Hujan jatuh di pipimu, bagai gerakan lambat ia berkelebat di depan mataku. Dengan indah kau kedipkan kelopak matamu. Bulu-bulu mata indah itu beradu begitu anggun. Jantungku berdetak lebih cepat dibanding waktu, hanya karena pemandangan itu.
Seluruh pengeras suara di setiap sudut Fakultas Sastra memutar kembali rekaman suara Go Hyera yang sedang membacakan karyanya sendiri itu. Puisi itu memenangkan hadiah pertama dalam kontes menulis yang diadakan oleh Fakultas Sastra di Kampus Chung Ae, tempat Hyera menimba ilmu dalam setahun belakangan.
Di tengah musim yang berwarna merah semu, seluruh keluhku gugur seperti daun-daun di pepohonan itu. Lukaku sembuh, terbasuh angin yang di hatiku terasa begitu sejuk.
Hyera sedang duduk di kelasnya sambil menunggu kuliah dimulai. Ia duduk dengan tenang sambil mendengarkan rekaman puisinya yang masih disiarkan bersama dengan alunan musik romantis sebagai latar. Beberapa orang dalam kelas itu melihatnya sambil berbisik-bisik dengan teman di sebelahnya. Beberapa melihat ke arahnya. Beberapa tampak kagum. Namun beberapa lagi tampak tidak senang dengan kemenangannya.
Kekasihku, saat itu dengan seluruh hidup ku bertaruh. Untuk menjaga seluruh hidup yang kau peluk. Karena langkahku telah menemukanmu, wahai cinta pertamaku...
Di tengah ketenangan itu, tiba-tiba...
BRAK! Terdengar pintu kelas yang terbuka dengan kasar. Semua orang mengalihkan perhatian mereka dari Hyera yang juga merasa terusik ketenangannya.
"Dimana Go Hyera!"
Seorang gadis tiba-tiba muncul dari pintu ruang kelas dengan melambai-lambaikan kertas di tangannya. Ia mencari Go Hyera namun Go Hyera yang dimaksud sama sekali tidak mengenalnya. Orang-orang yang ada di sana terdiam. Siaran puisi telah selesai diputar dan hanya tersisa keheningan di sana. Hyera melihat sekitar dan tidak ada yang berdiri menghampiri gadis yang masih berdiri di sana. Saat itu ia menyadari bahwa Go Hyera yang dimaksud adalah dirinya.
"Aku?"
Gadis itu lalu menghampiri Hyera yang masih dipenuhi kebingungan. Ia membawa sesuatu ditangannya lalu meletakkan benda itu di depannya dengan kasar. "Go Hyera! Bagaimana kau akan menjelaskan ini semua?"
Hyera melihat sekelilingnya dengan kebingungan. Kini ia menjadi tontonan banyak orang tanpa tahu apa yang sedang terjadi sebenarnya. Tanpa bicara ia meraih kertas di hadapannya dan melihatnya dengan seksama.
Suasana benar-benar menjadi mencekam sebelum Hyera mengerti apa yang sedang terjadi sesungguhnya. Sebelum sempat mengkonfirmasi apapun pada gadis di hadapannya, Hyera melihat kenyataan yang sungguh sulit ia percaya. Matanya membelalak ketika melihat puisinya tertulis pada kertas itu sama persis seperti yang baru saja ia dengar melalui pengeras suara. Kemudian, ada nama pria yang sangat ia kenal tertulis juga di sana.
"Seo Hyuk tolol, benar-benar!"
Saat itu suasana hati Hyera menjadi pecah. Ia kesal namun merasa sedikit lega melihat masalah yang saat ini sedang dihadapinya. Hyera hampir meremas kertas di tangannya, namun berhenti saat seseorang kembali meneriakkan namanya dari pintu ruang kelas. "Hyera!"
"Hey! Kau pasti bercanda, kan, Seo Hyuk!"
Drama di ruang kelas itu tampaknya benar-benar memanas bagi orang-orang yang sedang berada di sana. Beberapa siswa bahkan sedang bersiap untuk merekam. Seo Hyuk yang baru tiba langsung menghampiri dua gadis yang sedang menjadi pusat perhatian di sana.
"Kau mengenal Hyuk ku?" Gadis yang tadi tampak marah sekarang terlihat semakin marah dan juga... tidak percaya.
"Tentu saja! Kami bahkan makan dan tidur bersama dan sekarang si tolol itu berani mencuri tulisanku? Sungguh keterlaluan!" Hyera menjawab dengan lantang sambil menunjuk-nunjuk ke arah Seo Hyuk yang hanya terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Clockwork
ChickLitGo Hyera kembali ke Seoul setelah sepuluh tahun. Ia kembali untuk beristirahat, berlibur, dan menemui dua sahabatnya semasa muda. Namun setibanya di sana, ia melihat kenyataan yang sulit ia percaya. Hubungan dua orang itu tak lagi baik-baik saja. Me...