22

1.1K 132 24
                                    

"Self-injury"

Merupakan bentuk prilaku yang disengaja untuk melukai atau menyakiti dirinya sendiri, dengan tujuan untuk mengurangi penderitaan secara psikologis.

So Eun bergidik ngeri ketika membaca kata pertama dari buku yang ia pegang.

Prevalensi dari penyakit ini kurang jelas. Karena individu yang memiliki penyakit ini cenderung lebih sering menyembunyikan dibanding memberitahu. Menurut mereka, penyakit ini adalah aib. Dan mereka tidak ingin ada seseorang yang mengetahuinya.

So Eun tersenyum arti. Jika Jisoo benar memiliki penyakit ini, ini bisa menjadi tameng untuk So Hyun dan So Eun. Tapi bagaimana bisa ia membuktikannya?

So Eun berfikir keras.

"Nona, perpustakaan akan ditutup. Apa kau tidak sebaiknya untuk pulang? Kau bisa meneruskannya di rumahmu jika kau mau."

Seseorang mengagetkan So Eun. So Eun tersentak. Memperhatikan wanita tua dihadapannya.

Ah ya Tuhan, ia lupa jika sekarang ada di perpustakaan pusat Kota. Sendirian. Dan ini sudah malam. So Eun melihat jam di dinding dan membulatkan matanya. Ini sudah jam 11 malam, tetapi ia baru membaca satu kalimat dalam buku itu. Ia terlalu lama mencari bukunya.

Tentu saja, perpustakaan tidak buka selama 24 jam. Dan bodohnya dia yang baru terfikirkan.

"Nde, aku akan meminjamnya. Terimakasih." Jawab So Eun pada wanita tua itu. Ia segera bergegas memasukkan bukunya ke dalam tas. Membereskan semuanya lalu keluar dari perpustakaan.

So Eun menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya.

"Apa aku terkena kutukan menjadi seorang yang rajin? Aish, dasar bodoh."

So Eun menunggu bis yang akan membawanya pulang ke rumah.

Sesampainya di depan rumah, So Eun tersenyum. Berhenti memandang rumah besar yang sudah semakin lama ia tempati. Semilir angin berhembus menggerakkan rambut So Eun yang terurai. Mungkin, apa yang dikatakan oleh Seunggi benar. Sebentar lagi akan memasuki musim dingin.

Pikirannya kembali berkecamuk. Apakah ia harus pergi dari rumah itu tanpa berpamitan? Rasanya sangat tidak sopan. Keluarga Kim Bum sangat menyayanginya. So Eun seperti hidup kembali sebagai putri dari seorang konglomerat.

Membuat dirinya semakin dirasuki perasaan tidak pantas. Mendapatkan seluruh perhatian keluarga itu. Dan ia, sudah mengambil keputusan untuk pergi dengan berpamitan.

Ya, ia akan lakukan itu. Tidak ada yang bisa menggoyahkannya.

*****

So Eun melangkahkan kakinya ke dalam rumah. Lampu di ruang tamu telah dipadamkan. Tetapi ia masih bisa melihat pigura foto keluarga Kim Bum yang diterangi dengan perapian di bawahnya. Ia kembali tersenyum.

Sudah banyak yang terjadi di rumah ini. Terlebih, antara dirinya dengan Kim Bum. So Eun berdiri tepat di bawah pigura itu. Memandangnya tanpa henti.

So Eun sangat mencintai Kim Bum. Ia mencintai semua tentang pria itu. Bagaimana kebiasaannya, makanan kesukaannya, kopi favoritnya, gaya pakaian yang ia pakai, entahlah. Itu semua telah tersimpan baik dalam memori otaknya yang berkapasitas kecil.

Ia tahu, dirinya masih remaja. Remaja yang tidak stabil dalam pendiriannya. Ia hanya gadis SMA yang kebetulan bertemu cinta pertamanya di sekolah. Namun, semua menjadi terasa sangat dalam ketika dirinya memutuskan untuk tinggal disini. Semuanya menjadi rumit.

Setelah pernyataan yang diutarakan oleh Kim Bum di rumah sakit, membuatnya sadar. Semua kejadian di rumah ini tidak ada artinya.

Disini,
Takdir So Eun hanya untuk mencintai Kim Bum. Bukan untuk saling mencintai.

ReunitedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang