7.)MPH🌼

474 46 9
                                    

Sebuah senyum manis milik Evelyn begitu merekah di bibirnya dan tidak pernah lepas, senyum itu menyatakan bahwa Evelyn sangat begitu bahagia.

Bagaimana tidak bahagia? Setiap hari sosok Alaska sangat begitu lengket kepada Evelyn bahkan di luar sekolah pun ke buncinan Alaska terhadap Evelyn tidak hilang.

Orang- orang mengenal Alaska sebagai sosok yang sangat dingin dan tidak mudah tersentuh, lain hal dengan Evelyn yang mengenal Alaska sebagai sosok yang sangat manis, posesif, penyayang. Perbedaan yang sangat berbeda bukan?

Baru saja ke dua nya menginjakkan kaki di pintu kantin, seperti hari sebelumnya ke datangan Alaska dan Evelyn menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka yang berada di kantin.

Mata Alaska mengelilingi se isi kantin ini, setelah itu Alaska menggandeng Evelyn untuk duduk di meja bagaian pojok.

"Al," panggil Evelyn.

"Kenapa?" Seraya menarik kursi untuk Evelyn duduk.

"Gak perlu, Al."

"Duduk, sayang," ucap manis Alaska yang membuat Evelyn malu- malu akan ucapan Alaska.

"Al," panggil kembali Evelyn.

"Sayang, Aku enggak suka kamu manggil aku Al."

"Kevan," panggil Evelyn dengan panggilan berbeda dari biasanya.

"Iya, kamu mau apa?"

"Aku enggak lapar, aku enggak mau di sini," rengek Evelyn.

"Mau dimana, Hm?"

"Aku mau di rooptop."

"Baiklah, yuk," kembali menggandeng tangan Evelyn.

Di pintu kantin Alaska dan Evelyn tidak sengaja berpapasan dengan Nara dan gadis yang asing di mata Alaska dan Evelyn.

Nara sempat melirik sekilas ke Alaska namun pria itu malah sangat pokus terhadap Evelyn sang calon tunangan.

"Hai, Nara," sapa Evelyn.

Sementara Alaska memutar mata malas, pasalnya calon tunangannya ini selalu saja menyapa orang dengan ramah, termaksud Nara yang sangat Alaska tidak suka akhir- akhir ini.

"Cepet," ketus Alaska kepada Evelyn.

"Sabar, aku duluan, Nara."

Dengan satu kali tarikan Alaska berhasil membawa Evelyn pergi dari tempat ini.

Sedangkan Nara menatap ke dua nya sangat begitu sangat serasi, Nara tersenyum kecut melihat itu.

"Nar, lo enggak papa?" Tanya Evita.

"Enggak kok."

"Ayo, hari ini gue traktir lo gimana?"

"Eh... Enggak usah."

"Enggak papa, Nara."

"Kalau kamu maksa, enggak papa deh," sambil menyengir kuda.

"Bisa aja."

***

Rooptop.

"Kenapa kamu mau ke rooptop?" Tanya Alaska seraya duduk di sofa yang ada di rooptop ini.

"Aku enggak suka aja, semua orang natap kamu kaya gitu," cemberut Evelyn, Alaska yang melihat Evelyn seperti cemburu langsung menarik tangan Evelyn untuk duduk di sebelahnya.

Alhasil Evelyn malah jatuh di pangkuan Alaska, mata mereka bertemu mata yang di penuhi oleh cinta satu sama lain, jarak mereka begitu sangat dekat.

My Perfect Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang