Rujuk!

352 52 18
                                    

Vote dan comment juseyo! 😌💅🏻

Aku tidak menyukai sider, apa sulitnya meninggalkan jejak berupa vote atau komen? Hargai penulis, kalian gak tau apa rasanya cari ide dan ngetik sampai 2-6k itu lelah? Aku sangat menghargai orang yang menghargai karyaku, terima kasih readers yang beberapa uname nya aku ingat!

By the way..

Enjoy your reading! ❤️💙

• • •

Memangnya ada menikah karena terpaksa? Tentu saja pasti ada.

Salah satunya keluarga kecil ini, sudah 3 tahun lebih menikah karena desakan atau paksaan dari kedua orang tua kedua belah pihak. Pernikahan mereka bahkan tidak terpublikasi karena pihak laki-laki menentang pernikahan yang terjadi karena tanpa cinta.

Dua anak adam ini bahkan tidak bertegur sapa layaknya pasangan suami istri lainnya.

Sang laki-laki yang sibuk dengan pekerjaannya, dan juga begitu sebaliknya, sang perempuan yang juga sibuk dengan pekerjaannya.

Mereka berdua seperti dua kutub magnet yang berbeda, jika di dekatkan akan tetap berjauhan.

Seperti sekarang, di pagi hari di hari kerja, sang Istri bangun terlebih dahulu dari pada sang Suami. Walau dia tidak bertegur sapa layaknya pasangan lain, wanita itu tetap melakukan kewajibannya sebagai seorang Istri.

Wanita itu keluar dari kamar utama setelah melakukan rutinitas wajib di dalam kamar mandi, dia menuju dapur untuk menyediakan sarapan untuk mereka berdua. Wanita itu memotong buah-buahan segar selagi menunggu roti yang dia panggang selesai.

Memanaskan air untuk menyeduh teh, membuat kopi dari mesin kopi, menyediakan buah yang telah di potong di piring, dan menyediakan olesan untuk beberapa roti yang telah dia panggang.

Dia menghela napas pelan dan menghentikan pekerjaannya untuk segera duduk, dia menyentuh dada depannya seraya bernapas secara teratur. Setelah merasa lebih baik dia segera berdiri untuk berbalik, membuka lemari dapur, dia mencari botol putih yang bertulis 'gula batu'.

Dia mengeluarkan satu butir dan langsung menelannya tanpa meminum air. Dia segera tersentak kaget saat mendengar suara telapak kaki di dalam dapur. Dengan segera dia meletakkan botol putih itu di tempatnya dan menolehkan kepalanya ke belakang.

Dugaannya benar, Suaminya itu telah bangun, bahkan sudah siap untuk bekerja, lihatlah setelan tuxedo berwarna navy yang telah melekat di tubuh tegapnya itu.

"Apa yang kamu lakukan di sana? Kembali memakan gula?" Tanya lelaki jangkung itu sembari mengambil gelas untuk minum air.

"Oh? Ya. Aku membutuhkannya." Jawabnya dengan jujur, dia segera menutup pintu lemari dapur dan berjalan menuju tempat yang sempat Ia tinggalkan tadi, kembali untuk menata selai di atas meja pantry.

"Apa kamu akan bekerja?" Tanya lelaki itu saat mengetahui Istrinya akan meninggalkan dapur. Wanita itu berhenti melangkah dan memutar tubuhnya untuk menatap punggung lelaki itu. "Ya, hari ini ada pemotretan majalah." Jawabnya lagi.

Lelaki itu hanya mengangguk saat mendengarnya, merasa tidak mendapat jawaban dari Suaminya, dia segera bergegas meninggalkan dapur untuk bersiap berangkat bekerja.

"Padahal dia Istriku, kenapa dia masih harus bekerja?" Gumam lelaki itu sembari bertanya pada dirinya sendiri.

Lelaki itu segera mengambil selembar roti, dan meletakkannya di piring. Dia menghela napas pelan saat tidak melihat butter di hadapannya, sepertinya Istrinya itu melupakannya lagi.

Oneshot Collection [AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang