23

950 126 24
                                    

So Eun melangkahkan kakinya ragu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

So Eun melangkahkan kakinya ragu. Memasuki tempat kelamnya dulu. Ia sendirian, Seunggi tidak bisa menemaninya karena harus mengurus hal yang lain.

Tujuannya hanya satu. Berbicara dengan Emma dan mendapatkan data rekam medis Jisoo. Bagaimanapun caranya.

Baiklah, So Eun melanjutkan langkahnya. Tetapi matanya tiba-tiba panas kala mengingat, ketika Kim Bum menggendong dirinya.

Saat itu, So Eun dalam kondisi tersadar. Namun bibirnya kelu hanya untuk sekedar bicara. Ia terlalu dekat dengan orang yang sangat ia kagumi sedari dulu.

Sudahlah, Kim So Eun. Cukup untukmu bernostalgia. Itu hanya secuil kebahagiaan yang ia dapat. Sekarang semuanya sudah sirna. Lupakan masa lalu dan menghadap ke depan.

So Eun bergidik ngeri melihat beberapa pasien yang ada di luar. Pikiran negatifnya selalu menghantui. Namun ia tetap melangkah ke depan hingga sampai di hadapan resepsionist yang telah tersenyum padanya dibalik meja.

"Ada yang bisa dibantu nona?" Tanya wanita ramah itu.

"Nde, aku ingin bertemu psikiater disini yang bernama Emma." Jawab So Eun.

"Apa sudah memiliki janji temu dengannya?"

"Belum. Apa kau bisa menghubunginya terlebih dahulu? Aku yakin dia mau bertemu denganku bahkan sekarang juga." Si wanita resepsionist itu berfikir sebentar. Tetapi akhirnya mengiyakan.

"Siapa namamu?"

"Kim So Eun."

"Baiklah, akan kuhubungi terlebih dahulu. Kau bisa menunggunya sambil duduk." So Eun mengangguk. Ia mendudukkan dirinya di tempat yang paling dekat.

So Eun memandangi sekitar lalu menghembuskan nafas. Ada sedikit rasa trauma yang menjalar di dadanya. Melihat para pesakitan yang terus bertahan hidup.

Sama halnya dengan dirinya.

Hidupnya pada saat itu telah diambang keputus asaan. Namun berkat orang-orang yang ada di dekatnya, ia memilih untuk bertahan hidup.

"Nona, kau bisa menemui dr. Emma di ruang praktek nya sekarang juga." Ucap wanita itu pada So Eun. So Eun tersenyum.

Itu artinya, Emma tidak pernah melupakan dirinya. So Eun pun bangkit dan bergegas menuju ruangan yang telah diberitahu.

Sesampainya disana, pintu ruangan itu ditutup. So Eun mengetuknya, lalu membukanya pelan. Memperlihatkan Emma yang sedang melakukan sesuatu terhadap seseorang dengan banyaknya kabel yang ditempelkan pada kepala seseorang itu lalu dihubungkan ke monitor komputer disana.

Emma melihat So Eun. Lalu mengisyaratkan So Eun untuk diam dengan jari telunjuknya yang ditempelkan di depan bibir. So Eun mengangguk. Ia kembali menutup pintu ruangan itu dan memilih duduk di depannya.

Apa yang sedang dilakukan Emma?

Kenapa sepertinya sangat menarik?

Hampir 2 jam So Eun menunggu, akhirnya seseorang yang tadi dilihat So Eun di dalam ruangan Emma, keluar. Seseorang itu adalah pria yang mungkin berumur 30 tahun an. Tidak terlalu tua. Wajahnya seperti orang kebingungan dan buta arah. Ia juga menanyakan pada So Eun dimana pintu keluar rumah sakit ini dan So Eun pun memberitahunya.

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang