12

1.1K 122 12
                                    

So Eun sangat sangat menyesal menuruti perintah yang maha mulia Kim Sang Bum untuk berbelanja bersama.

Ia merasa, lebih mirip sebagai salah satu pelayan Kim Bum. Yang mau disuruh kesana kemari mengambil bahan makanan yang ia mau, berdebat soal jumlah bahan yang akan diambil. Ralat. Bagi So Eun, Kim Bum terlalu boros.

"Tuan, apa ada yang ingin dibeli lagi?" Sindir So Eun sambil mendorong troli yang sudah penuh sekali dengan malas.

"Sepertinya sudah. Kita akan memasak banyak sore ini."

"Kau membeli banyak daging sunbae. Cukup dua saja. Kenapa sampai lima?"

Kim Bum tidak menghiraukan. Menyisakan helaan nafas So Eun. Ia kembali mengikuti langkah Kim Bum.

"Ayo kita ke kasir." Tak disangka, Kim Bum mengambil alih troli yang dibawa oleh So Eun lalu membawanya ke kasir.

Sesudah menyelesaikan pembayaran, mereka berdua berjalan ke luar supermarket menuju mobil dengan membawa troli belanjaan mereka. Sampai di mobil, Kim Bum membuka bagasi mobil dan memasukkan satu per satu kantong belanjaan yang begitu banyak. Sedangkan So Eun mengembalikan troli yang kosong ke tempatnya. Setelahnya, mereka langsung masuk ke dalam mobil dan menuju ke rumah.

"Aku sudah bisa menebak kita akan memasak apa."

"Apa?"

"Bulgogi, Japchae, tteokbokki, ramyeon, benar kan?" Kim Bum hanya membalas dengan senyuman.

"Sepertinya akan ada daging yang tersisa. Bagaimana jika kita membuat bibimbap juga?"

"Kuserahkan semuanya padamu."

"Baiklah, aku tidak sabar untuk menyantap semua makanannya jika sudah jadi." So Eun mengelus perut ratanya. Kim Bum hanya menyunggingkan senyum. Ia meningkatkan kecepatan mobilnya agar cepat sampai di rumah.

Sesampainya di rumah, Penjaga langsung membukakan pagar rumahnya agar mobil Kim Bum dapat masuk. Setelah memarkirkan mobil, Kim Bum dan So Eun pun keluar. Para pelayan membantu membawa kantong belanjaan yang begitu banyaknya.

"Malam ini kalian tidak perlu memasak." Kim Bum memerintah pada pelayan yang bertugas di dapur.

"Baik tuan."

So Eun mendengus karena ia dijadikan tumbal untuk menyiapkan makan malam. Tapi tak apalah, ia juga sudah jarang memasak banyak. Ia sudah rindu berkreasi di dapur. Membayangkan nanti dirinya akan memakan japchae yang begitu enaknya.

*****
Sikap menyebalkan Kim Bum bertambah ketika So Eun sedang memasak. Ia bahkan mengomel tanpa henti seperti takut So Eun akan memasukkan sianida ke dalam masakannya.

"Sso, kau belum mencuci sayurannya."

"Baik tuan."

"Sso, kita tidak lupa membeli kecap asin bukan?"

"Tidak tuan. Kau bahkan membeli sepuluh ya tuan. Kumohon, kau bisa menunggu di meja makan jika terus berkicau!" Kim Bum menghentikan pembicaraannya. Namun tidak beranjak. Ia seperti seorang tentara yang sedang mengawasi anak buahnya.

"Sunbae, bisakah kau memotong dagingnya?"

"Tentu saja. Bagaimana caranya memotong. Tunjukkan padaku." So Eun memegang dahinya. Ia lupa jika Kim Bum seorang anak bangsawan yang bahkan memegang pisau saja tidak bisa.

"Ayo. Perhatikan aku. Begini." So Eun mencontohkan cara memotong daging. Yang benar saja. Kim Bum menyimaknya dengan sangat baik.

"Sunbae sudah mengerti?" Pria itu mengangguk. Lalu So Eun menyerahkan pisau itu kepadanya.

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang