Happy reading
Tolong ingatkan jika ada typo°°°
Sudah 2 hari Jovan tidak pulang ke rumah Viona. Saat ini pria itu berada di markasnya dengan Alden. Kedua pria itu masih terus menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi 5 tahun lalu.
Penyelidikan ini bermula ketika Jovan mendapatkan informasi dari rekan kerjanya perihal kasus pembunuhan yang baru-baru ini terjadi. Motifnya sama dengan pembunuhan 5 tahun yang lalu dan Jovan menduga ini adalah pelaku yang sama.
Namun, kepolisian dan dirinya sangat sulit menemukan pelaku tersebut karena pembunuhan ini sudah terencana dengan rapi. Pelakunya sangat pintar dalam menghilangkan bukti.
Tapi sepandai-pandainya bangkai ditutupi, baunya tetap akan tercium juga. Beberapa minggu yang lalu Jovan mendapatkan rekaman dari black box mobil yang merekam penjahat tersebut. Walaupun tidak terlalu jelas, namun mereka masih bisa menebak siapa pelakunya dari tato yang terdapat di punggung tangan penjahat itu.
Tato tersebut bertuliskan εξουσία (exousía) yang berarti kekuasaan. exousía adalah nama gangster yang selama ini tengah mereka selidiki. Dan setiap anggotanya mempunyai tato yang sama di punggung tangan mereka.
Saat ini Jovan duduk di sofa panjang yang bisa buat selonjoran. Pria itu menikmati pemandangan dari markas ini sembari menyeruput secangkir kopi hitamnya.
Sedangkan Alden, pria itu tengkurap di sofa satunya lagi seraya memikirkan sesuatu. Entah apa yang sedang dipikirkan pria itu, semoga saja bukan pikiran jorok.
"Jo!" panggil Alden.
"Hm." Jovan melirik Alden yang sedang senyum-senyum sendiri. Bukannya apa, hanya saja Jovan agak ngeri dengan sahabatnya itu. Apalagi saat ini mereka hanya berdua saja dalam satu ruangan.
"Apakah ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama?" tanya Alden menerawang.
Jovan mengernyitkan dahinya, alis tebal pria itu hampir menyatu. Ah, alis tebal impian semua perempuan.
"Oh, iya gue lupa lo kan gak pernah cinta-cintaan," sadar Alden menepuk dahinya pelan.
"Ck," decak Jovan.
"Jo!" panggil Alden lagi.
"Hm."
"Lo gak tertarik sama cewek yang lo jaga?" tanya Alden penasaran.
"Belum."
"Belum berarti akan?" tanya Alden lagi.
"Bisa jadi."
"Kenalin ke gue dong. Siapa sih namanya? Vina? Vana?"
"Untuk apa saya kenalkan ke kamu?" tanya Jovan.
"Ya siapa tau kita bisa berteman," jawab Alden mengedikkan kedua bahunya.
"Saya tidak sudi kamu berteman dengan dia," ucap Jovan.
"Jahat banget kamu mas." Alden menelentangkan badannya menghadap langit-langit ruangan.
"Jo! Temennya Vina cakep juga ya," ucap Alden seraya memikirkan Sarah.
"Viona bukan Vina! Temannya yang mana?" tanya Jovan.
"Sarah, yang kemaren lo suruh gue anter pulang."
"Semua wanita memang cantik," ucap Jovan.
"Ya betul, tapi dia cewek paling cantik dan bahenol yang pernah gue temuin." Alden berbicara dengan kedua sudut bibirnya yang melengkung ke atas, tatapan mata pria itu berbinar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard [HIATUS]
Любовные романы🔞WARNING🔞 Natasya Viona Xavier, gadis cantik yang memiliki paras imut dan polos tapi tidak sepolos kelihatannya. Ia harus rela kebebasannya selama ini sirna kala sang ibu menyewa bodyguard untuknya. Jovano Astellio Drew, pria sexy yang mampu membu...