My Everything

273 32 14
                                    

Vote dan comment juseyo! 😌💅🏻

Aku tidak menyukai sider, apa sulitnya meninggalkan jejak berupa vote atau komen? Hargai penulis, kalian gak tau apa rasanya cari ide dan ngetik sampai 2-6k itu lelah? Aku sangat menghargai orang yang menghargai karyaku, terima kasih readers yang beberapa uname nya aku ingat!

By the way..

Enjoy your reading! ❤️💙

• Oneshot •

Seandainya aku bisa melihat..

• Oneshot •

Wanita muda itu berdiri di depan pagar area rumahnya; tepat di atas trotoar. Dia selalu berdiri di sana saat jam pulang kerja; otomatis trotoar menjadi ramai karena karyawan perusahaan di pastikan sudah pulang.

Ini rutinitasnya selama beberapa tahun terakhir, dia menunggu seseorang, tapi yang di tunggu tidak pernah menghampiri. Atau dia di hampiri tetapi tidak di sapa?

Entahlah, tapi karena keterbatasan yang dia punya, dia tidak bisa mengenali seseorang itu, kecuali dengan bau pengharum tubuh dan juga suara.

Para karyawan di perusahaan sudah pulang, mereka telah berlalu-lalang di trotoar. Mereka tidak mengubris wanita itu karena mereka telah tau demgan wanita itu, mereka bahkan menjuluki wanita itu dengan 'wanita penunggu setelah jam kerja'.

5 tahun dia seperti ini, tapi dia tidak menyerah. Dia kehilangan seseorang penyemangat hidup karena mengetahui fakta dirinya yang tidak bisa melihat. Selama dia berada di sekitar orang itu, dia hanya berpura-pura bisa melihat, dengan mengandalkan alat pendengar dan kacamata yang memiliki kendali yang selalu bertengger manis di hidungnya.

Tidak akan ada yang tau kalau dia wanita buta karena kacamata dan alat pendengar itu. Orang akan berpikir bahwa wanita itu sehat tanpa cacat, tapi nyatanya, wanita itu menipu semua teman seangkatan dan juga para gurunya.

Setelah lulus dari universitas, dia menjadi menutup diri, selalu melakukan aktifitas yang membuatnya lupa dengan waktu tapi nyatanya tetap tidak bisa dan selalu berakhir berdiri di atas trotoar depan pagar area rumahnya saat jam kerja supaya seseorang itu melihat dirinya.

Dia membutuhkannya, seseorang itu kekuatannya. Dia kehilangan arah karena kehilangan seorang petunjuk arah.

"Permisi Nona, Anda menghalangi beberapa pejalan kaki."

Dia segera menegapkan tubuhnya, dan dengan segera menunduk meminta maaf. Dia tidak akan mengeluarkan suaranya pada orang yang tidak dia kenal.

Dia membungkuk karena merasakan nyeri di bagian pinggangnya, dia tau ini pasti salah satu resiko karena selalu berdiri lama di waktu sore sampai malam.

"Nona Park, Anda harus segera masuk ke dalam rumah. Tuan Besar akan segera sampai." Salah satu laki-laki dengan setelan hitam mendekati dirinya. "Oh? Tumben Ayah pulang cepat?" Dia malah melontarkan pertanyaan.

"Kalau Anda lupa, hari ini jadwal pemeriksaan Anda dengan Dokter Kang." Lelaki itu memberitahu. "Oh—akh!"

"Nona!" Lelaki itu segera menahan tubuh wanita itu sebelum dengan cepat mendarat ke trotoar.

"Maaf, Saya tidak sengaja, permisi." Lelaki yang tak sengaja menabrak bersuara dengan cepat, dia berlalu saja tanpa menunggu respon dari yang di tabrak.

"Nona? Sebaiknya kita segera masuk atau Tuan Besar akan benar-benar marah jika melihat Anda berada di luar area rumah."

Setelah mengatakan itu, lelaki dengan setelan hitam itu menggiring wanita kecil itu untuk memasuki kawasan rumah. Walau pagar rumah berada di pinggir jalan, tapi dia harus kembali menaiki mobil untuk mencapai rumah, jarak yang lumayan jauh tetapi sudah sangat terbiasa bagi dirinya.

Oneshot Collection [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang