PERINGATAN!!
Apabila ada kesamaan dalam nama tempat dan tokoh itu hanyalah kebetulan semata, tidak bermaksud menyingung pihak manapun.
HAPPY READING ...
-Flashback ON-
"ah ... bodoh ... bodoh ... kenapa kau harus mendorong tubuhnya dan pergi begitu saja," rutukku sambil memukul jidatku pelan. Aku menatap kesal pada pantulan diriku di cermin, memaki betapa bodohnya diriku ketika mendorong tubuh Woozi sampai terjungkal dan pergi tanpa pamit dengan membanting pintu sangat kencang.
Otakku juga tidak berhenti mengingatkanku akan kejadian tadi, sampai aku pusing dibuatnya. Sepertinya juga aku sudah sangat tidak sopan dihadapannya. "ahh ... aku harus gimana," ucapku seraya menenggelamkan wajah kedalam telapak tangan yang bertumpu pada meja rias.
Drrtt ... Drrtt ...
Aku bergerak mengambil handphone yang terbaring di atas kasur. "halo, Bumzu oppa. Ada apa?" tanyaku pada sambungan telepon. Panggilan itu dari salah seorang yang membantu dalam pembuatan lagu seventeen dan juga laguku, beberapa kali kami bertemu saat bersama Woozi. "aku? Wae-yo?"
"lagu yang sedang aku buat sangat cocok dengan type suaramu dan tidak ada lagi yang bisa aku mintai tolong selain dirimu." Jelas Bumzu oppa. Sepertinya ia masih berada di ruang kerjaannya malam ini padahal sudah hampir mendekati pukul 10 malam.
"tentu saja, kenapa tidak?" ucapku penuh percaya diri, lagipula aku juga tidak memiliki jadwal esok. Setelahnya Bumzu oppa menyuruhku untuk datang jam satu siang dan aku mengiyakan. Satu helaan nafas panjang keluar bersamaan dengan tubuhku yang menyentuh empuknya kasur.
Waktuku untuk melakukan pekerjaan di jepang hampir berakhir, banyak sekali kegiatan yang aku lakukan disana dan mengharuskan aku sedikit-sedikit belajar bahasa jepang agar lebih mudah untuk berkomunikasi. Aku terbangun, "ahh ... ahhh ... bodoh ... bodoh ... kalau besok ke pledis pasti bakal ketemu Woozi dong."
Untuk yang kesekian kalinya aku mengutuk kebodohan dalam diriku, kenapa juga aku bisa melupakkan kejadian siang tadi hingga dengan mudahnya mengiyakan permintaan Bumzu oppa. Rasanya mau menghilang saja dari dunia ini. "aaaa ...." Teriakku yang tertutup bantal yang menjadi tempat kepalaku sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol and I (Lee JiHoon) ✅
Fanfictionsebuah cerita bersetting flashback dari Interview yang direkam untuk konten di channel Yt. cerita berfokus pada interview yang mereka lakukan. Dan memiliki dua sudut pandang sesuai yang tertera pada judul Part. kisah ini menceritakan sepasang kekasi...