9.)MPH🌼

397 41 11
                                    

Selamat malam💗

Siapa yang kangen sama cerita ini? Enggak kerasa, ya? Kita enggak ketemu 1 tahun:v

Oh, ya. Selamat tahun baru 2021💗🎉

Udah, yuk. Langsung di baca aja:)💗

Happy reading🌼

***

Angin berhembus begitu sangat kencang gadis cantik dengan pakaian yang terbilang sangat kumuh masih berdiri sambil memegangi ke dua bahu nya yang terus di hadang hembusan angin.

"Belum pulang?" Tanya sesosok pria yang datang tiba- tiba.

"Iya, kak. Aku mau pulang tapi anginnya kencang banget."

Pria itu yang tidak lain adalah Stefano melirik sekitar tempat ini, benar sekali hari ini cuaca begitu sangat tidak mendukung.

"Huft, selalu seperti ini setiap akhir bulan. Kamu mau pulang atau gimana? Apa mau pulang bareng kakak?" Tanya Stefano.

"Eng--- enggak usah kak. Aku juga ada kerjaan yang belum di selesain, nanti kalau anginnya sedikit reda aku baru pulang."

"Serius? Ini udh hampir malam loh."

"Iya, kak. Aku serius."

"Baiklah, kakak duluan."

Sepeninggal Stefano, Nara bergegas masuk ke dalam cafe kembali karna hujan tiba- tiba turun begitu saja.

Untuk menghilangkan bosen, Nara mulai membersihkan cafe ini yang sudah tutup sekitar 30 menit yang lalu.

***

Lain halnya dengan dua sejoli yang sudah terikat dalam satu hubungan sedang meneduh, menunggu hujan yang begitu deras membasahi kota bandung di malam ini.

Dingin terus menelusup- menelusup ke dalam tubuh mereka, Evelyn gadis yang berada di samping Alaska terus mengeratkan tangannya di lengan Alaska.

Jujur Evelyn sangat tidak tahan jika tahu akan dingin seperti ini, sekilas Alaska melirik ke Evelyn yang semakin mempererat pelukannya. "Kamu enggak apa- apa?" Tanya khawatir Alaska.

Tubuh Evelyn gemetar hebat dia tidak tahan lagi rasanya, dingin terus menelusuk ke dalam tubuhnya. "Ak--- aku," gemetar suara Evelyn.

"Hei, kamu kenapa?"

"Al," lirih Evelyn.

Alaska merasa kasihan melihat Evelyn seperti ini dan menarik Evelyn ke dalam pelukannya, merengkuh tubuh mungil gadis itu.

Tangan Alaska menggenggam erat tangan Evelyn yang lebih dingin dari biasanya, Alaska membuka jaket yang kebetulan sekali sekarang sedang ia pake, Alaska membuka jaketnya, memakaikan jaketnya ke tubuh mungil milik Evelyn.

Untung saja saat ini cafe tidak begitu rame dari biasanya sehingga Alaska dan Evelyn tidak terganggu dengan keramaian yang ada.

Perlahan hujan dan angin mulai reda, tangan Evelyn juga tidak sedingin tadi, Evelyn mulai membuka matanya yang tadi sempat terpejam walau sebentar.

"Mau pulang," rengek Evelyn.

"Yuk," ke dua nya bangkit dan meninggalkan cafe ini.

***

Nara duduk di halte bus yang dekat dengan cafe tempatnya berkerja, sekilas Nara melirik ke jam yang melingkar di tangannya, walaupun jam ini sudah tidak layak di pakai lagi tapi ini masih berguna untuk Nara.

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang