30

585 33 14
                                    

So Eun tersenyum kala di seberang jalan ada Kim Bum yang sedang menunggunya sambil tersenyum manis.

Ah, tidak ada yang semanis itu.

Bagaimana lagi cara bersyukur kepada Tuhan atas hadiah yang begitu indah.

Sayangnya, ia harus menunggu sampai lampu lalu lintas berubah menjadi merah agar So Eun bisa segera menghampirinya. Waktu satu menit berubah menjadi satu tahun karena ketidaksabarannya.

Dan akhirnya, waktu itu datang juga. So Eun segera berlari menuju sunbae–nya dengan senyuman lebar.

"Kau bisa terjatuh jika berlari seperti itu. Masih ada banyak waktu, tidak perlu terburu-buru." Kim Bum berceloteh ketika So Eun menghampirinya secepat kilat.

"Aku terlalu ingin cepat bertemu denganmu, sunbae." jawab So Eun dengan tersipu malu. Kim Bum yang mendengarnya hanya membalas dengan tersenyum. Digenggamnya erat tangan So Eun.

"Bagaimana kau menjalani hari ini? Apa menyenangkan?" mereka kini berjalan bersama menuju apartemen.

"Tidak ada hari menyenangkan untuk siswa tingkat akhir sunbae. Aku merasa hari begitu cepat hingga banyak yang kulewati dan tidak terasa beberapa bulan lagi aku akan mengikuti ujian." balas So Eun.

Ritual berjalan bersama seperti ini sudah hampir setiap hari mereka jalani. Bagi So Eun ataupun Kim Bum, tidak ada kata bosan di dalamnya. Karena itu ikatan antara mereka semakin kuat. So Eun bahkan selalu tidak sabar untuk menuju keesokan hari menjalani ritual seperti ini terus menerus.

"Kau harus banyak belajar. Ujianmu sebentar lagi. Kau juga harus masuk universitas yang kau inginkan."

"Memangnya aku punya uang?"

"Aku akan giat bekerja agar kau bisa kuliah." ucapan Kim Bum agak sedikit mengejutkan So Eun.

"Yak! Kau bukan orang tua atau waliku sunbae! Tidak perlu, aku akan berusaha sendiri. Bagaimana bisa aku hidup dengan merepotkan banyak orang?" So Eun menyenggol lengan Kim Bum. Membatah ucapan asal pria itu.

"Aku tidak main-main." Kim Bum menghentikan langkahnya. Otomatis So Eun pula.

"Kau tidak perlu memikirkan aku sunbae. Kita belum menikah jadi aku adalah tanggung jawabku sendiri."

"Aku bisa menikah denganmu hari ini juga."

Persetan dengan mulut Kim Sang Bum. Pria itu tidak pernah berpikir akan perkataan yang ia lontarkan sendiri. Dan kini, jantung So Eun berdegup kencang karena ucapannya itu.

"Apakah dunia ini milikmu? Kau selalu mengucapkan kata-kata tidak masuk akal."

"Aku tidak main-main, Kim So Eun."

"Kau tahu setiap kali kita membicarakan masa depan akan menimbulkan pertengkaran kecil seperti ini. Kau tidak perlu memikirkan aku sunbae. Lagipula, aku yang akan menentukan jalan hidupku." tegas So Eun.

"Kau tidak mau menikah denganku?"

"Kau bisa menanyakan itu 10 tahun lagi ketika usia kita benar-benar matang. Mari kita pulang dan beristirahat dengan tenang."

"Aku tidak bercanda, aku bisa melakukan apapun agar kau bahagia. Kau tahu kan uangku sangat banyak."

"Nde, sajangnim." balas So Eun dengan tertawa. Menanggapi seadanya saja. Lalu menggandengnya lagi.

"Akhir-akhir ini kau banyak berbicara sunbae. Aku jadi takut. Pasti banyak yang mengincarmu di universitas!"

"Memang banyak."

"Yak!"

"Kau cemburu?"

"Tidak!"

"Kau memang cemburu."

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang