5- Petir dan Perasaan

3.4K 462 82
                                    

Heera keluar dari kamarnya bermaksud untuk mencari-cari cemilan atau apapun yang bisa dimakan di dapur. Dia ingin melanjutkan belajar sambil ngemil.

Ketika keluar kamar dia mendengar TV menyala di ruang tengah. Tumben fikirnya. Soalnya kamar Sunghoon sudah mempunyai TV sendiri sedangkan Mas nya tidak terlalu suka menonton TV. Akhirnya Heera memutuskan untuk melihat ke ruang tengah.

Disana dia melihat Heeseung yang sedang menonton duduk di atas sofa sementara disampingnya ada Sungoon yang lesehan di karpet bawah fokus pada laptopnya. Melihat itu, Heera berfikir jika kedua orang itu seperti suami istri yang tinggal serumah dibandingkan orang yang baru beberapa hari bertemu.

"Kak Sunghoon sama Mas Heeseung kayak suami istri kalau gitu." Ucap Heera langsung membicarakan apa yang difikirkannya tadi.

Heeseung yang sedang meminum es cokelat pun langsung terbatuk-batuk. Sepertinya Heera salah timing. Sunghoon dan Heeseung langsung menoleh kearah Heera.

"Heera, kamu jangan aneh-aneh." Omel Heeseung.

"Kan cuma 'kayak'. Nggak beneran." Heeseung mendelik mendengar jawaban adeknya itu. Sementara wajah Sunghoon sudah memerah karena malu.

"Heera, buku yang kakak belikan gimana? Sesuai?" Heera langsung tersenyum mendengar pertanyaan Sunghoon.

"Bagus kak. Heera jadi gak terlalu bingung cari soal-soal lagi. Makasih ya kak." Sunghoon tersenyum mendengar jawabah Heera. "Heera balik mau nyari cemilan dulu."

"Dek, ada pempek di kulkas. Tinggal kamu goreng aja." Kata Heeseung yang langsung di oke-in oleh Heera. Tadi memang Heeseung sempat membeli pempek yang belum di goreng buat cemilan malam ini.

****

Heeseung sedang mengerjakan tuganya saat hujan deras diluar sana. Tak lama terdengar suara petir yang menyambar. Dan kilat bersahut-sahutan. Heeseung memutuskan untuk menyudahi mengerjakan tugasnya dan menutup laptopnya. Dia melihat jam didinding. Ternyata sudah jam 12 malam.

Saat hendak menuju tempat tidur, ponselnya bergetar dan menampilkan nama Sunghoon di layarnya.

"Sunghoon kenapa nelpon? Dia dikamarnya kan?"

"Halo hoon."

"Mas. Tolong temanin gue. Gue takut petir." Kata Sunghoon didepan sana dengan nada suara yang bergetar. Sepertinya dia sangat ketakutan sekali.

"Mas kesana." Tanpa berfikir panjang Heeseung mematikan ponselnya dan keluar kamar menuju kamar Sunghoon.

Dia langsung masuk kedalam kamar Sunghoon dan melihat Sunghoon didalam selimut yang menutupi sampai ujung kepalanya. Mendengar pintunya terbuka Sunghoon langsung membuka selimutnya.

"Mas." Katanya Singkat.

Heeseung langsung mendekati Sunghoon. Tak lama suara petir yang sangat keras menyambar. Membuat Sunghoon reflek memeluk Heeseung. Heeseung yang nenerima serangan tiba-tiba itu sempat oleng. Apalagi badan Sunghoon dan badannya tidak beda jauh. Tapi untung dia bisa menyeimbangkan. Akhirnya dia duduk di pinggir kasur Sunghoon dengan Sunghoon yang masih memeluknya.

"Mas disini. Yaudah kamu tidur aja ya. Mas temenin."

"Mas tidur disini aja."

"Hah?" Heeseung sedikit kaget dengan permintaan Sunghoon.

"Ini sudah malam. Mas tidur disini aja sekalian temanin aku." Mereka pun tanpa sadar ber aku-kamu.

"Oke.". Heeseung pun mengatur posisi untuk tidur disamping Sunghoon. Dia membuka satu tangannya agar Sunghoon dapat masuk kepelukannya. Kemudian menyamankan posisinya sendiri.

My HousemateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang