Sesampainya di Bandara International Incheon, mereka bergegas untuk mencari orangtua Sunghoon yang datang langsung untuk menjemput. Sedari di pesawat tadi Heeseung sudah gelisah. Bukan karena dia takut naik pesawat atau apa, hanya saja dia terlalu gugup untuk bertemu orangtua Sunghoon.
"Ayah Bundaa..." Teriak Sunghoon setelah melihat orangtuanya. Mereka pun langsung mendatangi orangtua Sunghoon itu.
Sunghoon langsung memeluk kedua orangtuanya. Setelah itu Heeseung dan Heera bergantian untuk berjabat tangan.
"Makasih ya sudah mau jauh-jauh datang ke Korea. Kalian sudah resmi pacaran kan?" Tanya Bunda Sunghoon yang membuat Sunghoon semangat mengiyakan sementara Heeseung masih malu-malu.
"Gak usah sungkan sama kami ya. Oh iya yang cewek ini namanya siapa?"
"Saya Heera om. Adeknya Kak Heeseung." Heera memperkenalkan diri dengan sopan.
"Heera sekarang lagi libur?" Kali ini bunda Sunghoon yang bertanya.
"Dia kemarin baru selesai UAN SMP bun. Makanya aku ajak sekalian." Sunghoon yang menjawab.
"Yaudah kita pulang dulu. Kalian pasti capek yaa. Bunda sudah siapkan dua kamar. Heeseung sekamar sama Sunghoon kan?"
"Eh?" Heeseung panik. "Nggak papa tante?"
"Ya nggak papa. Orang kamu pacarnya." Semua yang disana pun tertawa kecuali Heeseung yang masih bingung. Namun dalam hatinya dia juga senang karena orangtua Heeseung menerimanya.
***
Ternyata ucapan Bunda Sunghoon bukan basa-basi semata. Heeseung memang disuruh untuk tidur bersama Sunghoon di satu kamar. Sedangkan Heera disediakan kamar lain untuk satu orang sehingga Heeseung tidak bisa meminta satu kamar dengan adiknya.
Bukannya Heeseung tidak mau. Hanya takut khilaf saja. Hubungan mereka yang sudah menjadi pacar justru membuatnya tambah takut.
"Mas kamu kenapa sih kok kayak gelisah gitu. Kamu gak suka tidur sama aku."
"Bukan gitu Hoonie. Mas cuma takut."
"Takut apa? Takut aku nerkam?"
"Kebalikannya. Mas takut mas yang aneh-aneh."
"Yaudah tinggal dilakukan aja aja. Ngapain takut." Ucap Sunghoon santai. Sementara Heeseung sudah mendelik mendengar jawaban Sunghoon. Tidak lama Sunghoon tertawa keras melihat ekspresi Heeseung.
"Udah ah mas. Rilex. Santai. Tarik nafas, tahan, hembuskan." Heeseung pun menuruti apa yang dikatakan Sunghoon.
"Yaudah mas mandi duluan sana. Aku mau turun dulu liat bunda ngapain."
Sunghoon pun turun untuk menemui bundanya sementara Heeseung mandi. Dibawah dia melihat bundanya sedang menyiapkan makan malam yang dibantu Heera yang sepertinya sudah mandi.
"Kamu sudah mandi Ra? Kok cepet."
"Tadi sampai langsung mandi. Kak Heeseung diatas?"
"Iya dia masih mandi."
"Heera kamu duduk aja loh. Kan capek habis perjalanan." Ucap Bunda Sunghoon.
"Nggak papa tante. Heera sudah lama tidur dipesawat tadi."
"Oh ya Ra, besok tante mau ke supermarket. Mau belanja. Kamu mau ikut?" Tanya Bunda Sunghoon.
"Boleh tante. Kita besok gak kemana-mana kan kak?" Sunghoon menggeleng sebagai jawaban.
"Gitu ya Bunda. Mentang-mentang ada Heera, Sunghoon dilupakan." Protes Sunghoon namun dengan nada bercanda. Bundanya pun tertawa mendengar protesan anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Housemate
Fiksi Penggemar(END) Sunghoon, mahasiswa kedokteran semester 1. Seorang anak tunggal dari keluarga kaya yang merantau sendirian. Namun karena hidup sendiri tidak ada yang mengingatkannya akan hal-hal penting. Seperti membangunkannya ketika ada kuliah pagi, menging...