10.) MPH🌼

412 48 33
                                    

Di sebuah gang sempit seorang gadis melewati tempat ini, karna ini salah satu jalan yang cepat untuk sampai ke tempat tujuan.

Begitu sangat gelap gang ini sehingga gadis itu harus berhati- hati melewati tempat ini, samar- samar gadis itu mendengar suara motor yang memasuki gang ini, walau gang ini sedikit sempit namun motor bisa masuk ke dalam sini.

Gadis itu yang tidak lain adalah Nara, berjalan dengan sangat pelan agar motor yang memasuki ini, namun semuanya itu hanya sia- sia, seorang yang berada di motor menyadari ada seorang gadis yang melintasi tempat ini.

Lantas pria itu memberhentikan motornya tepat di depan tubuh Nara, kaki jenjang milik pria itu menstandarkan motor miliknya.

Helm fulpactnya terbuka penuh dan betapa sangat terkejut saat siapa yang sedang berada di hadapannya saat ini, lantas dengan refleks Nara menjatuhkan kantung kresek yang berada di tangannya.

Sial, kenapa Nara harus lewat sini?! Batinnya, yang merutuki dirinya karna dengan sangat bodoh melewati tempat ini.

"Sial," umpat pria itu.

Sungguh sangat sial, pria di hadapan Nara ini bertemu dengan Nara. "Tu--- Tuan muda?" Gugup Nara, Nara menetralkan jantungnya.

Mimpi apa semalam sampai Nara bisa ketemu dengan sosok Alaska di tempat seperti ini.

"Tuan muda ngapain, di tempat seperti ini?" Tanya Nara penasaran.

"Siapa gue?"

"Hah?"

"Lo enggak perlu tau."

"Tuan muda, Nara nanya baik- baik loh. Tuan muda dari mana?"

"Sok asik," ketus Alaska.

"Emang Nara enggak boleh asik sama Tuan muda?"

"Bawel, minggir!"

Nara meminggirkan tubuhnya, memberi akses untuk Alaska lewat dengan motornya. Nara diam mematung ketika Alaska menyelonong pergi begitu saja meninggalkannya, namun mata Nara membulat kala Alaska masuk ke dalam sebuah rumah kosong yang berada di samping gang ini.

Nara berinisiatif untuk mengikuti Alaska dan Nara pun juga ikut masuk ke dalam rumah kosong ini. Nara terus mengikuti langkah kaki Alaska namun dengan sangat tiba- tiba ada yang menarik tangan Nara sehingga Nara terpentuk dengan tembok yang berada di sampingnya.

"Lo, penguntit?" tanya seorang pria yang menarik tangan Nara tadi.

"Nara? Ih... bukan!"

"Terus lo ngapain ke sini? Terus juga gaya- gaya kaya lo gini itu biasanya mau malingkan?"

"Kamu jangan ngada- ngada, ya! Aku ke sini karna aku," Nara menggantung kalimat yang ingin ia ucapkan, Nara tidak mau jika Nara mengucapkan 'Alaska' pria di depannya akan bilang kepada 'Alaska' kalau ada yang nyariin, jika itu sampai terjadi Nara tidak bisa membayangkan, bagaimana Alaska akan marah kepadanya.

"Kenapa? Mending lo pergi deh."

"Ck, bawel!"

Dengan sangat terpaksa Nara meninggalkan rumah kosong ini, ralat ini bukan rumah kosong ini seperti rumah biasa bahkan ini seperti tempat yang sangat tidak asing untuk Nara.

Yang masih menjadi pertanyaan Nara. Kenapa Alaska datang ketempat seperti ini?

Dari pada pusing Nara memutuskan untuk meninggalkan tempat ini.

Masih di tempat yang sama sosok Alaska kini tengah duduk di sebuah ruangan yang lampunya begitu sangat redup, Alaska menaruh tas miliknya.

Selang berapa detik Alaska membuka kaos putih polos miliknya menyisakan celana bahan pendek selutut berwarna hitam. "Hai, bos. Baru datang?" Tanya seorang pria yang datang dari balik pintu ruangan ini.

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang