"Juki.... Juki! Jukiman..... Mboh lah. Woi Juki! Kemana Lo?!"
Saat ini Regal sedang berada di halaman belakang rumahnya. Dia sedang memanggil Roy, robot ular yang sering dia panggil Jukiman, hadiah dari sang sahabat tercinta, Vander. Regal bingung, dimana ular kesayangannya itu?
"Juki! Jukiman! Lo mau main kagak?!" seru Regal.
Sergio yang sedang duduk langsung melongo. "Anjir, Lo ngapain dah? Udah kayak orang stres aja."
Regal menatap Sergio tajam. "Urus sana, si Nathan. Jangan duduk diem aja Lo. Ntar itu badan tambah bongsor baru tau."
"Bongsor gini bini gue tetep cinta." elak Sergio tajam.
"Terserah dah."
Regal mencari ke semak kecil di sekitar rumahnya. Kebetulan ada ular beneran yang datang, jadi Regal putuskan untuk bertanya.
"Pul, Lo lihat Juki gak?" tanya Regal pada Saipul, salah satu ular peliharaannya yang berjenis cobra berwarna hitam.
Saipul yang entah mengerti atau tidak menunjuk kearah pohon mangga. Regal berdecak pelan, lalu mengalungkan Saipul ke lehernya.
Regal berjalan kearah pohon mangga, lalu memanjat pohon itu bersama Saipul. Sergio yang melihat nya menggeleng miris. "Bukan temen gue...."
Setelah sampai di atas, Regal melihat Juki sedang duduk manis sambil memutar musik dari chip kecil yang dipasang Vander didalam tubuhnya.
Lagu Bertaut dari Nadin Amizah menjadi lebih keren kalau diputar oleh Juki. Regal sendiri bangga, bangga menjadi pemilik robot ular pintar ini.
"Juki anjir, gue manggil Lo dari tadi asu. Malah nangkring dimari. Emang bener bener." celoteh Regal.
Saipul yang sedang numpuk diatas kepala Regal ikut mengangguk sambil menggelengkan kepalanya. Juki mengedipkan matanya berkali-kali.
Regal mengambil Juki lalu melilitkan tubuh ular itu di lehernya. Suasana pagi yang cerah bertambah cerah seiring bahagianya Regal bermain dengan kedua ular nya.
"Kok tiba-tiba gue jadi kangen Syila ya?" gumam Regal pelan.
Regal menghembuskan nafas kasar. "Andai aja Lo masih idup Sil..."
Juki dan Saipul berpindah posisi menjadi numpuk di hadapan Regal. Kedua ular beda jenis itu menatap sang majikan lamat-lamat.
Regal yang sadar ditatap langsung bertanya. "Kenapa?"
Juki geleng-geleng sambil menggoyangkan ekornya. Regal yang paham langsung berdecih. "Iye gue paham. Gue udah move on kok. Tenang aja."
Regal berdiri lalu mengambil sebuah mangga. Mengupasnya tanpa menggunakan pisau, lebih tepat mengupasnya dengan gigi. Hayoloh siapa yang sering begini??
Regal menyender santai diatas dahan pohon mangga nya. Baru aja santai, bunyi ponsel sudah mengganggu.
Tertera nama 'Gamalanjing' yang mengirim pesan. Regal istighfar. Pasti dia disuruh jadi babysitter lagi kali ini.
Gamalanjing
Gal, Ica sakit. Bisa tolong jagain dia? Bini gue ngidam pengen jajan di Starbucks sekarang. Please:(Trus?
Gamalanjing
Gue traktir dah, minimal Gucci deh.Otw!
Ini nih yang Regal demen. Sebenarnya dia hanya ingin mengerjai Gamal, tapi kalau sudah di tawari Gucci siapa yang tidak tergiur?
KAMU SEDANG MEMBACA
REGALDIN 2 [ON GOING]
Teen Fiction-Touch her, you die- Menjadi psikiater pribadi membuat hidup Regal jungkir balik. Dari yang awalnya tenang, berubah ramai dengan masalah. Clarissa Adijaya, pasiennya yang mengidap DID atau kepribadian ganda itu adalah biang kerok dari permasalahan...