2

1.5K 146 13
                                    


Plakk

Seorang wanita menampar keras anak perempuannya. Ia kesal karena putri nya ini tidak bisa diatur. Nama putri itu tidak lain adalah So Eun. Anak satu-satunya dari pernikahan yang sangat tidak diinginkan.

"KAPAN KAU MENURUTIKUU?! KENAPA KAU BODOH SEPERTI AYAHMU! TiDAK BISA MENGHASILKAN UANG! OTAK SAJA TIDAK PERNAH DIGUNAKAN! AKU MALU PUNYA ANAK SEPERTIMU YANG SELALU SAJA MEREPOTKAN!".

Lagi-lagi Kim So Hee didatangi surat peringatan dari sekolah So Eun karena So Eun yang hampir di semua pelajaran tidak bisa diikuti dengan baik oleh gadis itu.

"Kapan kau akan sadar kalau kau tidak lebih dari anak seorang pengangguran?! Kau kira ayahmu ini apa?? Seorang pengusaha hingga tanpa sekolahpun kau bisa punya uang hah?!!". So Hee menjambak keras rambut So Eun dan menghempaskan wajah So Eun di tembok ruang tamu.

"Ibu sakit..." So Eun hanya merintih kesakitan.

"Apa kau sekarang sadar hah? Aku malu!!!". So Hee berjongkok. Dirinya menangis.

"APA KAU TAHU BETAPA MENDERITANYA AKU DISINI!! MENGURUS ORANG-ORANG MALAS YANG TIDAK BERGUNA! KAU SAMA SEPERTI AYAHMU!".

"HENTIKAN OMONG KOSONGMU SO HEE! DIA ANAK KITA!". Seorang pria masuk ke dalam rumah dan mendapati anaknya sedang tersungkur menangis lirih. Seorang itu adalah ayah Kim So Eun.

"APA KAU BILANG? ANAK KITA? DIA ANAKMU! SEANDAINYA SAJA AKU TIDAK HAMIL KARENAMU WAKTU ITU, AKU TIDAK AKAN BERAKHIR SEPERTI INI!".

Sungguh, kata-kata itu sangat menyakitkan di telinga So Eun hingga terasa sakit di hatinya. Ini adalah perkataan yang sama, yang hampir selalu dikatakan oleh ibunya setiap hari.

"INI!!! Lihat surat ini!!! Perlakuan anakmu buat aku malu!!!! Lihat ini bajingan!". So Hee melempar surat tepat di depan wajah Kim JaeHyun.

"Tidak seharusnya kau menghardik dia dengan pukulan!!".

"CUKUUUP! Seandainya aku bisa meminta pada Tuhan pun aku tidak akan minta lahir di keluarga ini!!". Perkataan terakhir So Eun sebelum gadis itu berlari masuk ke kamarnya membuat JaeHyun ayahnya terdiam.

Dia lah yang paling bertanggung jawab atas kehancuran keluarga ini.

*****

So Eun menatap wajahnya nanar di depan cermin. Apa ada orang yang mau dengannya dengan keluarga berantakan seperti ini? Apa ada yang mau dengannya dengan gadis bodoh yang tak punya otak ini?

Tidak.. Tidak ada.

Ia bahkan ingin sekali untuk mati. Untuk mengakhiri semua ini. Tapi itu nanti, ketika orang yang terakhir membelanya itu pergi. Nanti ketika ayahnya itu pergi untuk selamanya, dan disaat itu lah So Eun akan mengakhiri hidupnya. Karena tidak ada lagi yang mau menerimanya di bumi ini.

So Eun menyeka darah yang keluar dari dahinya. Rasanya sakit sekali.

"Kim So Eun.. Buka pintunya". So Eun tahu itu adalah suara ayahnya. Ia tahu setelah ini ayahnya akan meminta maaf atas perlakuan ibunya. Tapi tidak untuk saat ini. So Eun tidak kuat menghadapnya.

"Ayah maaf.. Aku ingin sendiri.. Aku ingin segera tidur karena besok sekolah. Maaf ayah aku mengecewakanmu lagi".

"Tidak apa-apa nak. Ayah mengerti. Lakukan sesukamu, ayah takkan membatasi. Ini masa mudamu, kau harus bahagia".

'Tapi aku tidak bahagia ayah..'

"Aku harus tidur ayah". So Eun beranjak ke kasur. Mematikan lampunya. Dan bersembunyi dibalik selimut. Kali ini ia ingin menangis sepuasnya.

*****
Keesokan harinya,

Soo Hyun menatap mata So Eun yang sepertinya tidak baik-baik saja. Ia tahu itu. Ia tahu segala tentang kehidupan So Eun. Ia bahkan menjadi saksi ketika dulu wajah So Eun yang disiram air alkohol oleh ibunya didepan mata So Hyun hanya karena So Eun tidak sengaja mengotori tas ibunya. Itu ketika So Eun kecil. Dan terus begitu hingga kini.

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang