Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jake gila,
Jake sinting,
Gue sampai gabisa berkata-kata menghadapi manusia semacam dia. Sebenarnya Jake manusia apa bukan sih?
Alasan gue bisa semarah ini ya karna sifat dia makin lama semakin egois.
Pilih Thesa, atau aku?
Goblok, kenapa gue harus nanya kaya gitu coba? Padahalkan gue bisa tuh langsung putusin Jake detik itu juga.
Tapi kenapa rasanya sulit sekali sekedar berucap kata 'putus'?
Jadi, disini yang goblok itu gue atau Jake?
Tau ah, pusing gue tuh.
Di sebelah gue ada Chaca, sejak jam istirahat yang berbunyi lima menit lalu ni anak sudah memesan makanan. Dia lagi nunggu pesanan sembari main ponsel.
Atensi gue beralih, disana Jake baru saja masuk ke kantin. Tentu saja di sebelahnya ada Thesa.
Gue membuang muka saat tanpa sengaja berkontak mata dengan Jake. Ayolah, gue masih males ketemu sama dia.
"Itu Jeje, kesana ayo."
Jay sialan, ngapain coba pake ngarah kesini segala?
Mereka berempat berjalan menuju meja gue dan duduk bersama. Jake duduk tepat di hadapan gue kan, di sebelahnya ada Thesa.
"Hoon, pesan makanan sana." titah Jay seenak jidat. Dan gobloknya lagi Sunghoon malah nurut anjir
Pas Sunghoon berdiri, gue ikutan berdiri kan.
"Hoon, gue ikut."
Sunghoon angguk-angguk. "Yauda, ayo."
Lebih baik ikut Sunghoon ketimbang duduk sama Jake, mana pake hadap-hadapan segala lagi. Bisa mual-mual gue.
"Lo ada masalah apa sama Jake? Berantem lagi ya?" tanya Sunghoon.
Gue membuang napas pelan. "Ya seperti biasa."
Sunghoon terkekeh. "Pasti perkara Thesa."
Nahkan, tanpa di kasih tau pun Sunghoon sudah tau. Jadi gue gamau memperjelas lagi.
Percakapkan gue sama Sunghoon berhenti sampai situ. Lagian apa yang mau di bicarain coba? Gue sama Sunghoon ga begitu dekat, wajar kita sedikit canggung.
Setelah menunggu antrian bakso, pesanan pun jadi. Gue ikut bantuin Sunghoon bawa nampan berisikan bakso ke meja kan.
Gue meletakkan nampan itu di meja, sedangkan Sunghoon pergi lagi ingin membeli minuman.
