JN || 09

83 18 0
                                    

HAPPY READING!!! ❤

Pagi ini, aku terbangun cepat dari biasanya. perut ku terasa lapar. Aku ke kamar mandi cuci muka, dan gosok gigi.

Aku nurunin tangga satu persatu, pergi ke meja makan. Sudah sampai di bawah. Aku melihat mama dan papa sedang berbicara dimeja makan. Aku ingin kesana, namun aku takut karena malam kemarin diriku sudah mempermalukan orang tua ku didepan orang lain.

"Samperin ga ya? Kalo aku ga samperin, yang ada aku mati kelaparan. Terus kalo aku kesana, aku takut ngeliat papa marah. Cukup malam itu aja papa ngebentak ku didepan orang." Gumam ku.

"Udahlah, aku kesana aja. Perut ku sudah sangat lapar sekali, gegara tadi malam aku tak sempat makan, terlalu banyak menangis dan memikirkan masalah perjodohan." Gumamku.

Aku berani kan diri untuk ke meja, sampai di meja makan, aku langsung duduk. Dan menyapa kedua orang tua ku.

"Pagi ma, pa" Ucap ku ketakutan. Iya aku takut dimarahin. Soalnya wajah kedua orang tua ku sangat dingin.

"Pagi juga nara, tumben kamu bangun jam segini, biasa susah banget bangun." Ucap mama ku. Sedangkan papa cuman berdehem doang.

"Iya ma, nara lapar. Soalnya tadi malam gak makan." Balas ku.

Aku ngambil nasi goreng cukup banyak. Dan aku makan dengan lahap. Disaat kami makan tidak ada satupun yang bersuara. Yang terdengar hanya suara gesekan sendok dipiring.

"Seperti nya papa masih marah dengan ku." Gumam ku melihat papa dengan aura yang berbeda.

Selesai makan, Aku mulai berani kan diri untuk ngomong ke orang tua ku.

"Ma, pa maafin nara tadi malam iyaa" Ucap ku.

"Iyaa gapapa kok, mungkin kamu syok." Ucap mama. Sedangkan papa cuman diam tidak bicara.

"Papa masih marah sama nara? Nara kan udah minta maaf pa. Kan emang nara ga mau nikah di usia ini. Tapi kalo papa yang maksa, yaudah nara Terima." Ucap ku menahan air mata.

Papa hanya berdehem aja, tidak sedikit mengeluarkan suaranya.

Aku melihat nya saat sakit hati. Aku langsung pergi ke kamar.

"Nggak usah di kejar, lagian udah dewasa. Biarin aja." Ucap papa menahan istrinya yang ingin mengejar ku ke kamar.

"Papa nih gak ngomong, jadi dikirain papa masih marah sama nara. Jangan kek gitu pa." Ucap mama.

"Emang papa masih marah sama nara. Karena dia tidak mau nerima perjodohan ini. Tapi mau gak mau, nara tetap papa jodohkan" Ucap papa. Kemudian papa pergi ke kamar nya.

🌻🌻🌻

Aku siap siap untuk berangkat ke sekolah. Saat aku nurunin tangga satu persatu. Aku melihat bang Calvin, mama dan papa berbincang-bincang bahagia.

"Aku iri dengan suasana ini. Aku bingung harus bagaimana. Kalo aku Terima perjodohan ini, gimana dengan pendidikan ku. Kalo aku tidak Terima, papa mungkin marah dengan ku. " Gumam ku termenung. Tidak sadar telpon ku berbunyi.

"Astaghfirullah, dahyun nelpon ku 3 kali." Gumam ku. Aku pun menelpon nya kembali.

"Assalamu'alaikum, ada apa dah?"

"Walaikumsalam Nar, kamu dimana nih? Kok belum datang ke sekolah."

"Iyaa dah, ini aku mau otw. Tunggu sebentar iyaa."

"Iyaa nar, gak pakai lama iyaa."

"Iyaiyaa, byee. Assalamualaikum."

"Iyaa, hati hati. Walaikumsalam nar."

Married At The Age Of 18Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang