9. Cinta? Mungkin

55 11 7
                                    

Awali vote kalian.
selamat membaca❤️
____________________

Varo sudah pulang sejak beberapa menit yang lalu. Sedari tadi Ifah dan Raffa masih duduk dengan kesibukan masing-masing diruang keluarga.

Raffa yang sibuk dengan ponselnya, dan Ifah yang sibuk dengan pikirannya sendiri. Ponselnya sedari tadi hanya dipegangnya saja.

"Kak." Panggil Ifah.

"Aaa."

"Tadi kak Varo ngomong sesuatu sama Ifah, tapi ke buruh kak Raffa dateng, jadi Ifah gak nanya maksudnya apa."

Raffa yang pandangannya masih di ponselnya pun menyahut.
"Tanya apa emang?"

"Dia gak suka sama cewek pendek, Ifah doang katanya."

"Varo suka sama lo kali." Sahut Raffa.

"Masa, sih?"

Raffa menoleh pada Ifah.
"Lo yang pura-pura gak nyadar atau gimana?"

"Ifah gak tau, tapi perlakuan kak Varo ke Ifah beda gitu kak."

Raffa melepaskan pandangannya dari ponselnya, lalu menoleh pada Ifah.
"Fah, dengerin gue."

Raffa mengubah posisi duduknya agar bisa berhadapan dengan Ifah.
"Varo itu gak pernah punya pacar, gak pernah suka sama orang."

"Terus?"

"Nah, Varo juga gak pernah bersikap ke orang lain seperti apa sikapnya sekarang ke lo."

"Masa sih, Kak?" Ifah mengangkat keningnya.

"Gue serius, Ifah."

"Ifah juga serius, Kak."

"Yaudah sana naik, udah malem banget." Suruh Raffa.

"Lanjut dulu."

"Lah, kepo juga lo soal Varo."

"Pengen tau aja." Balas Ifah cengingiran.

"Oke lanjut, bahkan ada cewek yang ngejar-ngejar Varo dari kelas 10 gak dilirik sama Varo."

"Loh?" Ifah mengerjapkan matanya.

"Jahat banget kak Varo." Ucap Ifah.

"Bukan jahat, bego. Dia orangnya emang gitu. Gak mau ngasih harapan ke cewek yang gak dia suka." Ucap Raffa.

"Jadi--" Raffa menggantung ucapannya.

Ifah menaikkan satu keningnya.
"Apa? Jadi apa, Kak?"

"Jadi kalo lo sia-siain orang kayak Varo, gue jamin gak bakal lagi lo dapat orang kayak dia." Ucap Raffa dengan wajah yang serius.

Raffa kembali membalikkan badannya menghadap depan.
"Lo nyaman gak dengan sikap Varo yang sekarang?"

Ifah menganggukkan kepalanya.
"Nyaman."

"Nah kan lo nyaman, Varo emang jarang ngomong, lo liat aja tindakan dia bukan ucapannya. Kalo tindakannya udah buat lo nyaman tanpa banyak omong, kenapa harus menghindar."

"Gitu yah, Kak."

"Iya, gue tau lo selalu ngehindar dari Varo."

"Ifah takut kalo Ifah gak bisa suka sama kak Varo."

"Kalo sikap Varo aja bisa buat lo nyaman, kenapa gak bisa suka?"

Ifah mengangguk-angguk kepalanya mendengar Raffa.

"Banyak yang ngejar Varo, Fah. Dan lo orang beruntung yang bisa buat Varo suka sama lo tanpa lo banyak gaya."

"Hmm." Ifah menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

ALVARO (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang