14

1.2K 125 13
                                    

Seung gi mengantarkan So Eun pulang ke rumahnya. Pria itu mengaku jika jadwalnya kosong karena ini hari minggu tetapi ia harus mengurus beberapa hal di kapal hingga kemudian melihat So Eun duduk di tempat kemarin mereka bertemu.

Gadis itu, seperti magnet. Punya gaya tersendiri yang dapat menarik siapapun untuk mengenalnya lebih jauh.

Masih banyak gadis yang jauh lebih cantik dibandingkan Kim So Eun. Namun entah mengapa Seung gi merasa kesederhanaan gadis itu tidak dibuat-buat. Dia apa adanya. Dia polos dan sangat bahagia. Ia bersyukur setidaknya kemarin sempat menolong gadis itu hingga kini bertemu lagi. Dan entah mengapa, ia ingin seterusnya ini menjadi kebiasaan yang tidak akan berhenti.

Ah, jika Seung gi terus menerus begini, ia akan dicap sebagai pedofil yang menggelikan.

"Sudah sampai, ini rumahku."

So Eun menunjukkan rumah yang berdiri di depannya.

"Tidak menyangka, seorang So Eun tinggal di perumahan elit seperti ini." So Eun tertawa.

"Tidak, aku hanya menumpang saja pada seorang yang baik padaku."

"Benarkah? Jadi aku tidak boleh mampir dulu?"

"Sebaiknya tidak. Asal kau tahu, penghuni disini sangat menyeramkan lebih seram dari hantu."

"Aku tidak takut hantu. Jadi benar aku tidak boleh mampir?"

"Sebaiknya tidak, Seung gi-ssi. Kita akan bertemu lagi minggu depan."

"Baiklah, aku akan selalu menunggumu disana."

So Eun melepaskan seat belt dari tubuhnya.

"Aku pulang dulu. Sampai jumpa minggu depan!"

Sebenarnya Seung gi ingin membukakan pintu untuk So Eun. Namun gadis itu, sepertinya sangat terburu-buru hingga ia membukanya sendiri dan langsung berlari masuk ke gerbang rumahnya. Padahal Seung gi sangat berharap jika So Eun menoleh sebentar ke arah mobilnya dan melontarkan senyuman manis.

Seperti pada film-film romantis.

*****

So Eun masuk ke dalam kamarnya. Ia langsung bercermin memperhatikan wajah dan badannya. Hari ini seharian dia bermain di pantai dan pastinya akan membuat kulitnya terbakar. Dan itu memang benar. Tapi kulitnya lebih ke arah memerah dan sangat panas. Ia langsung ke kamar mandi dan membersihkan wajahnya. Lalu mengoleskan gel aloe vera agar meredam rasa terbakar dan mengembalikan warna kulitnya.

Dalam sekejap, So Eun bisa merasa sangat dekat dengan Seung gi. Pria itu, memiliki karakter seperti dirinya. Agak gila. Cocok dengan So Eun yang sama gilanya. Seung gi yang umurnya sudah jauh di atas So Eun kembali ke masa kecilnya dengan berlarian mengejar So Eun di pantai tadi. Lanjut bermain bola voli kemudian membuat rumah-rumahan dari pasir.

So Eun tersenyum. Mengingat kejadian-kejadian tadi.

Tadi ketika masuk ke dalam rumah, ia tidak melihat Kim Bum dimanapun. Dan, mobilnya tidak ada. Artinya pria itu belum pulang ke rumah entah pergi kemana.

Ya sudahlah, masa bodoh. So Eun merebahkan dirinya di kasur yang empuk. Ralat. Super empuk. Ia sangat lelah dan ingin memejamkan matanya sebentar sambil menunggu waktu makan malam.

Entah sudah sampai jam berapa, akhirnya So Eun bangun dari acara ketidurannya.

"Ya Tuhan, ini sudah jam 12 malam?! Perutku lapar sekali." So Eun mengelus perut kecilnya dengan bibir mengkerucut. Ia mengambil ponsel yang ada di nakas samping ranjangnya, dan memeriksanya.

Sepi sekali ponsel So Eun. Hanya ada banyak pesan dari sahabatnya So Hyun sialan. Ia memang lupa dengan sahabatnya itu seharian ini.

From : Hyun Hyun

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang