16 | My Bodyguard

93.8K 1.7K 93
                                    


Happy reading
Tolong komen jika ada typo

Oh ya btw, tenang saja aku bukan penganut sad ending;)

°°°


Viona mendekati Jovan yang tertidur di atas ranjangnya dengan gelisah. Keringat dingin bercucuran membasahi dahi pria itu. Viona mengusap alis tebal Jovan yang mengernyit.

Apa yang dimimpikan pria itu sampai gelisah seperti ini?

"Jo?" Viona membangunkan pria itu dengan pelan.

"Ma, jangan pergi," lirih Jovan pelan, alisnya semakin mengernyit hingga menciptakan lipatan-lipatan pada dahinya.

"Jo, lo kenapa?" Viona masih berusaha membangunkan pria itu dengan menggoyang lengan Jovan.

"Maaf," lirih pria itu lagi.

Sepertinya Jovan mimpi buruk.

"Jo, bangun." Viona harus membangunkan pria itu agar ia lebih tenang. Gadis itu tidak tega melihat Jovan yang sepertinya sangat tersiksa dengan mimpinya.

"Buset, susah bener dibangunin," gerutu Viona.

"Jo!" sentak Viona seraya menggoyangkan lengan Jovan lagi.

Sontak Jovan terbangun dengan napas terengah. Viona yang melihat itu pun segera menyodorkan segelas air putih yang tersedia di atas nakas. Gadis itu mengelap dahi Jovan yang basah oleh keringat, mengusapnya lembut memberi kenyamanan.

Selesai Jovan minum, Viona mengambil gelas yang dipegang pria itu kemudian ia letakkan kembali di atas nakas.

Gadis itu mendaratkan bokongnya di tepi kasur tepat sebelah Jovan. Ia menarik kepala pria itu ke ceruk lehernya, membiarkan Jovan merasa nyaman di pelukannya. Viona menepuk pelan punggung Jovan bermaksud menenangkan.

"Sst, everything will be alright," bisik gadis itu.

Terdengar hembusan napas Jovan yang tidak lagi memburu seperti tadi. Pria itu membalas memeluk pinggang Viona serta semakin dalam menyembunyikan wajahnya di ceruk leher jenjang gadis itu.

Viona masih menepuk-nepuk punggung tegap pria itu seraya mengucapkan kalimat yang membuat Jovan tenang.

"Sst, gue disini, Jo. Everything will be alright," bisik gadis itu menenangkan.

Viona tidak tahu semengerikan apa mimpi Jovan. Ia juga tidak ingin membahasnya, karena bukannya mimpi buruk tidak baik diceritakan kepada orang lain?

Viona tidak ingin Jovan mengingat kembali mimpi mengerikan itu, ia hanya ingin Jovan merasa tenang bersamanya. Viona tidak akan menuntut Jovan menceritakan masalah yang dialami pria itu. Viona akan menunggu sampai Jovan siap berbagi padanya.

"Udah oke, Jo?" Tanya Viona setelah merasa Jovan sudah mulai tenang.

Jovan melepaskan pelukan mereka, mengubah posisinya menjadi duduk berhadapan dengan Viona, "Ya," jawabnya.

Viona mengelus rahang tegas Jovan yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.
"Makan malam yuk!" ajak Viona.

"Kamu mau makan apa? Biar saya yang masak," ucap Jovan.

"Gak usah, tadi gue udah masak, kok."

"Maaf saya ketiduran," ucap Jovan.

"Gak papa, sekali-sekali gue yang masak. Yakali lo mulu yang masakin gue," jawab Viona.

My Bodyguard [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang