PERINGATAN!!
Apabila ada kesamaan dalam nama tempat dan tokoh itu hanyalah kebetulan semata, tidak bermaksud menyingung pihak manapun.
HAPPY READING ...
Flashback On-
Awalnya aku mengabaikan lembaran-lembaran kertas itu, tapi rasa penasaran untuk membacanya memenuhi diriku. Setelah pergulatan yang berlangsung lama di kepalaku, akhirnya aku memutuskan untuk membacanya. Aku ambil kertas-kertas yang sengaja aku singkirkan tadi.
Halaman pertama hanya sebuah tulisan ' I DON'T MISS YOU' yang berada di tengah-tengah kertas, aku duga itu adalah sebuah judul dari lembaran itu. Lalu kubuka lembaran berikutnya yang mulai di penuhi oleh tulisan-tulisan.
Sudah beberapa paragraph aku baca dan darinya aku mulai memahami apa isinya, ini adalah sebuah potongan cerita. Di dalamnya menceritakan seorang gadis yang bahagia bersama kekasihnya. Rasa penasaran akan kelanjutannya mendorongku untuk terus membaca halaman-halaman lainnya.
Rasa penasaran kini berubah menjadi iri ketika adegan-adengan manis yang dipamerkan sepasang kekasih dalam cerita. Uraian yang rinci membuat siapapun hanyut dalam imajinasi termasuk diriku. Aku yang mudah terbuai oleh cerita, turut merasakan berbunga-bunga saat sang prianya memberikan kejutan di hari ulang tahun gadisnya.
Lembaran demi lembaran telah habis kubaca, mungkin sudah 15 menit berlalu, bukan karena aku yang terlalu lambat dalam hal membaca tetapi waktu memang berjalan tanpa henti. Bahkan keinginan untuk menyudahinya dan lanjut berkeja atau sekedar mengistirahatkan tubuh di sofa sama sekali tidak ada.
Tiba-tiba hatiku memanas kala mengetahui pria yang disayangi, dipercayai gadis itu telah berkhianat dibelakangnya. Hati gadis itu remuk dan hancur ketika mendapat pesan dari nomor yang tadi dikenal.
Pesannya berisi kata-kata yang menuduh si gadis karena telah merebut kekasihnya, tentu saja gadis itu tidak mengerti karena selama ini prianya tidak pernah bergelagat aneh di depannya. Dan dengan bodohnya si gadis mengajak pengirim pesan untuk bertemu secara langsung dan tentu saja tidak boleh diketahui si pria.
Tiba waktunya si gadis dan pengirim pesan itu bertemu. Jantungku berpacu cepat akibat penasaran yang berlebih. Keduanya berjanji temu di sebuah café tapi saat sampai gadis itu tidak menemukan sosok yang sekira mirip dengan imajinasinya.
Gadis itu menunggu sampai seorang wanita datang duduk di hadapannya, mulutku menganga kala membaca bahwa gadis itu sedang mengandung, sungguh aku tidak menyangka akan hal itu.
Emosiku kian memuncak ketika prianya mengetahui pertemuan itu dan lebih memilih wanita yang mengadung anaknya tanpa sempat gadis itu meluapkan semua emosi dan amarahnya, yang bisa ia lakukan hanyalah memendamnya bagai pisau belati tertancap tepat di jantung dan tak bisa dilepas.
Aku harus menenangkan hati ku yang bergejolak sehabis membaca cerita yang tidak berakhir bahagia seperti di dongeng, membacanya membuat hatiku mengalami pergantian emosi secara cepat. Pikiranku juga tidak bisa berpaling dari ceritanya, seakan otakku kembali membaca detail yang di perlihatkan. Ceritanya begitu nyata bagiku, seperti sang penulis yang mengalaminya secara langsung.
Apakah Nada yang menulisnya? Dan ini ceritanya?
Pertanyaan yang terlintas dipikiran membuatku kembali mengingat alasan nuna manager memberikan ini kepadaku. Apakah karena ini adalah cerita nyata dari seorang gadis bernama Nada?
Sungguh aku tidak menyukai kemungkinan itu, apalagi jika dia telah di khianati si pria brengsek dalam lembaran itu. Jika memang benar, aku ingin sekali memukulnya atau memaki tepat di depan mukanya yang aku rasa pantas untukknya. Helaan nafas aku keluarkan seraya mengistirahatkan punggung pada sandaran kursi.
***
Kemarin akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke dorm karena moodku tidak enak untuk melanjutkan pekerjaan, dan sebelum pergi ke alam mimpi aku menghubungi Nada untuk datang ke studioku hari ini sebelum berangkat ke Jepang malamnya.
Memang alasan aku memanggilnya karena cerita itu, rasa gudah terus menyelimuti diriku sedari malam karenanya. Sekarang aku hanya perlu menunggu gadis bertubuh kecil datang, kegelisahan membuat kakiku tidak bisa berhenti menghentak-hentak dilantai dan memandang kosong layar komputer. Otakku penuh berisi kata-kata yang tersusun untuk disampaikan pada Nada nanti.
3 ketukan yang memgema, berhasil membuyarkan lamunanku. Tak lama masuk seorang gadis yang sudah memotong rambutnya, mulutku membeku seketika, kata-kata yang telah siap aku lontarkan menjadi tercekal di ujung lidah. Aku kembali menciptakan suasana cangung secara alami.
Nada tersenyum, "annyeohasseyo. wae-yo, oppa? Ada apa memanggilku?"
Mulutku yang masih membeku hanya bisa menyuruhnya duduk di kursi yang sempat didudukinya kemarin. Tetapi mulutnya kembali bertanya untuk apa aku memanggilanya yang tetap saja aku tidak bisa menjawabnya. Aku mengarahkan kursi yang menjadi tumpuanku untuk menghadap ke gadis itu.
Tanganku mengambil lembaran-lembaran yang sengaja aku letakan di pojok untuk menjauhkannya dari pandanganku. Aku berikan kertas-kertas yang masih rapih ke tangan Nada yang sudah siap menerimanya.
Awalnya ia berekspresi datar melihatnya tapi setelah membaca judulnya dia melebarkan matanya, tidak yakin dengan benda di tangannya ia membuka lembaran selajutnya. Kali ini tanganya bergerak menutup mulut yang sudah terbuka. "o-op-oppa sudah memba— ahh ... anida ... anida ... b-bagaimana ini bisa di tanganmu?"
-Flashback OFF-
.
.
.
.
Ada yang tau ada apa dengan woozi?? Mon-Mon sama sekali tidak mengerti, kenapa dia sangat ingin memukul pria di cerita itu??
Apa kalian tau maksud dari manager nuna memberikan itu pada woozi???
Aku sadar ini adalah part terpendek dari semua part yang Mon-Mon tulis di cerita ini, maaf ken ya.
Sebenarnya adalah alasan kenapa pendek, tapi jawabannya sih gak mau Mon-Mon spoiler, kalau pensaran sih tunggu aja eps selanjutnya heheheh
Janji nungguin kan?? Okidokey.
See ya... Stay healthy... Sleep well...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idol and I (Lee JiHoon) ✅
Fiksi Penggemarsebuah cerita bersetting flashback dari Interview yang direkam untuk konten di channel Yt. cerita berfokus pada interview yang mereka lakukan. Dan memiliki dua sudut pandang sesuai yang tertera pada judul Part. kisah ini menceritakan sepasang kekasi...