Happy reading 🍁
********
Tangan ini tak akan pernah melepaskan genggamannya pada tanganmu.
Kalau saja dia melepas, mari kita ikat tangan kita berdua, supaya tak ada salah-salah satu dari kita menggenggam tangan yang lainnya.-Regaldin-
********Regal pulang untuk mengganti baju. Dia sudah berjanji akan mengajak Raina jalan-jalan sore nanti. Minimal kemeja, jins, sepatu sport, dan juga parfum Tara D'hermes. Minimal guys.
Regal yang sedang sisiran di kaget kan oleh Ayanna yang muncul tiba-tiba di belakangnya. Ayanna cemberut, wajahnya merah menahan air mata yang hendak turun, meskipun dia tak bisa mengeluarkan air mata.
"Lo kenapa dah? Datang-datang bukan nya salam malah cemberut gini." heran Regal.
Ayanna menarik Regal ke jendela besar di samping kamar lelaki itu. Ayanna menunjuk kebawah, ada sosok hantu laki-laki disana.
"Lo diapain si Abi?"
Abimanyu, hantu yang merantau dari kompleks sebelah. Regal lumayan dekat dengan Abimanyu, ya meskipun hantu itu dingin bak gunung Everest versi update.
Dia nggak mau temenan sama aku.
Wajar saja, Ayanna kan berisik. Mana tahan Abimanyu berlama-lama dengan hantu itu.
"Coba Lo minta baik-baik. Mungkin dia mau." saran Regal. Kasihan juga kalau dia beri tahu kenapa Abimanyu tak mau berteman dengan Ayanna. Pasti dia akan di ambekin seharian penuh.
Udah, dia nggak mau ngomong sama aku. Kesel deh!
Regal menarik Ayanna menuju kasur tempat tidurnya. "Lo duduk sini. Gue mau pergi bentar. Lo mau apa? Seblak? Martabak? Bakso bakar?"
Bakso bakar. Yang pedas ya.
Regal mengangkat jempol. "Sip! Ntar gue ngomong sama si Abi biar mau temenan sama lo."
Ayanna mengangguk girang. Dia merebahkan diri di ranjang empuk Regal. Ngantuk. Dari tadi tenaganya terkuras gara-gara ngomong sama gunung Everest.
Setelah memastikan Ayanna tertidur, Regal buru-buru turun kebawah. Di ruang tamu, ada sang papa yang sedang nonton MotoGP. "Mau kemana Gal?"
Regal menyengir. "Mau ngedate pa. Bosen dirumah terus."
Regan manggut-manggut. "Jangan kemalaman pulangnya. Hati-hati bawa anak gadis orang!"
"Iya pa, iya! Regal pamit pah!"
"Papa nitip martabak kacang keju Gal!" seru Regan, masih fokus ke TV.
"Siap bos!"
Regal menaiki mobil Lamborghini Gallardo miliknya. Beli sendiri, bukan dibeliin ayah. Dia kan udah kerja, makanya udah bisa beli Lambo kayak si Evan.
Di tengah perjalanan Regal melihat seorang pengamen cilik. Anak itu terduduk sambil memegangi perutnya. Kebetulan, ada tukang ketoprak keliling yang lewat di sampingnya. Regal turun, membeli ketoprak lalu memberikannya ke si pengamen.
"Makan ini. Kamu pasti lapar." Regal menyodorkan sepiring ketoprak.
Anak itu mengambilnya dengan ragu-ragu. Perlahan namun pasti, dia mulai makan. Regal duduk di samping anak itu. Miris, di usianya yang masih muda, dia diharuskan mencari nafkah sendiri.
"Dek, biasanya ngamen dimana aja?" tanya Regal.
Si anak menatap Regal. "Di lampu merah bang. Disana sepi, jadi saya pindah kesini."
KAMU SEDANG MEMBACA
REGALDIN 2 [ON GOING]
Teen Fiction-Touch her, you die- Menjadi psikiater pribadi membuat hidup Regal jungkir balik. Dari yang awalnya tenang, berubah ramai dengan masalah. Clarissa Adijaya, pasiennya yang mengidap DID atau kepribadian ganda itu adalah biang kerok dari permasalahan...