3 | My Bodyguard

216K 3.2K 110
                                    


Happy reading
____

Hari ini Viona tidak memiliki jadwal kuliah. Akhirnya ia bisa bersantai di rumah. Biasanya jika gadis itu tidak memiliki kegiatan, ia akan bersenang-senang di rumah, yaitu mendekam di kamar dengan tubuh telanjang.

Mendengarkan suara desahan berat khas pria dari youtube seraya memanjakan klitoris mungilnya. Ia akan memuaskan hasratnya saat itu, tapi semenjak kedatangan sang bodyguard, ia tak bisa melancarkan aksinya. Lama-lama Viona merasa tersiksa jika seperti ini terus.

"Lo gak ada urusan di luar gitu?" tanya Viona kepada Jovan yang sedang mencuci mobil di garasi. Lelaki itu terlihat semakin seksi dengan penampilannya sekarang yang hanya menggunakan boxer dan kaos hitam.

"Tidak ada."

"Atau gak nongki bareng temen-temen lo gitu?" tanya Viona lagi.

"Tidak ada, Viona. Sebenarnya kamu ingin apa?" tanya Jovan.

"Gue pengen lo pergi dari rumah. Kemana, kek, seterah lo. Gue pengen happy happy di rumah," jawab Viona.

"Dan saya tidak akan menurutinya."

"Ck, kenapa sih susah banget merintah lo? Malah gue yang sering nurut sama lo."

"Takdir."

"Hih, nyebelin!" Viona menyemprot Jovan dengan selang yang berada di dekatnya. Seketika tubuh Jovan basah kuyup karena ulah Viona. Lelaki itu menatap Viona tajam.

"Apa? Mau marah? Gue colok tuh mata!" sewot Viona. Gadis itu menelan salivanya kasar saat melihat Jovan menghampirinya masih dengan tatapan yang tajam.

Viona sudah siap beranjak dari duduknya tapi kalah cepat dengan Jovan. Lelaki itu berhasil menahannya tetap duduk. Kedua tangan Jovan berada di sisi tubuh Viona, menyangga pada pegangan kursi.

"M-mau apa lo?" tanya Viona dengan suara bergetar. Jarak mereka sangatlah minim dengan tatapan tajam Jovan yang bersirobrok dengannya membuat Viona gugup.

"Ini." Jovan mengambil selang yang masih berada di tangan Viona.

"O-oh, nih, nih ambil bawa pulang." Viona memberikan selang itu kepada Jovan dengan tergesa, setelah itu ia memasuki rumah untuk menghindari tatapan Jovan yang menyeramkan.

"Kampret, bisa-bisanya gue mikir yang iya- iya," umpat Viona. Saat Jovan mengikis jarak mereka tadi, Viona sempat salah fokus dengan penampilan Jovan yang basah. Lelaki itu semakin mengeluarkan pesonanya, membuat Viona berpikir yang iya-iya. Paham gak? Kalau gak paham iyain aja dah, Viona anaknya emang sedikit korslet otaknya.

Sepertinya Viona harus menjernihkan pikirannya. Ia akan berendam dengan air hangat seraya mendengarkan musik yang menenangkan.

Ketika Viona telah hanyut oleh suasana, tiba-tiba ia memiliki ide untuk mengerjai bodyguard nya. Dengan semangat 45, Viona segera menuntaskan kegiatan mandi nya. Ia melilitkan handuk –yang hanya sebatas setengah paha– di tubuhnya.

"Jovan!" panggil Viona seraya mengontrol ekspresinya agar terlihat panik.

"Jovan cepet ke sini!" seru Viona dengan berpura-pura panik.

Tidak berapa lama Jovan datang dengan berlari kecil.

"Ada apa?" Jovan tertegun melihat sang nona yang hanya menggunakan selembar handuk untuk menutupi tubuhnya.

"Bisa minta tolong belikan gue pembalut? Stok pembalut gue habis, udah gak nyaman banget nih," pinta Viona.

"H-hah?"

My Bodyguard [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang