10. Backstreet

2.3K 358 45
                                    

Akhirnya karena tak enak hati, akupun menerima saran itu. Lagipula menurutku Kaivan itu sangat berbeda dengan Raffael, meski anak itu sering ceplas ceplos dalam berbicara tapi sejauh ini Kaivan selalu bersikap baik dan juga menghormatiku sebagai istri Raffael. Jadi kupikir tidak ada salahnya untuk menerima ajakannya itu.

##

Sesuai janjinya, Kaivan pun mengantarku sampai ke kantor. Aku bersyukur karena tidak ada yang mengenalinya sebagai anak dari pemilik perusahaan ini, mungkin karena ia masih sekolah, makanya Kaivan tidak pernah menginjakkan kakinya di kantor ini. Sebenarnya mengingat tempat ini hanyalah kantor cabang yang tidak terlalu besar dari perusahaan raksasa milik keluarga Raffael, aku cukup terkejut mengetahui kalau Raffael akan di tugaskan untuk memimpin kantor disini, sementara kantor pusatnya hanya berjarak 30 menitan saja dari tempat ini.

Sebelum masuk kedalam, aku tidak lupa melepas cincin pernikahanku dengan Raffael. Hal ini ku lakukan agar tidak ada yang mengetahui perihal statusku sekarang. Toh, aku yakin kalau Raffael juga melakukan hal yang sama.

Tiba di depan lift aku bertemu dengan sahabatku Mely, dia adalah sahabatku saat di SMP dan SMA, tapi Mely yang juga terlahir dari keluarga sederhana dan memiliki otak yang pas-pasan tidak bisa masuk ke universitas yang sama sepertiku. Meski sempat terpisah, kami tetap bersahabat dengan baik, bisa di bilang hanya Mely lah orang yang bisa menerimaku apa adanya. Saat ku menikah, dia tidak datang karena sedang terkena cacar. Jadi ku sarankan agar dia tidak datang supaya tidak menulari orang lain.

"Ciye yang pengantin baru, cerah bener wajahnya."

Aku langsung membekap mulutnya saat itu juga, berharap tidak ada yang mendengar ucapannya. Untung saja semua karyawan yang sedang mengantri di depan lift terlihat sibuk dengan ponselnya masing-masing, membuatku bisa menghembuskan nafas dengan lega. Ku pelototi Mely dengan wajah galak, bermaksud untuk memperingatkannya tanpa suara.

Sebuah dekhaman di belakang kami menghentakku, membuatku menoleh dengan otomatis, pun dengan Mely dan juga karyawan lainnya yang berkerumun di depan lift. Aku terkejut saat sorot mata setajam pedang kembali tertangkap oleh kedua mataku, hingga membuatku langsung dilanda gelisah. Kini di dekat kami tampak Raffael tengah berdiri dalam balutan setelan kerjanya yang mahal, sebenarnya aku sudah mulai menghafal aroma parfumnya karena itulah begitu dekhaman itu terdengar jantungku langsung bertabuh takut.

Wajahnya memang tidak seangkuh ketika berhadapan denganku, bahkan ia sempat menyahuti sapaan karyawannya, tapi begitu pandangan kami bertemu, rahang kokohnya terlihat mengeras.

Pintu lift terbuka, Raffael masuk duluan lalu di susul oleh karyawan yang lain. Mengingat ini hanya kantor cabang, jadi tidak ada lift eksekutif yang terdapat disini. Tadinya aku enggan untuk ikut masuk kedalam kotak besi itu dengan adanya Raffael di dalamnya, tapi Mely menarikku. Aku pun dengan pasrah membiarkan Mely menarik tanganku.

"Sepertinya akan over load."

Ucapan Raffael langsung menahan langkahku, aku menatapnya yang kini tengah menukikkan alisnya dengan menantang kearahku. Lalu pandanganku menyapu isi lift, masih ada ruang kosong didalam dan sepertinya akan cukup untuk dua orang lagi. Tapi karena aku tahu maksud Raffael mengatakan hal itu hanya padaku, akhirnya aku urung untuk masuk kedalam lift. Aku menyuruh Mely untuk duluan, dia awalnya menolak dan sempat terjadi perdebatan di antara kami yang langsung membuat semua orang di lift merasa kesal, tapi akhirnya dengan wajah bersalah Mely pun meninggalkanku.

Lift tertutup dan perlahan naik atas, mengantarkan mereka yang berada di dalamnya ke lantai tujuan--meninggalkanku sendirian yang seperti keledai bodoh. Ku lirik arloji di tangan, tinggal 5 menit waktu yang kesisa, dan jika aku terus menunggu lift disini maka bisa di pastikan kalau aku akan terlambat tiba di ruang absen, jadi ku putuskan untuk ambil jalan pintas yaitu dengan menaiki tangga darurat yang terletak di sudut kantor ini.

(Un)Wanted BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang