Disappointed

142 22 13
                                    

Dia tersenyum bukan karena bahagia, tetapi untuk menutupi rasa bersalah.

• Oneshot •

Mereka sepasang kekasih yang sudah lama saling mencintai, menyayangi dan mengayomi. Dengan keyakinan yang mereka berdua pegang teguh, mereka akhirnya melangkah kejenjang yang lebih serius.

Seperti yang banyak sering orang-orang lain bilang, kalau pernikahan adalah hubungan tertinggi dan itu bukan lah permainan yang dengan seenaknya bisa dipisahkan atau berpisah; ini adalah lavel paling sulit untuk dilalui.

Dulu, saat mereka masih menjalin hubungan layaknya pasangan kekasih; pacaran. Mereka sering terlibat pertengkaran karena perbedaan pendapat, cemburu dan entah apalagi yang bisa membuat mereka berkelahi, adu mulut dan berakhir perpisahan.

Mereka berdua telah sampai pada "saling membutuhkan" yang mana mereka akhirnya kembali bersama walau kejadian lampau bisa saja akan kembali.

Seperti sekarang, umur pernikahan mereka sudah memasuki 7 tahun dan mereka memang belum berniat memiliki keturunan karena memang sedang mempersiapkan mental dan meterial untuk kedepannya.

Mereka berdua fokus pada pekerjaan masing-masing, sampai akhirnya kedua orang tua mereka mendatangi mereka berdua untuk membicarakan permasalahan keluarga mereka; walau sebenarnya kedua orang tua mereka tidak diwajibkan ikut campur.

"Mama dan Bunda ingin bicara dengan kamu."

"Papa dan Ayah mau bicara."

Mereka berdua akhirnya berpisah. Para lelaki beranjak dan menuju depan rumah untuk duduk santai di teras depan dan pawa wanita memilih untuk masuk ke dalam untuk duduk di ruang televisi.

"Mama sama Bunda mau bicara apa sama Wendy?" Tanya Wendy setelah mereka duduk nyaman.

"Eum.. bagaimana ya.." Ujar Bunda; Ibu-nya Wendy. "Bunda sama Mama-nya Chanyeol mau nanya, kalian belum ada niatan mau punya anak kah?" Akhirnya, sang Ibu berucap.

"Iya, Mama penasaran. Chanyeol memang ada bilang belum mau punya anak karena mau cukupin finansial dan mental kalian berdua. Tapi ini udah terbilang cukup lama loh, Mama bukan mau  mendesak, tapi Papa sudah tua.." Ujar sang Ibu mertua; Ibu-nya Chanyeol.

"Eum.. begini Ma.. Wendy sama Chanyeol sudah siap secara finansial tapi kami berdua memang belum siap secara mental. Terutama Wendy sendiri, Wendy kerja Ma. Kalau mau disuruh cuti atau resign saat menjelang melahirkan, Wendy belum siap karena takut finansial kami berdua malah tidak stabil.." Jujur Wendy yang membuat kedua wanita paruh baya itu menghela nafas pelan.

"Wendy.. Bunda tidak akan memaksa kamu untuk berhenti bekerja tapi jika kamu memang belum siap untuk memiliki anak, Bunda akan menerimanya. Kamu bisa berbicara dengan Bunda dan Mama, jangan sungkan, oke?" Ibu-nya Wendy tersenyum sembari menyentuh lengan anaknya.

"Mama juga, Mama tidak akan memaksa. Tapi ingat, Mama dan Bunda seorang istri, Papa dan Ayah seorang suami. Kami berdua bisa bersama tanpa anak, tapi kami sudah tua dan kami membutuhkan kalian untuk menjaga kami halayaknya seperti kami menjaga kalian saat masih kecil sampai akhirnya kalian bisa tumbuh tanpa kami." Ibu-nya Chanyeol menatapnya Wendy. "Mama tidak akan takut kalian akan kekuran finansial karena Mama dan Bunda sudah pasti akan melunsurkan harta kami ke kalian jikalau kami sudah meninggalkan dunia, tapi Mama hanya takut kalau kalian saat sudah tua nanti tidak ada yang menjaga. Siapa yang akan menjaga kalian kalau bukan anak kalian sendiri? Siapa yang akan kalian percaya?" Tanya Ibu-nya Chanyeol yang membuat Wendy terdiam.

"Wendy akan berbicara dengan Chanyeol untuk urusan ini ya, Ma, Bun. Karena jujur, Wendy belum siap, Wendy takut kalau Wendy malah tidak bisa menjadi sosok Ibu untuk anak Wendy nanti." Ucap Wendy dengan jujur.

Oneshot Collection [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang