sebuah cerita bersetting flashback dari Interview yang direkam untuk konten di channel Yt. cerita berfokus pada interview yang mereka lakukan. Dan memiliki dua sudut pandang sesuai yang tertera pada judul Part.
kisah ini menceritakan sepasang kekasi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PERINGATAN!!
Apabila ada kesamaan dalam nama tempat dan tokoh itu hanyalah kebetulan semata, tidak bermaksud menyingung pihak manapun.
HAPPY READING ...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"AHHH! SIAL!" umpatku kala nyanyian dari backsound drama itu muncul, menandakan berakhirnya episode hari ini. Padahal adegan itu belum menemukan titik terangnya karena berhenti tepat saat wajah si pria sudah sangat dekat. Segala protes terus terucap dalam hati ini.
"ada apa woozi-ya?" tanya seseorang dengan jelas, tetapi sang pemilik dari suara tersebut tidak manampakkan dirinya membuatku memeriksa seluruh ruangan tanpa beranjak. "aku terkejut dengan teriak kau."
Tiba-tiba sosok lelaki berambut pirang keluar dari kamar mandi dengan masker di wajahnya. Aku menebak, ia adalah jeonghan hyung karena suaranya yang lembut.
"oh hyung, sejak kapan kau disini?"
Lalu ia berjalan kearah kasur satunya yang menjadi tempat vernon beristirahat, dan merebahkan dirinya disana. "sejak kau bergumam tidak jelas, berdecak dan berteriak sangat kencang. Apa yang kau tonton sampai seperti itu, hah?" tanya Jeonghan hyung tanpa melihat kearahku.
Aku mematikan laptop dan memindahkannya ke meja rias di kamar ini. "film yang sama dengan yang ditonton hoshi." Jawabku malas. "hyung juga, kenapa ada disini?" tanyaku saat kembali ke kasur, tempatku tadi.
"oh, film itu. Tidak biasanya kau nonton drama." Balas Jeonghan hyung. "Soal itu, aku akan menemanimu malam ini karena Vernon ingin menonton Avengers dengan Dokyeom. Sudah, aku mengantuk, mau tidur sebentar. Kalau kau masih ingin melek bangunkan aku 10 menit lagi."
Saat aku ingin menanyakan sesuatu lagi, ia malah memasang isyarat untuk tidak menganggu dengan tangannya. Aku tidak habis pikir dengan hyungku satu ini, ia sangat sulit sekali dimengerti. Jadinya, aku ikut merabahkan diri namun karena permintaan pria itu aku tetap terjaga, ditemani oleh ponsel.
Hatiku yang masih kesal karena drama tadi dan juga gadis itu yang mengerjai diriku, hingga menyebabkanku bergelut dengan ego yang ternyata sia-sia. Awas saja kalau bertemu, aku pastikan untuk memberimu hukuman ... batinku sambil menatap layar ponsel yang tertampang wajah gadis itu.
