mereka akan duduk disini, saya rasa anda paham maksud saya." Sambung Varo dengan nada dinginnya.Wanita itu tersenyum kikuk sambil melirikkan matanya kepada teman-temannya yang berada di pojokan, mereka semua bersorak tanpa suara seakan-akan memberikan semangat untuk berusaha agar bisa duduk dengan Varo.
"Masih banyak yang kosong." Tambah Varo lagi, tak berniat mendongakkan kepalanya.
"Tapi mereka belum dateng, kan?"
Varo mendongakkan kepalanya dan melihat perempuan itu dari atas sampai bawah, wajahnya datar justru tak membuat pegawai itu takut.
"Boleh, kan?"
"Kalo mereka datang?" Tanyanya datar.
"Yah, saya gak jadi duduk."
"Oke, sahabat saya sudah sampai." Akhir Varo sambil mengarahkan dagu nya di pintu masuk. Ia meneguk minumannya tanpa melihat perempuan itu lagi.
"Sombong banget, sih. Bukan anak Direktur aja udah sombong. Anak presdir aja gak sombong, tuh." Julid pegawai itu.
Varo yang mendengar itu pun menatap tajam dan berdiri dari duduknya. Ia membaca nama tag yang terpasang di baju perempuan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVARO (On Going)
Ficțiune adolescenți[ANTI PLAGIAT]🚫 𝐀𝐥𝐯𝐚𝐫𝐨 𝐏𝐫𝐚𝐭𝐚𝐦𝐚 𝐏𝐮𝐭𝐫𝐚. Anak dari pemilik PT. Pratama Tambang yang memiliki cabang diseluruh pelosok Indonesia. Lelaki tampan yang tidak suka ketika ada perempuan yang mengejar laki-laki. Ia tidak pernah membuka hati...