bagian 18 {fitnah pada Blaze}

767 45 25
                                    

setelah membaca surat ancaman dari Revan itu Komander Kokochi pun memutuskan untuk para Boel dan teman-temannya pergi istirahat dahulu dan membiarkan Komander dan Laksamana yang memeriksa apakah surat itu benar-benar dari Revan

.

.

.

disisi Boel...

"fyuh capek"-ucap Taufan sembari menghela nafasnya

"masa segitu doang capek sih?heran"-kata Halilintar

"capek lah kak,coba kalau tiduran baru ga capek"-kata Ice

"serah"-kata Halilintar singkat

"eh kok kak Blaze ga ada suaranya?"-kata Thorn kebingungan

"lah iya,mana bang Blaze"-kata Solar sembari melihat ke sekitar ruangan mereka bertujuh

"lah tuh di-,nyeh tidur rupanya -_-"-kata Solar

"lah rupanya ga ada suara diam-diam tidur toh"-kata Ice

"nyusul ah UvU"-lanjutnta lalu menyusul Blaze tidur

'apakah hanya aku disini yang masih waras?'-batin Gempa

"err,kalau begitu kita tidur saja,siapa tau kalau ada misi ga ngantuk"-ucap Gempa dan dijawab anggukan oleh Halilintar,Thorn,dan Solar

"eit bentar,bang Ufan mana?"-tanya Solar

"tuh"-tunjuk Thorn

semua melihat ke arah yang Thorn tunjuk dan melihat Taufan juga sudah tertidur dengan tidak epic nya

"nyeh rupanya tidur si angin muson"-kata Halilintar

"ya udah kalau gitu cepat tidur"-titah Gempa

.

.

.

skip....

malam hari pukul 23.15..

Blaze terbangun dari tidurnya tentu karena dia ingin pergi ke toilet,tetapi setelah keluar dari toilet dia mendengar ke gaduhan di luar ruang kamar miliknya dan saudara-saudaranya

karena rasa penasaran Blaze pun keluar dari ruangan kamarnya dan segera melihat kegaduhan tersebut

.

.

saat sudah hampir dekat dengan orang yang sedang berbincang itu,Blaze terkejut untuk beberapa kata yang dikatakan orang itu

"hei Revan,Blaze dan semua saudaranya serta teman-temannya sudah ada di Tapops"-kata seseorang lewat sebuah alat komunikasi

"bagus,sekarang yang perlu kita lakukan hanyalah menjalankan rencanaku sebelumnya"-ucap seseorang dari balik layar itu yang tidak lain ternyata adalah Revan

'ja-jadi suruhannya ada disini?!'-batin Blaze terkejut

'apa yang harus aku lakukan,bisa-bisa suruhan Revan nanti bisa melukai saudara-saudaraku dan teman-temanku'-lanjutnya

'baiklah aku akan bicarakan hal ini besok dengan semuanya,lebih baik aku pergi dari sini sebelum dia mengetahui keberadaan ku'-batin Blaze lalu langsung pergi

KRAK

sialnya Blaze malah menginjak sebuah ranting pohon yang tergeletak di lantai dan tentu saja orang yang sedang ia intip langsung menoleh ke sumber suara

'ya ampun'-batin Blaze panik

"siapa itu?!"-tanya orang itu dengan penekanan membuat Blaze merinding setengah mati karena panik

kenakalan yang berujung kesedihan dan menjadi kenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang